Bagian 52

53 2 1
                                    

Akan lebih baik jika tidak berjuang, dibanding pura-pura berjuang!

-Did My Heart Love?-
Setelah mengatakan hal itu pada Defan, kini Kara menutup rapat-rapat pintu rumahnya

Apa kalian tau? Dibalik pintu itu, Kara sedang menangis

Punggungnya bergetar karna, tangisan yang tak bersuara

"Aku pernah berfikir tentang hidupku tanpa ada dirimu.. dapatkah lebih indah dari yang kujalani sampai kini.. aku selalu bermimpi tentang indah haru tua bersama mu, tetap cantik rambut panjang mu meskipun nanti tak hitam lagi.."

Mengingat nyanyian yang pernah Defan bawakan untuk dirinya, Kara semakin rapuh

"Untuk apa marah? Toh Azka cuman sahabat kamu, kamu sedih kayak ginikan cuman merasa kehilangan sosok kakak dari Azka jeda "nah kalau aku kan pacar kamu, kamu akan merasa kehilangan your heart kalau aku jauh, iyakan?"

"Aku rasa, aku sudah merasakannya Def" jeda "bahkan dari sebelum kamu mengatakan hal itu, hanya saja aku terlalu gengsi untuk mencintai kamu" batin Kara semakin rapuh

Tiba-tiba cahaya menembus jendela rumah Kara dan itu berhasil mengambil perhatian Kara

Kara melihat keluar rumah, rupanya cahaya tadi adalah kilat dan seperti akan turun hujan yang cukup deras

Lalu, mata Kara mendapati Defan yang masih berdiri dengan kukuhnya dihalaman rumah

Kara menghela napas pelan seraya menghapus air matanya

Tikk...tikk

Rintikan air yang turun kini berubah menjadi berderu sangat keras hingga membuat suara khas hujan semakin terdengar

Dan Defan tak juga pergi dari sini, itu membuat Kara semakin risih

Detik selanjutnya, Kara keluar sembari membawa payung dan menghampiri Defan

Dalam hal ini, Kara memang paling tidak tega

"Sana pulang" tukas Kara sambil menatap Defan yang juga menatapnya

Bukannya menjawab Defan malah menarik Kara dalam dekapannya

Amat sangat erat
Kara rasa ini adalah pelukan tererat Defan sepanjang mereka berpacaran, detak jantung Defan juga tidak stabil

Kara mendorong Defan agar berjarak dengannya

"Aku mohon jangan marah" ucap Defan dengan tatapan sendu

Bulir air mata yang ada dipelupuk mata Kara kini berjatuhan lalu, tersenyum miris

"Soal yang di rumah sakit, biar aku jelaskan" sambung Defan

Sesak

Itu yang Kara rasakan saat ini

"Sebaiknya tidak usah" jawab Kara kemudian, mengalihkan pegangan payung itu pada Defan agar, Defan yang memakainya

Baru saja Kara ingin menerobos hujan, harus terhenti karna, genggaman Defan

"Ikut aku, sebentar saja" kata Defan

"Kemana?" Tanya Kara penasaran

"Ke rumah sakit" jawab Defan

Kara tersenyum pahit "ketemu sama perempuan itu?"

"Iya"

"Baiklah, aku juga penasaran dan segera ingin menanyakan bagaimana rasanya dicium oleh pria yang sudah memiliki kekasih" timpal Kara seraya menuju mobil Defan tanpa menggunakan payung

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang