Bagian 53

46 3 0
                                    

Biasanya pelangi akan muncul setelah hujan tapi, kali ini dia sedang malu untuk menampakkan keindahannya

Udara selepas hujan memang selalu membawa kerinduan di tiap hembusannya namun, itu tidak dirasakan lagi oleh perempuan yang kini tengah berjalan tak berarah

Dia hanya mengikuti kemana hatinya ingin pergi
Air matanya masih bertengker dikedua pipinya, entah siapa yang akan menepisnya

"Kali ini Luna yang datang dalam kehidupan kami, dan itu akan berlangsung selamanya" batin Kara sesak

Tanpa Kara sadari kalau saja dirinya sekarang sudah ada dirumah

Masih dengan perasaan yang sama, Kara duduk diatas balkon seraya memeluk dirinya sendiri

"Uhuk..uhukk..hikss" suara isak tangis Kara

"Kenapa Tuhan? Kenapa? Kenapa semua orang yang pernah datang ke hidup aku dan memberikan rasa sayang itu, semuanya pergi begitu saja? Kinara, mama, papa, Azka, Semuanya pergi! Dan aku pikir setelah Defan kembali, aku merasa aku sudah punya tujuan lagi. Tapi, kenapa Defan harus pergi lagi? Tuhan aku benar-benar sendiri sekarang, apa itu yang namanya adil? Gak! Rasanya semua begitu menyakitkan untuk aku, bagaimana bisa? Dan apa yang aku harus lakukan Tuhan?
Apa aku harus tetap melajutkan hidup? Tidak! Itu sangat berat untuk aku, tanpa ada orang yang aku sayang lagi! Hikss..hikss" batin Kara menjerit

Sakit! Sangat menyakitkan

Begitu banyak air mata yang menghiasi pipi Kara
Matanya mulai bengkak dan hidungnya juga tampak merah

Drtt..drrttt

Tiba-tiba ponsel Kara berdering dan dengan segera Kara mengangkatnya

"Iya Halo?" Jawab Kara begitu parau

"Dokter, ini saya Siska"

"Oh Siska, kenapa?"

"Dokter gak lupakan soal pasien VIP yang dari Singapura?"

Seketika Kara menggigit bibir bawahnya dan tampaknya Kara baru mengingat satu hal penting

"Aduh, aku sempat lupa Sis" jeda "dan untungnya kamu kasih ingat"

Terdengar suara tarikan napas dari seberang telpon

"Kalau begitu, kalau dokter lagi gak sibuk, dokter bisa ambil berkas-berkas pasiennya" jeda "karna pak Amri sudah memesankan tiket untuk dokter berangkat nanti" tukas Siska

"Iya, kalau boleh tau kapan yah saya berangkat?" Tanya Kara pasalnya Kara sudah lupa

"Loh? Dokter gak tau yah?" Jeda "oh besok katanya dokter berangkat"

Seketika Kara membulatkan matanya "besok yah?" Jeda "astaga! Kalau gitu aku mau siap-siap dulu Sis, dahh!" Ucap Kara lalu, menutup telponnya

Denga sigap Kara menghapus sisa air matanya lalu, bersiap untuk kerumah sakit

17:19

Kota Jakarta memang sudah terkenal dengan kemacetannya dan itu yang Kara alami sore ini

Sudah hampir 15 menit Kara terjebak kemacetan dan itu membuat dirinya semakin suntuk

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang