Hanya keheningan yang mengisi ruangan ini, suara pulpen yang berdecit akibat tangan semangat yang menulis dan bergutat dengan soal.
"Hufft nih sudah selesai" ucapnya seraya memberikan bukunya kepada sosok perempuan yang tak henti-hentinya meringis.
Perempuan itu menoleh "sini aku liat" kini buku itu sudah ada di tangannya, dengan teliti Kara memeriksanya mulai nomor 1-5 sesekali mengangguk kecil.
"Ok semua benar" tukasnya lalu memberikan kembali buku itu kepada pemilik.
"Wahh berarti sudah selesai kan? Gue boleh pulangkan?" tanya Defan.
"Hmm" jawab Kara.
Defan mengemas alat tulisnya lalu memakai tas punggungnya dan berjalan keluar toko. Kara juga ikut mengekor.
Tiba-tiba langkah Defan terhenti dan membuat kepala Kara kepentok dengan punggung tinggi Defan.
"Aduh" keluh Kara sambil mengusap jidatnya.
Defan acuh dengan keluhan Kara.
Kara menatapnya sinis.
"Nih, buat tangan lo" ucapnya sambil memberikan handsaplas untuk Kara.
Tangan Kara memang sedikit lecet akibat gesekan kulitnya dengan batu-batu kecil saat jatuh tadi.
Mendadak rasa kesal Kara terusir karna sikap manis Defan kepada dirinya.
Kara menerimanya sambil menunduduk malu tak lupa dirinya juga tersenyum "makasih, ternyata kamu perhatian juga"
Defan menautkan kedua alisnya "eh jangan Geer dulu, tuh plaster juga gue ambil dari meja toko lo"
Deg
Sekarang Kara yakin sebentar lagi dirinya akan meledak, mukanya memerah.
"Oh yaudah gak papa juga, makasih yah" ucap Kara berusaha terlihat santai walau sebenarnya sekarang dirinya malu sendiri.
"Hahaha dasar cewek baper" ejeknya sambil mengacak rambut Kara.
Kara mengerucutkan bibirnya.
"Gue balik yah, makasih" kata itu yang Defan ucapkan sebelum keluar toko.
Kara hanya mengangguk santai lalu, menatap Defan sampai sudah tidak terlihat lagi di depan toko.
Kara tersenyum simpul mengingat kejadian memalukan tadi, seharusnya dia tidak merasa baper karna Defan akan mengejeknya.
***
Sudah pukul 20:08Kara membereskan setiap sudut toko lalu bergegas untuk pulang dan tak lupa juga Kara mengunci pintu kaca tokonya.
Badan Kara terasa sakit semua mengingat tadi dirinya harus mengantar orderan, merangkai bunga, mempupuk bunga, serta tugas tambahan yaitu harus mengajari Defan.
Saat Kara ingin menggayuh pedal sepedanya. Tiba-tiba Bipp!
Mata yang sayup mulai membelalak saat melihat sosok pria yang bermotor besar berhenti tepat di hadapan Kara.
"Defan?" batin Kara.
"Kenapa? Ada yang kamu lupa?" tanya Kara.
Defan tidak merespon dia hanya mendekati Kara yang berada di atas sepedanya.
Kini jaraknya hanya 5cm.
"Iya gue lupa sama jas hujan yang lo pakai waktu itu" ucapnya sedikit berbisik, membuat Kara merasa takut.
Kemudian, Kara memutar bola matanya. "Jas hujan kamu ada di rumah bukan di toko" jeda "besok deh aku kembaliin"
Setelah mengatakan itu kara mulai menggayuh pedal sepedanya. Namun, terhenti karna tangan kekar milik Defan.
"Yaudah sekarang lo naik ke motor gue , tunjukin dimana rumah lo, karna gue butuh jas hujan itu s-e-k-a-r-a-n-g juga!" ketusnya.
"Yaudah kamu ikutin aku aja, apa susahnya sih?" timpal Kara tidak mau kalah.
"Udah gak usah ngeyel, buruan naik" timpal Defan.
Kara menggeleng.
Detik selanjutnya Defan menarik pergelangan tangan Kara, ini sudah lebih ke "pemaksaan".
"Duhh duhh.. Ihh yaudah aku naik!" ketus Kara. Kara tidak suka jika harus berdebat dengan spesies seperti Defan ini.
Defan tersenyum penuh kemenangan.
Dan Kara selalu menyukai senyuman Defan."Eh tapi, sepeda aku gimana?" pertanyaan itu tiba-tiba terlintas di pikiran Kara saat melihat sepedanya.
"Udah gampang besok pagi gue pastiin sepeda lo sudah ada di depan rumah lo" jawab Defan kemudian melajukan motornya dengan kecepatan standar.
Angin yang berhembus menelusup di tubuh Kara, membuat matanya jadi sayup-sayup, ini juga efek Kara terlalu lelah seharian berada di toko milik Alexa.
Kini keseimbangan Kara sudah tidak bisa di kontrol lagi dan dengan refleks menautkan tangannya ke pinggang Defan , sedetik kemudian matanya mulai tertutup secara perlahan sambil bersender ke punggung Defan.
Ada kehangatan yang Kara rasakan saat ini.
Defan melirik Kara melalui spion motornya, nampak sosok perempuan yang kini tertidur amat sangat tenang, Defan tersenyum melihat tangan Kara yang bergantung di pinggangnya.
Setelah menghabiskan waktu 15 menit di perjalanan akhirnya mereka sampai.
Defan berhenti di alamat yang Kara katakan tadi sebelum akhirnya perempuan itu benar-benar tertidur.
Defan menoleh ke belakang, ada rasa tak tega untuk membangunkan tidur Kara yang sangat pulas, ada rasa lelah yang Dapat Defan liat di raut wajah Kara.
"Ra Kara sudah sampai" Defan sedikit berbisik.
Kara perlahan membuka matanya saat indra pendengaran menangkap suara.
Kara mengusap kedua matanya hingga kesadarannya benar-benar stabil.
Defan tersenyum melihat wajah Kara sangat polos.
"Apa liat-liat" gumam Kara sembari turun dari motor.
Defan terkekeh.
Kara berjalan gontai masuk ke dalam rumahnya dan kemudian keluar kembali tapi kali ini Kara menenteng jas hujan berwarna biru.
"Nih makasih yah" kata Kara seraya memberikan jas hujan kepada pemilik.
"Ok sama-sama" jawabnya dan kini jas hujan itu sudah ada di tangannya.
"Ya sudah aku masuk yah, aku capek pengen tidur" jeda "kamu hati-hati di jalan dah" kata Kara lalu berjalan masuk ke rumah.
"Kara?" panggil Defan.
Langkah Kara terhenti lalu berbalik ke sumber suara "apa?"
"Have a nice dream yah" kata Defan sambil nyengir.
Tidak di sangka Kara tertawa kecil mendengar kalimat itu dari mulut DEFANO WINATA.
Yang Kara pikir Defan adalah badboy yang tidak punya perasaan dan selalu mau menang sendiri tapi, ternyata ada sisi baik seorang Defan yang tersembunyi.
"Kalian tau? Defan hanya membuat alasan yang masuk akal untuk mengantar Kara pulang. Sebab, Defan selalu mengawasi Kara diam-diam."
"Setiap orang punya cara sendiri untuk mengutarakan perhatiannya kepada orang yang dia sayang"
***
Makasih dan Maaf😘Jangan lupa Vote+Komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Did My Heart Love?
Novela JuvenilKamu hanya perlu sedikit memahami apa itu definisi cinta maka, kamu tidak akan pernah merasakan yang namanya "Patah Hati" Karna, kebanyakan manusia hanya bisa merasakan cinta namun, tidak bisa memahami👌🏻