"Ara sayang ayo bangun" panggil Alexa dari balik pintu kamar Karamel.
Sementara Karamel tidak memberikan respon apapun.
"Ara.. Ra?" panggil Alexa sekali lagi.
Karamel yang baru saja keluar dari kamar mandi baru mendengar teriakan Alexa.
"Maaf ma, tadi Ara baru selesai mandi" jawab Karamel saat mendapati Alexa di balik pintu.
Alexa hanya tersenyum "mama kira kamu belum bangun, yaudah kamu siap-siap dulu baru makan yah"
Karamel hanya mengangguk paham lalu bersiap.
***
Kali ini Karamel sudah berjalan di koridor sekolah.Saat sampai di kelas sudah terlihat sahabat-sahabatnya asik bercerita.
"Pagi Kara" sambut Ataya dengan semangat.
"Pagi juga ayam" ejek Karamel.
Ataya hanya memanyunkan bibirnya sementara Kinara tertawa.
Karamel melihat Defan yang lagi duduk di meja pojok kelas sambil bercerita dengan teman-temannya.
Karamel senang Defan tidak bolos hari ini. Karna, jika Defan buat masalah lagi pasti Pak Rudi selaku wali kelas mereka akan menceramahi Karamel sebagai ketua kelas.
"Kasian yah keluarga yang miskin tiba-tiba masuk ke keluarga orang kaya tapi, gak tau diri! hahaha" ucap Yuda dengan lantang.
Karamel hanya mengerutkan keningnya bingung siapa yang Yuda singgung.
"Woi anjing, kalau berani sini lo di depan gue ngomongnya" bentak Defan dengan tiba-tiba turun dari meja dan mendekat ke kerumunan Yuda.
Karamel sudah mencium bau perkelahian.
Yuda yang tersenyum puas karna sudah berhasil memancing amarah Defan.
"Kenapa?hah?" kata Yuda yang tak mau kalah lalu mendekat ke arah Defan.
Bug..
Satu tinjuan melayang ke pipi Yuda.
Yuda hanya tersenyum miring sambil memegang sudut bibirnya.
"Gue suka respon lo" kata Yuda lalu balik meninju Defan sampai Defan terjatuh.
Teman-teman Yuda memegang Defan sementara Yuda sudah bersiap memukul Defan. Namun, Defan yang sudah frustasi melepas genggaman kedua teman Yuda dan memukul mereka.
Dalam hal perkelahian Defan memang sudah sangat biasa.
Karamel yang tidak tahan melihat semua ini langsung keluar kelas, berniat untuk melaporkan ini kepada pak Rudi.
"Defan! Yuda!" teriak pak Rudi yang kini berada di depan pintu kelas.
Di belakang pak Rudi ada Karamel yang terlihat sangat gugup.
Pak Rudi berjalan ke arah Defan dan Yuda. "Kalian ikut bapak ke ruang guru, sekarang!"
Sebelum pergi Defan mengatakan kepada Yuda "urusan kita belum selesai anjing" lalu berlalu lebih dulu dari Yuda.
Sementara Yuda hanya tersenyum sinis menatap Defan. Lalu, pergi.
Karamel kini sudah bisa bernapas legah.
Karamel terus memijit pelipisnya dan duduk di bangkunya.
"Kamu yang laporin mereka ke pak Rudi?" tanya Kinara.
Karamel hanya mengangguk.
"Padahal tadi tuh udah seru tau Ra" kata Ataya.
Karamel menatap Ataya tajam "seru apanya? Kalau mereka saling bunuh gimana?ihh sumpah yah"
Kali ini Karamel sangat frustasi.
Bel istirahat pun tiba. Namun, Karamel tidak ikut dengan kedua temannya ke kantin.
Karamel ingin ke perpustakaan untuk pinjam buku yang di suruh oleh guru matematika. Kalau Ataya dan Kinara bisa beli bukunya, Karamel hanya bisa meminjam saja.
Saat berjalan menuju perpustakaan, Karamel melihat Defan di jemput dengan mobil mewah.
Karamel memicingkan matanya ketika melihat wanita yang itu hari menerima pesanan bunga darinya.
Defan dengan wanita itu sepertinya lagi berdebat sebelum akhirnya mereka masuk ke mobil.
"Defan pasti di suruh pulang sama pak Rudi" batin Karamel.
Lalu, Karamel menuju ke perpustakaan.
***
Hari ini Karamel langsung pulang ke rumah karna Alexa meminta Karamel untuk di rumah saja dan tidak ikut membantunya di toko.Karamel kini sedang duduk santai di depan tv sambil memakan beberapa makanan ringan.
"Bosan juga di rumah" Karamel bermonolog.
Karamel berpikir akan main ke toko roti milik ayahnya. Setelah meminta izin kepada Alexa akhirnya Karamel berangkat ke toko ayahnya.
Sekarang Karamel lagi menunggu bis di halte. Karamel tidak memakai sepeda karna toko roti ayahnya lumayan jauh.
Saat bis berhenti Karamel dengan sigap naik.
Hanya butuh waktu 15 menit akhirnya Karamel sampai ke tempat tujuan.
"Papa" teriak Karamel bersemangat saat masuk ke toko roti sambil memeluk Andri.
"Eh tumben anak papa main ke sini" jawab Andri sambil mengelus rambut putri semata wayangnya.
Karamel hanya tersenyum.
"Hai my princess" sapa seseorang yang baru saja keluar dari dapur toko.
"Azka?" balas Karamel saat melihat sahabat kecilnya sekaligus salah satu karyawan di toko Andri.
"Ya sudah kalian ngobrol aja, papa mau kembali kerja dulu yah" kata Andri lalu kembali bekerja.
Azka melepas celemek nya dan ikut duduk di samping Karamel.
"Kamu sombong yah, mentang-mentang sudah lulus sekolah huh" cibir Karamel.
Azka terkekeh "hahaha bukan sombong, kan aku sibuk kuliah"
Karamel hanya tertawa pelan.
Azka memang setahun lebih tua dari Karamel, bisa di bilang Karamel sudah menganggap Azka sebagai kakak sendiri.
"Oh iya kapan-kapan hangout bareng yuk" ajak Karamel. Tapi, sebenarnya itu hanya tipuan karna, dia sangat rindu main bersama dengan sahabatnya yang satu ini.
Selain sibuk kuliah Azka juga sibuk menjadi karyawannya Andri.
"Nanti, kalau ada waktu yah" jawabnya.
"Kalau gitu kamu sering-sering kali main ke rumah, udah jarang banget nyamperin aku" jeda "kalau bukan aku yang main kesini, mana bisa aku ketemu sama kamu" Celoteh Karamel.
Karamel memang sangat cerewet kalau sudah ketemu dengan Azka.
"Yah kan aku sibuk kuliah, nanti kalau ada libur baru deh aku main" katanya sambil mengelus rambut Karamel.
Karamel hanya tersenyum simpul.
***
Semoga tidak membosankanMakasih dan Maaf😘
Jangan lupa vote+komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did My Heart Love?
Teen FictionKamu hanya perlu sedikit memahami apa itu definisi cinta maka, kamu tidak akan pernah merasakan yang namanya "Patah Hati" Karna, kebanyakan manusia hanya bisa merasakan cinta namun, tidak bisa memahami👌🏻