Bagian 18

70 3 0
                                    

"Detakan yang berbeda"

-Did My Heart Love?-

Kara tengah sibuk merangkai bunga bersama Alexa dan juga bu Titin.
Sepulang sekolah Kara di suruh Alexa untuk membantunya di toko karena, orderan bunga untuk nikahan.

Tiba-tiba pintu toko terbuka.
Menandakan kalau ada seseorang yang masuk. Dan benar di ambang pintu terlihat seorang laki-laki berdiri sambil memegang kantongan putih.

Mata Kara tertuju kepada laki-laki yang kini tersenyum manis padanya.

"Azka?" dengan nada gembira Kara menyebut nama itu.

"Hai my princess" jawab Azka sambil seraya menghampiri Kara.

Alexa yang menyadari kedatangan Azka, menoleh ke arahnya.

"Eh nak Azka" sapa Alexa.

"Halo Tante" kata Azka seperti biasa dirinya menyalami Alexa.

Detik selanjutnya Kara mengajak Azka untuk duduk.

"Tumben kesini, emang di toko gak ada kerjaan?" Kara akan selalu menanyakan ini kepada Azka jika Azka tidak libur kuliah atau bekerja karena, hanya hari itulah biasanya Azka menemui Kara.

Azka menghela napas pelan "aku kesini mau bawa barang yang sudah lama banget kamu mau" jawab Azka sambil menyodorkan kantong putih yang ia pegang.

Kara menautkan kedua alisnya kemudian, kantongan itu sudah ada di tangan Kara.

"Ini apaan?" ucap Kara seraya membuka kotak kecil berwarna ungu.

Seketika raut wajah Kara berubah menjadi berseri-seri, seperti barang yang di hadapannya ini adalah sebatang emas.

"Azka, makasih banget" pekik Kara sambil memeluk erat Azka

Azka terkekeh di dalam pelukan sahabatnya ini.

Kara melepas pelukannya dan mengatur napasnya kembali kemudian berkata "darimana kamu tau kalau aku pengen banget punya kotak musik?"

Azka menaikkan sebelah alisnya seolah menyombongkan diri bahwa apa saja ia ketahui jika menyangkut tentang Karamel.

"Aku tau dari ini" jawab Azka sambil mengangkat kertas kecil yang dia ambil dari sakunya.

Spontan Kara menutup mulutnya dengan kedua tangannya lalu, tertawa pelan "ih dasar yah, padahal kertas itu udah aku buang huh" jeda "tapi, btw makasih banget yah, kamu tuh emang sahabat aku yang paling paling pengertian, jadi makin sayang" seperti itulah pujian yang keluar dari mulut Kara untuk Azka.

"Hahaha wah kalau udah makin sayang bisa kali yah rasa sayang itu jadi rasa cinta?" kata-kata itu membuat Kara menjadi kikuk seketika.

"Ih hahaha apaan sih, anak SMA gak boleh cinta-cintaan dulu" jawab Kara berusaha terlihat biasa saja.

"Dih becanda kali hahaha" ejek Azka.

Kara hanya tertawa pelan sembari terus menatap ke arah kotak musik yang barusan Azka kasih.

"Kalau gitu aku balik kerja lagi yah, kasian ayah kamu di toko, lagi banyak orderan" pamit Azka kepada Kara

"Hm yaudah deh, kamu hati-hati yah" sebenarnya Kara mau berlama-lama dengan Azka tapi, mau bagaimana lagi Azka harus kembali bekerja.

Kemudian, Kara mengantar Azka sampai depan toko.

"Salam sama mama kamu yah, dah" ucap Azka sambil menyentil hidung Kara lalu, menaiki motor gedenya.

Kara membalasnya dengan senyuman sambil melambaikan tangannya, sampai motor Azka benar-benar sudah tidak terlihat lagi.

Saat Kara ingin melangkahkan kakinya untuk masuk, tiba-tiba harus terhenti saat suara deru motor berhenti di depan toko.
Kara berbalik dan mendapati Defan yang sedang tersenyum usil.

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang