Bagian 41

33 3 0
                                    

Cahaya matahari terus menerangi ruangan yang serba putih ini namun, tidak mengganggu tidur perempuan yang sedang terlelap

Pria yang berada disampingnya masih setia menunggunya bangun

Seketika, sayup-sayup mata wanita itu terbuka dan tersenyum manis pada pria yang berada disampingnya

"Morning my princess" ujar pria itu

"Morning too prajurit" ejek wanita itu dan tertawa

"Dasar yah haha" pria itu mengacak rambut Wanita itu

"Azka ini udah jam berapa yah?" Tanya wanita itu

Azka melirik jam tangannya "jam 6, kenapa emang?"

"Hm" gumam wanita itu

"Kara?" Panggil Azka

"Kenapa?" Jawab Kara

"Love you" ucap Azka

"Ih apa sih, masih pagi-pagi nih" gerutu Kara sedikit merasa malu

"Jawab dong"

"Love you more def" ucap Kara tak sadar

"Def? Defan maksud kamu? Hei ini Azka" protes Azka

Kara terlonjak kaget saat menyadari perkataannya

"Yah sorry aku kan baru bangun jadi, yah masih setengah sadar lah hehe" canda Kara

"Bisa aja ngelesnya"

"Ohiya Ka, aku mau tanya kamu sesuatu" ujar Kara

"Apa?"

"Aku dapat beasiswa ke Jerman, kira-kira aku ambil tidak yah?" Kata Kara meminta pendapat

"Wahh itukan impian kamu dari dulu, ambil aja kali" saran Azka pada Kara

Harusnya memang benar ini impian Kara tanpa bepikir panjang harusnya Kara mengiyakan saja beasiswa ini bukan malah ragu

Kara menghela napas "tapi, rasanya kok berat yah?"

"Berat kenapa?" Tanya Azka

"Mama sama papa kan udah gak ada, untuk apa semua ini aku lakukan?"

"Eh kamu tidak boleh bicara seperti itu, lakukan untuk dirimu sendiri dan aku juga yakin tante Alexa sama om Andri disana juga akan bahagia"

"Iyaiya bawel banget sih" canda Kara

Detik selanjutnya, pintu kamar penginapan Kara terbuka dan dibalik pintu terlihat Tamara yang sedang tersenyum

"Tamara!" Seru Kara "ayo sini" ajak Kara

Dengan senang hati Tamara menghampiri Azka dan Kara sambil memegang buah-buahan untuk Kara dan menaruhnya diatas nakas

"Maaf setelah makan siang kemarin aku langsung pulang Ra" Ucap Tamara

"Kamu mah dari kemarin minta maaf terus haha" kata Kara sambil tertawa pelan

Sedang Tamara terlihat kikuk

"Ohiya Tam ini Azka dan Azka ini Tamara" Kara memperkenalkan mereka

"Hai Tamara" ucap Tamara sembari menjulurkan tangannya

"Azka" balas Azka dan dengan senang hati menerima uluran tangan Tamara

"Sttt Ka, tempat duduknya buat cewek kali" tegur Kara seraya memberikan isyarat mata

"Ohiya hehe silahkan duduk" Azka beranjak dari duduknya sambil tersenyum

"Makasih" ucap Tamara

"My princess, aku keluar bentar yah" izin Azka

"Ok jangan lama-lama yah" kata Kara

Azka hanya mengacungkan jempolnya lalu, pergi keluar

"Kamu sekarang keadaannya bagaimana?" Tanya Tamara

Kara menoleh ke Tamara "seperti yang kamu lihat saat ini, aku baik-baik aja Tam" jawab Kara

Tamara tersenyum hambar lalu, menggenggam tangan Kara

"Ra? Aku mau tanya sesuatu boleh gak?"

"Tentu, kenapa tidak?"

"Aku mau kamu jujur sama aku" jeda "apa kamu mengenal Defan?"

Deg

"Iya aku kenal sama Defan" jawab Kara sedikit kaku

"Defan itu siapanya kamu?" Tanya Tamara lagi

"Sebelum aku menjawabnya, aku mau tau kamu kenal Defan darimana?" Tanya Kara yang penasaran sejak tadi

Tamara menghela napas berat "aku cewek yang akan di jodohkan sama Defan" jawabnya

Kara terkejut saat mendengar hal itu namun, Kara berusaha terlihat baik-baik saja

"Lalu? Kamu tau aku dari dia juga?" Tanya Kara

"Tidak Ra, pertemuan kita tidak ada hubungannya dengan Defan" jawab Tamara

Tangan yang di genggam Tamara tadi seketika, ditepis pelan oleh Kara
Bukan karna, Tamara ini jodohnya Defan melainkan rasa sakit yang berusaha Kara sembuhkan kini kembali lagi begitu harus mendengar tentang Defan lagi

"Kara, Defan sangat mencintai kamu" ucap Tamara meyakinkan

"Kamu tau darimana? Bahkan kamu baru saja datang ke indonesia"

"Defan sudah cerita semuanya tentang kamu"

"Ohya? Apa dia juga cerita tentang bagaimana dia menyakiti sahabat aku?" Tanya Kara menahan air matanya

"Itu semua salah paham Ra" ujar Tamara

"Cukup Tam" tegas Kara

Tamara kembali meraih tangan Kara dan menggenggamnya

"Kamu tau? Sampai sekarangpun aku mencintai Defan Ra tapi, begitu aku tau kalau Defan hanya mencintai wanita bernama Karamel itu hati aku merasa hancur dan mungkin Tuhan sengaja mempertemukan kita supaya aku bisa lihat apa yang Defan lihat pada diri kamu" jeda "akhirnya aku sadar mengapa Defan begitu mencintai kamu" jelas Tamara dengan Air mata yang jatuh bertubi-tubi

"Kalau dia mencintai aku dia tidak mungkin membodohi aku dengan menjadikan aku yang kedua setelah sahabat aku" jeda "apa itu yang namanya cinta Tamara!" Bentak Kara

"Itu karna kamu tidak tau kalau Defan sama Kinara sahabat kamu itu sudah putus satu bulan sebelum Defan akhirnya menjadikan kamu satu-satunya Kara!" Tegas Tamara dengan nada tinggi

Mendengar hal itu Kara mematung dan tidak bisa berkata-kata lagi hanya ada air mata saja di pipinya

"Defan mencintai kamu dan hanya kamu satu-satunya perempuan yang ada di hati dia tapi, apa kamu tidak pernah mau mendengarkan dia" jeda "kamu malah menyakiti dia dengan cara kamu menyuruh dia menjauh dari kamu?" Ujar Tamara

Kara menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terus menangis

Menyesal? Mungkin itu yang Kara rasakan sekarang

Tamara menarik Kara dalam dekapannya "jika aku ada diposisi kamu saat itu, aku juga akan melakukan hal yang sama denganmu" jeda "jadi, jangan menyalahkan dirimu dan pergilah temui Defan untuk minta maaf"

"Dia pasti benci banget sama aku Tam" jeda "aku malu jika harus menemuinya"

Tamara melepaskan pelukannya dan menatap Kara

"Aku mengenal Defan cukup lama Ra, dia tidak seperi yang ada dipikiran kamu saat ini"

"Lalu? Bagaimana dengan dirimu?" Lirih Kara saat melihat kesedihan di mata Tamara

"Aku? Haha kamu tidak usah pikirkan itu Kara" jawab Tamara sembari tertawa hambar

"Jangan pura-pura bahagia Tamara" ujar Kara

"Kata orang cinta itu ketika kita bisa melihat orang yang kita cintai bisa bahagia walau bahagianya bukan bersama kita Kara" jeda "kamu wanita yang baik untuk Defan" jelas Tamara menguatkan dirinya sendiri

Kara semakin menangis mendengar Tamara bicara seperti itu
**
Jangan lupa vote+komen yah💕

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang