BAGIAN 10 : KENCAN

1.4K 81 7
                                    

Aku kadang suka bingung sama diri aku sendiri, kenapa aku begitu menyukaimu. Dengan sikap dingin dan acuhmu, entah kenapa membuatku malah semakin menyukaimu.


-Thalia Cyntia Kencana


Pagi – pagi buta sekali Axal sudah berangkat. Bukan menuju sekolah karena hari ini seluruh siswa SMA Kencana diliburkan untuk persiapan UKK lusa, melainkan menuju apartement Thalia. Axal mengendarai motor besarnya dengan kecepatan sedang, karena udara pagi ini begitu dingin walaupun Axal sudah memakai jaket tetap terasa dingin.

Langit mendung berawan kelabu, dibaliknya sinar matahari mengintip seolah ingin melihat kehidupan manusia dari balik awan kelabu. Angin pagi berhembus lembut menyentuh kulit wajah Axal, membuat udara yang terasa dingin, menjadi terasa semakin dingin.

Saat dalam perjalanan, mata tajam Axal tidak sengaja menangkap siluet gadis mungil yang baru saja turun dari bus jurusan Bandung – Jakarta di depan sebuah halte tidak jauh dari apartemen Thalia berada.

Gadis itu memakai baju polos putih, jaket levis, celana jeans yang sengaja dirobek dibagian paha, namun tidak memperlihatkan kulit pahanya, dan topi putih bertengger manis di atas kepala gadis berambut blonde, dengan bagian bawah yang dicat terang berwarna purple. Dia memakai sepatu vans putih, dan membawa tas gendong kecil di belakang punggungnya.

Mata Axal memicing, saat gadis itu duduk di halte. Dia seperti mengenalinya. Daripada penasaran, Axal langsung menggas motornya menuju halte, tempat gadis itu terduduk sambil menundukan kepala, tidak lupa dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya.

Ketika sampai di depan halte, mata Axal membulat, dan langsung mematikan mesin motornya seraya menyetandarkannya. Detik berikutnya Axal sudah berdiri dihadapan gadis yang tengah menunduk itu. Sang gadis yang menunduk dengan topi putih yang menutupi wajah murungnya tidak menyadari bahwa kini Axal menatapnya dengan kekhawatiran.

"Thalia?"

Gadis yang tadinya menunduk langsung mendongakan kepalanya ketika merasa seseorang memanggil namanya. Gadis itu terbelalak, tidak pernah menyangka bahwa cowok yang selalu diimpikannya berdiri dihadapannya saat ini.

Berbeda dengan Thalia yang terlihat shock, Axal justru nampak sangat senang saat dilihatnya gadis yang berada dihadapannya ini benar adalah gadisnya. Senyumnya merekah menampilkan lesung dikedua pipi Axal. Thalia hampir pingsan melihat senyum Axal yang tertuju padanya tanpa harus dia paksa sekalipun.

Tanpa ba bi bu, Axal langsung menarik tangan Thalia hingga tubuh Thalia menubruk dada bidang milik Axal. Ya, Axal memeluk Thalia dengan eratnya, seakan baru bertemu dengan Thalia setelah sekian lama tidak bertemu.

Thalia hanya terdiam di dalam pelukan Axal, tidak membalas namun tidak juga menolak. Tubuhnya seakan kaku , otaknya masih berputar berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Tidak dapat dipercaya bahwa Axal yang selalu mengibarkan bendera perang lewat tatapannya itu kini tengah memeluknya dengan begitu erat.

Matanya berkedip beberapa kali dengan perasaan yang bingung. Dadanya begemuruh hebat saat ini.

"A... axal? Kamu... kamu gak sakit, kan?" Tanya Thalia dalam pelukan Axal.

Axal melepaskan pelukan mereka masih dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan sebagai jawaban atas pertanyaan Thalia barusan. Thalia semakin bingung, terlihat dari kerutan di dahi Thalia yang dibuatnya.

"Selamat hari jadi satu bulan hubungan kita Thalia" ungkap Axal membuat Thalia lagi – lagi terperangah.

"Hahahaha alay banget sih kamu. Satu bulan aja ngucapin!" Thalia berdalih mencoba untuk menutupi rasa senang yang membuncah dalam dada.

So Far Away ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang