Bagian 19

68 3 0
                                    

=Roftoop sekolah=

"Jadi gimana?" tanya seorang laki-laki yang berdiri dan terus menatap perempuan yang ada di hadapannya.

Perempuan itu hanya bisa terdiam sambil meremas jemarinya

karena, tidak berani untuk menatap mata laki-laki itu dirinya hanya bisa tunduk.

"Di jawab dong" laki-laki itu kembali bersuara

Perempuan itu merasa saat ini jantung sudah ingin copot. Ok ini kelihatan lebay tapi, itulah kenyataannya.

Perempuan itu berusaha menstabilkan detak jantungnya seraya menghela napas pelan.

"Aku tidak bisa, maaf" akhirnya perempuan itu menjawab

"Kenapa?"

"Yah menurut aku kalau gak ada rasa cinta, itu bukan hubungan namanya" jeda "dan aku juga yakin kemarin kamu hanya merasa kesepian dan butuh seseorang kan? Makanya kamu ngomong gak jelas" jelas perempuan itu

Laki-laki itu memegang bahu perempuan itu dengan kedua tangannya.

"Kalau semua orang melakukan PDKT untuk mendapat status pacaran, aku gak perlu jalanin itu Ra" jeda "yang aku tau, aku jatuh cinta sama kamu. Itu sudah lebih dari cukup untuk mengungkapkan semua rasa aku ke kamu"

Kata-kata itu membuat perempuan itu mengangkat wajahnya dan menatap mata laki-laki itu dan bertanya "kenapa kamu bisa jatuh cinta dalam waktu sesingkat ini? Hanya karna aku ngajarin kamu, kamu bisa cinta sama aku? Gak mungkin kan"

"Tapi, itulah kenyataannya Ra" jeda "aku sudah berusaha nutupin semua rasa aku ke kamu tapi, gak bisa" tukas Defan

"Yah, aku gak cinta sama kamu maaf def" kata-kata berhasil membuat Defan tertegun dan menelan ludahnya sendiri.

"Bodo amat tentang kamu cinta atau tidak sama aku, yang jelas aku cinta sama kamu Karamel Alexandria" tegas Defan kepada Kara "maaf kalau kesannya aku maksa banget" sambungnya.

Kara menggigit bibir atasnya sembari terus berpikir apa yang harus ia katakan lagi.

Hening.
Kemudian Defan angkat suara memecah keheningan "ya sudahlah Ra kalau memang kamu gak mau, aku juga gak maksa kok" ucap Defan begitu pasrah lalu, berjalan melewati Kara.

Kara memejamkan matanya sejenak lalu, mengatakan "Def aku mau jadi pacar kamu" teriak Kara.

Seketika langkah kaki Defan terhenti lalu, balik menghampiri Kara.

"Hei cewek baper, aku tidak mau di kasihani jadi, jangan bohongi diri kamu sendiri yah"

"Def apa salahnya aku menjalani saja dulu? Menurut aku cinta itu bisa datang di tengah perjalanan, sama halnya seperti orang Mualaf yang tidak tau tentang islam dan bahkan tidak mencintai islam namun, saat dirinya masuk islam dan menjalaninya dengan niat yang baik barulah cinta itu muncul, iyakan?" jelas Kara kepada Defan.

Defan yang mendengar itu lalu, tersenyum simpul

"Jadi aku diterima nih?" Defan berusaha meyakinkan dirinya lagi.

Kara mengangguk kikuk.

"Wuhhhhhhh, yes!!" teriak Degan begitu kencang saking kencangnya suara deru angin sudah hampir tidak kedengaran.

"Lebay" ejek Kara sambil berjalan meninggalkan Defan yang masih kegirangan.

Saat Kara berada di ambang pintu rooftop Defan kembali berteriak "I LOVE YOU KARAMEL ALEXANDRIA"

Kara tersenyum geli sambil berbisik pada dirinya sendiri "love you more Defano Winata"

-Did My Heart Love?-

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang