Bagian 44

42 2 0
                                    

22:15
Sudah hampir larut malam Kara baru pulang dari sejak sore tadi
Sedang di depan pintu rumahnya sudah ada Azka dengan setia menunggunya

Sementara, Kara acuh saja dengan Azka dan terus berjalan masuk ke dalam rumah

"My princess hei?" Panggil Azka lalu mengekor masuk kedalam

Kara duduk dikursi rias yang ada di kamarnya dan Azka menghampiri Kara

"Kamu darimana?" Tanya Azka khawatir

Bukannya menjawab Kara malah memeluk Azka dengan sangat erat kemudian, menangis sejadi-jadinya

Azka hanya bisa membalas pelukannya dan mengelus rambut panjang Kara

"Apa ini tentang Defan lagi?" Tanya Azka

Kara mengangguk di dalam pelukan Azka

Azka melepas pelukan Kara dan menatapnya dengan tulus

"Kamu kenapa lagi sama dia?" Tanya Azka lagi

Kara menepis air matanya kemudian menjawab pertanyaan Azka "Aku melihat Tamara dan Defan berpelukan tadi"

Bukannya terkejut Azka malah kelihatan bingung

"Tamara siapanya Defan? Kenapa mereka bisa berpelukan?" Tanya Azka penasaran

"Dia tunangannya Defan" jawab Kara

"Tunangan? Tapi, Tamara orang yang baik" ucap Azka

"Aku tidak bilang dia jahat Azka, cuman hati aku sakit aja pas liat mereka berpelukan" keluh Kara tentang perasaannya

"Lalu? Apa salahnya kalau mereka berpelukan? Toh siapa suruh kamu kerumahnya Defan?"

Kara menghela napas gusar "aku tau aku salah karna, sejak dulu tidak mau mendengar penjelasan Defan sampai akhirnya Tamara yang cerita semua kesalah pahaman aku pada Defan" jeda "terus tadi aku niatnya mau minta maaf dan memperbaiki semua ini" ujar Kara begitu pasrah

"Kenapa baru sekarang?"

"Karna, aku masih sayang sama Defan Ka tapi, aku juga tidak bisa berhenti marah sama dia" ucap Kara sedikit malu-malu mengakuinya

"Hahaha" Azka terbahak saat mendengar pengakuan Kara barusan

"Ih kok kamu ketawa sih?" Gerutu Kara

"Yah aku gak habis pikir aja, ternyata sahabat aku sekarang sudah besar dan bisa main cinta-cintaan juga hahah" ejek Azka

Kara mengerucutkan bibirnya

"Ohiya Ra aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Azka dengan wajah yang serius

"Apa?"

"Aku dapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah aku di Belanda" ujar Azka sambil menatap Kara sendu

Kara mengerutkan keningnya dan menatap Azka tak percaya

"Kamu terima beasiswa itu?" Tanya Kara berusaha menahan tangisnya

"Iya" jeda "karna, aku pikir kamu juga akan ke Jerman nantinya untuk sekolah maka dari itu aku tidak perlu mengkhawatirkan kamu sendiri di sini" jelas Azka sedikit berat hati

"Beasiswa itu aku tolak Ka" ujar Kara

"Kenapa?" Tanya Azka terkejut

"Yah, mungkin belum waktunya aja" jawab Kara enteng lalu, berpindah duduk ke kasur empuknya

"Tapi, Ra itu impian kamu sejak dulu"

"Siapa yang akan mengurus toko kalau bukan aku Azka?" Ujar Kara

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang