Bagian 27

53 3 0
                                    

Hanya dua kata yang sulit untuk di ucapkan manusia yaitu "Makasih dan Maaf"

Kara tersenyum manis ketika memandang Defan yang tengah latihan basket

Begitu banyak perubahan yang ada dalam diri Defan

Sejak awal Kara bertemu dengannya rasanya Defan adalah cowok ter-brengsek dan tidak punya hati
Namun, ternyata dengan kontrak konyol yang di beri pak Rudi membuahkan hasil yang sangat bagus

Defan yang awalnya tidak suka bergabung dalam bersosialisasi dan lebih suka menyendiri

Melakukan hal-hal yang brutal dan kerap kali hampir membuat nyawanya dalam bahaya

Tapi, semuanya sudah berubah. Kini Defan sudah punya tujuan dan impian untuk diraihnya

"Hei beb, haus nih" suara serak itu membuyarkan lamunan Kara

"Yah kamu minum sana" ucap Kara

"Kamu gak beliin aku minum yah?" tanya Defan

Kara terbahak-bahak didalam hati "yee pede banget sih" jeda "kamu pergi beli sendirilah" kata Kara bercanda

"Tega banget sih" tukas Defan seraya berbalik dan menuju ke kantin

Namun, langkahnya dihentikan oleh genggaman Kara, Defan kembali berbalik dan menoleh

"Gitu aja baper, ini buat kamu" seru Kara sambil tertawa mengejek

"Ihh udah mulai berani jahil yah" timpal Defan sambil menggelitik kecil pinggang Kara

Kara tertawa geli

"Duhh def sudah dong" ucap Kara dengan napas yang ngos-ngosan

Defan menuruti perkataan Kara kemudian, mengambil posisi tepat disamping Kara

Defan mengatur napasnya lebih dulu lalu, berbicara "makanya jangan jahil"

Kara menghela napas ringan "iya deh iya, aku kalah"

"Hahaha" Defan tertawa sembari mengacak rambut Kara

Defan meneguk air yang diberikan oleh Kara tadi

Sementara Kara menepis bulir keringat Defan yang bertengkar di daerah wajah menggunakan selembar tisu

Defan melirik jam tangannya "kita pulang yah"

Kara mengangguk sebagai jawaban

Tanpa ragu lagi Defan menggenggam tangan Kara lalu, beranjak pergi dari lapangan basket menuju ke ruang ganti
***
"Jia orderan yang di alamat ini sudah diantarkan?" suara serak itu milik ayah Kara yang tengah sibuk di toko roti

"Iya pak sudah diantarkan dengan Alif tadi" jawab Jia salah satu karyawan Andri

"Baiklah kamu kembali bekerja lagi"

"Iya pak"

"Oh iya tolong panggilkan Azka yah" perintah pak Andri kepada Jia

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang