-Sarah Manuella Pov-
Pemberitaan di televisi sudah mulai di penuhi dengan foto-foto ku. Bahkan di koran, dan beberapa majalah juga sudah memuat wajah ku dan daddy. Tapi aku bersikeras menolak semua wawancara yang di tawarkan oleh pihak media. Jujur saja, aku sangat risih dan tidak menyukai dengan hal-hal seperti itu. Aku lebih suka menjadi diriku yang jauh dari pemberitaan media manapun, aku lebih berasa bebas jika jauh dari media.
Hari ini aku duduk di ruang keluarga bersama mom dan dad, menikmati rose tea kesukaan ku.
" wah... ini untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun kamu tidak mau ada di sana. Dan wajah mu sekarang ada di berbagai media sayang" daddy menunjuk ke arah televisi. " akhirnya wajah cantik anak daddy bisa ada di mana-mana."
" huh... aku lebih suka wajah ku tidak ada di manapun dad. Kecuali di bingkai foto keluarga" aku mengeluarkan cengiran khas ku
" loh... kenapa? Itu bagus bukan, karena untuk pertama kalinya hampir seluruh dunia tau bagaimana cantiknya anak kesayangan daddy ini"
" aku berbeda dengan daddy. Itu sebabnya mulai sekarang aku jadi susah dan tidak bebas jika ingin kemanapun yang aku mau. Daddy sama persis dengan kak Ando, narsis..."
Mommy hanya tersenyum melihat kami.
" yasudahlah, biarkan saja. Nanti juga berita ini akan hilang dengan sendirinya."
Aku beranjak meninggalkan daddy dan mommy " aku ke kamar duluan ya dad"
"iya sayang" jawab daddy.
Di kamar aku banyak berfikir tentang banyak hal. Oma dan opa kemarin sudah berangkat ke Belanda untuk bertemu dengan uncle James, sebelum berkeliling Eropa. Begitu juga dengan Kak Roland dan Wanda, mereka berdua sudah ke Indonesia untuk mempersiapkan pernikahan mereka yang waktunya sudah semakin dekat. Kak Ando sedang sibuk dengan berbagai macam pekerjaannya di dunia modelling, kak Rendy sibuk mengurus bisnis yang baru di rintisnya karena pada akhirnya Rendy memutuskan untuk berhenti menjadi pilot karena lebih tertarik menjadi pebisnis. Hanny sedang sibuk juga untuk menyelesaikan kuliahnya, sedangkan Nana karena Wanda sedang ke Indonesia dia menggantikan Wanda untuk mengurus butik milik Wanda yang ada di sini. Bertus beberapa hari tidak datang mengunjungi ku, dia hanya meneleponku untuk memberikan kabar kalau dirinya juga sedang sangat sibuk mengerjakan sesuatu. Rasanya tidak enak sekali harus menjadi pengangguran. Aku duduk di depan komputerku, tapi pikiran ku sedang tidak focus mengerjakan hal apapun. Aku sedang bimbang dengan segala keputusan ku untuk meninggalkan daddy. Aku sudah sempat berbicara dengan mommy mengenai hal ini, dan mommy sudah menjelaskan semuanya dengan ku. Mommy berjanji akan membantu aku mengatasi kemarahan daddy.
Ah... rasanya bosan jika hanya berada di rumah terus sepanjang hari. Aku mengambil ponsel ku dan menghubungi Ruthie.
" hallo.... Ruthie, kau sedang di mana? Apakah kamu sibuk? Aku merindukan mu, aku ke tempat kamu ya... oh... oke, baiklah tunggu aku ya..." aku menutup telepon ku.
"dad........" teriakku dengan pakaian santai lengkap dan tas selempang kecil andalan ku.
" ya sayang..."
" aku bosan berada di rumah terus, aku boleh pergi ke café milik Ruthie?"
"em... boleh, tentu saja boleh. Nanti pulangnya daddy jemput ya sayang"
"oke... terima kasih dad... aku pergi dulu yah..."
Aku mengendarai mobilku sendiri ke café milik Ruthie. Sesampainya aku di sana, aku melihat kalau Ruthie sedang sangat sibuk melayani para pelanggan.
" hai Ruthie.... Aku sangat merindukan kamu" aku memeluk Ruthie dengan sangat kencang
" ahh... Sarah... aku juga sama, sangat merindukan kamu. Tapi kau harus tau, sejak wajahmu ramai menjadi perbincangan di media, café ku selalu ramai dan aku sedang sedikit sibuk hari ini, kamu mau menunggu aku? Nanti jika aku sudah tidak terlalu sibuk kita duduk dan bercerita sambil menikmati menu kopi terbaru aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAH MANUELLA
Romancedia adalah sahabat kecil ku,dia sangat menyukai senja dan udara dingin,aku selalu melindungi nya.tapi aku mencintai nya seperti jiwa ku. Aku selalu bersabar dan mengalah oleh laki-laki yang dia cintai. Sudah hampir 16 tahun aku selalu mengejar hadir...