BAGIAN 5 : CINTA DALAM DIAM

1.4K 88 7
                                    

Axal berdiri di depan pintu ruang basket dengan seragam basket yang masih melekat di tubuh atletisnya dan keringat yang bercucuran di seluruh tubuhnya. Axal baru selesai tanding basket melawan SMA Pelita Jaya. SMA Kencana 3 memang dikenal dalam keunggulannya dalam bidang olahraga terutama basket, apalagi semenjak dari Axal yang menjabat sebagai kapten.

Tiba – tiba pipi Axal terasa sejuk dan dingin. Dia menoleh ke sebelah kanan, dan mendapati Amelia dengan senyuman yang selalu menghangatkannya, sedang menempelkan sebotol air mineral dingin di pipi sebelah kanannya.

Axal malah modus, memegang pergelangan tangan Amelia yang tengah menempelkan botol air mineral pada pipinya. Senyum manis terpampang jelas di bibirnya, membuat semua cewek yang melihat adegan itu di tribun penonton menjerit histeris. Betapa beruntungnya seorang Amelia yang mampu mencairkan hati Axal yang terkenal dingin itu. Bukanlah rahasia lagi mengenai kedekatan mereka mengingat Axal merupakan salah satu cowok dengan tingkat popularitas tinggi karena prestasi dan wajahnya yang tampan hingga pembicaraan mengenai Axal seringkali menjadi buah bibir para siswi di sana.

"Axal so sweet yaaa"

"Udah ganteng, kapten basket, berprestasi, so sweet pula."

"Jadi pengen punya cowok kayak Axal."

"Anjay Axal bisa senyum juga ternyata."

"Senyumanmu bang, bikin aku pengen dikawinin sekarang juga sama lu."

"Kyaaaaa Axal I LOVE YOU!!!"

Dan masih banyak lagi pekikan – pekikan kagum yang fans Axal teriakan walaupun Axal sekalipun tidak pernah menganggap mereka. Sebaliknya, Axal merasa risih dengan mereka yang menyebut diri mereka sebagai Fans Axal. Apa – apaan? Axal kan bukan artis. Bahkan, mereka sampai membuat aku n official di instagram yang bernama Axal's My Hero, isinya foto – foto Axal yang diambil oleh paparazi. Tapi Axal tidak pernah ambil pusing, dan memilih untuk mengabaikannya asalkan masih berada di batas wajar.

"Ih Axal apaan sih? Malu tau. Ntar mereka kira kita pacaran." Ucap Amelia dengan wajah yang sudah bersemu merah namun enggan untuk melepaskan pegangan Axal. Akhirnya, Axalpun melepaskan pegangannya dan beralih untuk mencubit kedua pipi Amelia gemas.

"Biarin aja. Hak mereka kok. Yang penting kita cuman sahabat, kan?". Sebenarnya, terdapat keraguan dalam pertanyaan yang baru saja Axal lontarkan, dia tahu itu. Berat mengatakan bahwa mereka hanya sebatas sahabat, sebenarnya dia menginginkan lebih, tapi itu tidak mungkin.

Sudah sejak lama Axal menyukai Amelia, tapi perasaan itu hanya dia simpan dan tidak pernah diungkapkan. Kenapa? Seperti antara persahabatan cewek cowok pada umumnya, Axal hanya taku t bahwa setelah dia menyatakan cinta pada Amelia dan Amelia tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya, Amelia malah memilih untuk menjaga jarak dengan Axal, dan akhirnya menjauh. Axal tidak mau itu terjadi, karena mereka sudah bersama sedari kecil.

"Iya sih. Eh Xal."

"Hmmm?"

"Temen sebangku kamu, yang jadi ketua ekskul futsal itu, siapa sih?". Pertanyaan Amelia yang seperti itu membuat dahi Axal berkerut bingung, kenapa tiba – tiba Amelia menanyakan tentang teman sebangkunya?

"Kenapa kamu nanyain dia?"

"Ya ampun tinggal jawab aja kenapa sih?!"

Axal memicingkan matanya curiga kearah Amelia, membuat Amelia gelisah akan tatapan intimidasi itu. Amelia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, selalu begitu jika ia sedang gugup, dan Axal sudah hafal itu.

"Ehmmm, ja – jangan salah paham dulu ya. Aku cuman – ehmm cuman pengen tau aja nama dia, karena kemarin dia – ehmm dia... Ah! Iya, dia gak sengaja nyenggol bahu aku, dan belum minta maaf. Ya... jadi aku pengen tau aja nama cowok gak sopan itu." Alibi Amelia membuat Axal semakan menaikan sebelah alisnya.

So Far Away ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang