PART 27

44 1 0
                                    

* cinta memang membutuhkan banyak pengorbanan, dan itu sudah seharusnya terjadi. karena cinta dan pengorbanan bisa saja di bungkus menjadi satu paket tak terpisahkan - AuthorPov *


*****

Sarah perlahan membuka kedua matanya setelah tiga hari tidak sadarkan dirinya. Dirinya masih berusaha untuk menyesuaikan keadaan di sekelilingnya. Sarah merasakan tangannya di genggam oleh Angellica dan tentunya juga ada Tonny yang duduk di pinggir ranjangnya. Di sisi satunya terlihat Yohan memegangi tangannya dengan sangat hati-hati karena takut terkena jarum infus yang menusuk di sekitar pergelangan tangan Sarah. Jimmy dan Akash juga ada di sana. Sedangkan Bertus tidak terlihat karena dia mengantar Deepa untuk pulang ke penthouse nya, melihat kondisi Deepa yang harus duduk di kursi roda Jimmy tidak mengijinkan untuk Deepa berada lama-lama berada di rumah sakit.

Di ruangan itu sudah ada hampir seluruh keluarga, kecuali Tinna dan kedua adik Sarah. Oma dan opa Sarah yang menerima kabar langsung terbang dari Belanda bersama dengan James dan Lia. Begitu juga dengan Roland, Wanda, Rendy dan Hanny juga sudah ada di sana. Bola mata Sarah masih berkeliling melihat keadaan di ruangan, rasanya tubuhnya sangat nyeri terutama di kepala, tangan, dada, dan kakinya. Rasa sakit yang teramat sangat di rasakan oleh Sarah, pegangan tangannya menguat menggengam tangan Angellica dan Yohan.

" sa.....sakit" Sarah mengucapkannya dengan suara serak yang hampir hilang.

" sabar sayang, kami ada di sini" ucap Angellica.

Tonny segera menyuntikan obat penghilang rasa sakit ke dalam botol infus Sarah.

" tenang nak, kami semua ada di sini." Yohan juga berusaha untuk menenangkan Sarah.

" ha....haus mom..." Sarah mengucapkannya seperti berbisik, lalu dia tertidur karena efek dari obat yang di berikan oleh Tonny.

"kasian cucu oma... tega sekali orang yang melakukannya. Aku tidak dapat memafkan orang yang sudah membuat cucu ku seperti ini." Maria tidak dapat mencegah tangisnya kembali, dia menghampiri Sarah dan duduk di samping ranjang Sarah di sebelah Yohan. Yohan terlihat sedang menengkan Maria.

Herman memperhatikan tangisan istrinya, dia menarik nafas panjang dan mengatakan hal yang sudah sangat di mengerti oleh Rendy. " temukan dia, hidup-hidup. Sudah cukup aku memberikan ampunan kepadanya, dan ini sudah yang ketiga kalinya dia membuat keluarga kita menderita seperti ini. Sekarang sudah tidak ada ampun lagi untuk dia. Berikan dia hidup-hidup ke hadapan ku, aku akan membiarkan kalian untuk menghukumnya bersama-sama. Bawa juga putranya, biar dia mengetahui hal yang sebenarnya." Dengan geram Herman mengatakan hal itu kepada Rendy. Rendy sangat mengenal dengan baik reaksi seperti itu, itu adalah tandanya opa nya sudah sangat marah.

Namun ketika Herman mengatakan tentang putranya itu baik Yohan, Tonny, Jimmy dan James berpandangan penuh arti. Sepertinya Herman belum mengetahui kalau yang di maksud oleh Herman dengan kata-kata putranya itu memiliki hal yang sangat erat dengan Sarah.

"apakah Tinna sudah mengetahui hal ini nak?" tanya Maria kepada Yohan.

" tidak mami, lebih baik Tinna jangan mengetahui hal apapun tentang keadaan Sarah saat ini. Karena itu bisa mempengaruhi kesehatan Tinna." Jawab Yohan

" baiklah, mami mengerti."

Karena hari sudah malam, seperti biasa Tonny menyiapkan kamar untuk mereka beristirahat. Kamar VVIP yang di siapkan oleh asisten Tonny untuk Maria, Herman, Lia, dan James beristirahat. Karena rumah sakit itu adalah milik Tonny, tentu tidak akan sulit untuk Tonny mengubah ruang perawatan menjadi ruangan beristirahat untuk mereka.

SARAH MANUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang