Hening.
Semua siswa/i sedang sibuk memperhatikan penjelasan guru, bisa di bilang mereka tidak berkedip karna apa? Yang di atas ini merupakan guru ter-killer di antara semua guru."Paham?" teriak bu Sofi.
Serentak mereka menjawab "iya bu"
"Baiklah tugas di rumah ada pada halaman 74, minggu depan sudah harus di kumpul" jeda "pelajaran hari ini cukup sampai disini" Kata bu Sofi seraya keluar dari kelas.
Hampir semuanya menghela napas legah. Termasuk Ataya yang sedari tadi tegang sendiri pas pelajaran Kimia.
Ataya menoleh pada teman bangkunya itu.
"Kara ke kantin yuk" ajaknya."Kamu duluan aja yah, naggung nih" jawab Kara yang masih menulis.
"Yaudah deh" Kini Ataya beranjak dari tempat duduknya kemudian, berjalan meninggalkan Kara.
Tidak lama Kara sudah selesai mencatat dan berniat menyusul Ataya ke kantin. Jujur perut Kara sudah sangat lapar maka dari itu dia memutuskan untuk tidak ke perpustakaan dulu.
Baru saja Kara ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba ada tangan yang menggenggam pergelangan tangannya.
Kara terlonjak kaget dan refleks berbalik."Ihh Defan apaan sih" ketus Kara sembari menepis tangan Defan secara pelan.
"Kamu mau kemana?" tanya Defan
"Mau ke kantin" kini nada suara Kara merendah.
"Oh" jeda "pulang sekolah kamu nonton aku tanding basket yak"
Kara tertawa pelan "hahaha"
Defan menaikkan sebelah alisnya "emang ada yang lucu yah?"
"Gak ada" jeda "cuman kayaknya kamu mau banget yah aku nonton" ejek Kara.
Melihat respon Kara, Defan menjadi salah tingkah sendiri.
"Sudah ah aku lapar nih mau makan, dah" kata Kara sambil beranjak pergi dari Defan.
Kemudian,.."Awas aja kalau kamu gak nonton" teriak Defan dari belakang.
Kara hanya tersenyum simpul mendengar perkataan Defan barusan.
=Kantin=
Kara mencari-cari keberadaan kedua sahabatnya, dan yap! Ketemu.
Ataya dan Kinara sedang duduk manis di pojok kantin. Sebelum menghampiri mereka Kara terlebih dulu memesan makanan."Hai" ucap Kara saat menghampiri mereka sambil memegang nampan yang tersedia satu mangkuk bakso dan es jeruk.
"Hai Kara, sini duduk" jawab Ataya dengan semangat.
Kara meluncurkan pantatnya di kursi kantin.
Kinara hanya tersenyum kecut, detik selanjutnya Kinara berdiri berniat meninggalkan tempat itu.
"Kamu mau kemana?" tanya Ataya.
"Mau pindah aja, disini tuh panas banget Aya" jawabnya sedikit sinis.
Kara merasa kalau saja yang membuat tempat ini panas adalah dirinya.
Kara terdiam.
"Duluan yah" sambung Kinara lalu pergi menjauh.
Ataya melihat reaksi Kinara yang tiba-tiba saja berubah saat di hadapan Kara, terlihat sangat bingung.
Bukan hanya hari ini saja, dua hari yang lalu Kinara juga sampai mendatangi guru fisika hanya untuk mengubah kelompoknya yang kebetulan saat itu dirinya satu kelompok dengan Kara.
Lebih tepatnya saat ini Kinara sedang menjauhi Kara.
Ataya melihat ke arah Kara yang hanya bisa terdiam mematung.
Kemudian Kara membuka pembicaraan "tadi aku liat kamu sama Kinara baik-baik saja, kenapa saat aku datang Kinara malah pergi?" jeda "aku salah apa sih Aya?" keluh Kara.
Kara memang tidak bisa memiliki musuh apalagi yang jadi musuh itu adalah sahabatnya sendiri.
Ataya yang bingung hanya bisa menjawab "aku juga gak tau sih"
Mereka berdua hanya terdiam seakan memikirkan apa yang membuat Kinara seperti ini.
Seolah mendapat pencerahan Ataya membulatkan matanya dan berkata "gue tau kenapa Kinara seperti ini"
"Kenapa?" tanya Kara.
"Gini yah menurut dari 35 novel yang aku baca, kalau saja seorang sahabat menjauhi sahabat lainnya pasti mereka sedang terlibat cinta segitiga" jelasnya.
Ngawur.
"Maksud kamu apa sih?""Duh Kara, akhir-akhir ini kan kamu dekat dengan Defan. Nah, Kinara? Diakan termasuk DefanLovers yah otomatis dia pasti suka sama Defan. Tapi, Defan malah dekat dengan kamu yang notabennya sebagai sahabat Kinara" jeda "kamu sudah buat Kinara sakit hati" jelas Ataya panjang lebar.
Kara sudah paham apa maksud Ataya.
"Tapi, aku sama Defan gak ada apa-apa cuman teman biasa kok""Pandangan orang itu beda-beda Kara ku sayang"
"Ini cuman salah paham, aku harus menjelaskan ini sama Kinara" ucap Kara lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Eh menurut aku nih, jangan sekarang deh" cegah Ataya.
"Kenapa?" tanya Kara.
"Kalau misalkan dugaan kita salah? Kan masalahnya jadi lebih ribet nantinya"
"Iya juga sih" Kara setuju dengan pernyataan Ataya.
"Yaudah mending kamu habisin makanan kamu, baru kita kembali ke kelas" ajak Ataya sambil merangkul Kara.
Kara tersenyum garing.
~Did My Heart Love?~
Sesuai permintaan Defan tadi kara tidak langsung pulang melainkan dirinya pergi ke lapangan basket untuk menonton Defan.
Meski tadi Kara belum mengiyakan permintaan Defan tapi, Kara tau kalau Defan benar-benar menginginkan dia untuk hadir.
Diatas tribun sudah lumayan banyak murid yang duduk. Kara memicingkan matanya saat mendapati seorang cewek dan cowok yang sedang berdebat ringan di pojok tribun.
Mereka sudah tidak asing dimata Kara tapi, Kara acuh saja dan duduk di bangku tribun.
"Aku kira kamu gak bakal datang" ucap seseorang yang berhasil membuat Kara terkejut.
Kara tersenyum kikuk.
"Makasih yah" ucapnya lagi sambil menepuk kecil tangan Kara.
"Ih Defan modus" cibir Kara seraya menjauhkan tangannya.
"Dih siapa yang modus, dasar cewek baper" ejek Defan.
Kara mengendus kesal.
"Kamu nonton baik-baik yee, jangan kabur sebelum permainannya selesai" jeda "aku mau siap-siap dulu" jelas Defan sambil mengacak rambut Kara lalu, pergi menjauh dari Kara.
Kara membalasnya dengan senyum kecut.
Permainan pun berlangsung, semakin lama Kara semakin larut dalam permainan yang ia nonton.
Sesekali juga dirinya berteriak ketika bola tim Defan masuk ke ring, dan sesekali juga Kara menyemangati Defan.Tidak lama permainan telah usai.
Kara berniat memberikan botol mineral kepada Defan. Namun, langkah kaki Kara terhenti saat seorang cewek lebih dulu menghampiri Defan dan memberikan minuman beserta handuk kecil.Dan dengan senang hati Defan mengambilnya sambil tersenyum kepada cewek itu.
Entah kenapa saat ini hatinya terasa perih padahal Defan bukan siapa-siapanya.
Kara menghela napas lalu, pergi dari lapangan basket itu.
****
Jangan lupa vote+komenTerima kasih💜😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Did My Heart Love?
Novela JuvenilKamu hanya perlu sedikit memahami apa itu definisi cinta maka, kamu tidak akan pernah merasakan yang namanya "Patah Hati" Karna, kebanyakan manusia hanya bisa merasakan cinta namun, tidak bisa memahami👌🏻