Bagian 8

81 2 0
                                    

"Papa? Pa?" panggil Kara.
Lebih tepatnya lagi Kara memanggil Andri itu mau minta nebeng ke sekolah.

Alexa yang baru saja keluar dari dapur menghampiri Kara yang sibuk memakai sepatu.

"Kamu kenapa sih? Pagi-pagi sudah teriak-teriak? Tanya Alexa.

Kara yang sudah memasang sepatunya itu lalu menengok.

"Ma, sepeda aku ban nya bocor" jeda "aku mau nebeng sama papa aja, papa belum ke toko kan?" pertanyaan itu bertubi-tubi dari Kara.

Membuat Alexa menggelengkan kepalanya "papa udah berangkat baru saja"

Kara mondar-mandir sembari terus mengusap wajahnya. "Jadi Kara ke sekolahnya naik apa ma?"

Alexa hanya mengangkat kedua bahunya itu artinya Alexa sendiri tidak tau.

"Ya sudah Kara naik bis aja" jeda "assalamualaikum"

Alexa tau persis bagaimana sifat anak semata wayangnya itu jika menyangkut hal pendidikan.
Mau Kara sakit bagaimanapun selama kaki dan tangannya masih bisa di gunakan dengan baik Kara akan tetap ke sekolah.

Alexa tersenyum melihat punggung anaknya "walaikumsalam hati-hati di jalan yah"
***
"Eh katanya dua hari yang lalu, penyiar radio sudah resmi di bentuk" ini awal gosipnya Ataya.

Mereka bertiga sedang duduk di samping lab fisika, dimana koridor itu sangat jarang di lewati oleh siswa-siswi.

"Asik dong" begitu respon Kara.

"Ra kamu sumbang lagu dong, suara kamu kan bagus" jeda "gimana Ata?" usul Kinara.

Ataya yang sibuk ngemil itu pun menoleh "hmm bolehlah bolehlah"

"Apa?gak deh, aku gak pede"

"Ih sekali aja, demi sahabat kamu"

Mata Kinara berbinar seolah penuh harap kepada sahabatnya yang saat ini masih terlihat acuh.

Kara menatap Kinara sekilas "iya deh mau"

"Yes! Ata ayo" ucap Kinara semangat sembari menggandeng kedua sahabatnya. Kara berada di gandengan kanan sedangkan Ataya berada di kiri.

Kini mereka sudah berada di ruang penyiar di temani oleh Oji yang memang selalu siap mengaktifkan semua speaker di sekolah.

Saat Oji sudah mengacungkan jempolnya dari balik kaca yang menandakan sudah mulai.

Kara mengangguk.
"Hai teman-teman semua, saya Karamel Alexandria hari ini mau menyanyikan lagu, sesuai permintaan sahabat saya akan menyanyikan lagu "cinta salah" selamat mendengar hihihi."
"Kemarin kau ubah benci jadi cinta, sekarang berubah cinta jadi kecewa..
Kukira cinta itu indah.. Tetapi ternyata tak seindah itu, katanya cinta tak pernah salah takkan pernah berubah walau kadang hati di sakiti oleh salah.. Katanya cinta tak pernah gagal, gagal tuk memaafkan karna cinta tak pernah salah.. Tapi, mengapa cinta ku kecewa.. Ouhhh..ouhh"

"Wuhhhhh yeayyy Kara lope you" pekik Ataya saat menghampiri Kara sambil memeluknya sangat erat, sampai-sampai Kara sulit untuk bernapas.

Kara hanya tertawa terbahak melihat reaksi Ataya.

"Sumpah suara kamu emang the best deh Ra" puji Kinara sambil menyentil hidung Kara.

Kara tersenyum malu saat di puji.
***
"Uhukk..uhukk"
Hari ini Defan terkena flu akibat hujan-hujan kemarin.

Hidungnya memerah akibat terus menggosoknya ketika gatal, dan suaranya nyaris tak ada lagi efek batuk ringannya.

Saat ini Defan tengah asik menyantap soto ayam pak Didi bersama teman-temannya.

Petikan gitar perlahan memasuki indra pendengaran Defan di sela-sela dirinya lagi asik makan.

Kemudian suara merdu yang terdengar.

"Kemarin kau ubah benci jadi cinta, sekarang berubah cinta jadi kecewa..
Kukira cinta itu indah.. Tetapi ternyata tak seindah itu, katanya cinta tak pernah salah takkan pernah berubah walau kadang hati di sakiti oleh salah.. Katanya cinta tak pernah gagal, gagal tuk memaafkan karna cinta tak pernah salah.. Tapi, mengapa cinta ku kecewa.. Ouhhh..ouhh"

Mendengar suara perempuan itu membuat Defan mengukir senyuman yang bisa di bilang sangat manis.
Suara itu seolah mengalihkan dunia Defan. Yah, itu dunia dimana dirinya tengah asik makan soto harus terhenti dan mencerna baik-baik suara itu.

Suara terindah yang pernah Defan dengar.

Suara yang membuat hatinya tenang.

Suara yang bisa mengusir sejenak semua masalahnya.

"Benar-benar sempurna" batin Defan
**
Seperti biasa saat pulang sekolah Kara harus tinggal untuk mengajari Defan.

Tapi, saat Kara ingin mengeluarkan bukunya. Tiba-tiba telponnya berdering.

Papa

"Ya pa?kenapa?"

"Ara lagi gak ada kegiatankan?"

"Hmm" Kara menimang-nimang
Belum sempat Kara menjawab.

"Papa mau minta tolong kamu jaga toko bunga yah? Mama kamu tiba-tiba sakit, bu Titin yang kasih tau papa tadi"

Ekspresi Kara mendadak cemas "oh iya pa Kara sudah mau pulang"

Kara menutup telponnya.

Dengan teburu-buru Kara mengemas kembali buku-bukunya dan melangkah secepat kilat.

Awalnya Kara akan memberitahu hal ini sama Defan tapi, berhubung Kara tidak tau kemana Defan saat jam terakhir, akhirnya pulang dengan buru-buru.

Defan berlari kilat menuju ke kelas, tadinya dirinya sedang asik ngobrol sama Randi teman kelas 2 nya sampai lupa kalau dirinya harus menemui Kara.

"Ka-"
Kosong. Tidak ada siapa-siapa di kelas.

Defan menyergitkan keningnya.
"Anak itu kemana sih?" Defan bermonolog sambil menggaruk tekuknya.

"Ahh bodo amat lah, gue bersyukur dia sudah pulang wahah" sambungnya kegirangan.
**
Jangan lupa vote+komen😂
Maaf kalau ada typonya:"

Makasih😂😘

Did My Heart Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang