Angin malam menerpa kulit. Dingin. Hembusan angin yang menyapu setiap bagian dari kulit, seolah membekukan setiap organ yang berada di dalam tubuhnya. Jika dalam keadaan begini, bukankan lebih baik bergulung di bawah selimut dan tertidur? Apalagi kini waktu telah menunjukan tengah malam tepatnya pukul 1 dini hari.
Tapi tidak dengan seorang cowok yang masih menggunakan tuxedo. Penampilan yang tadinya sangat rapi, kini terlihat sangat acak dan berantakan. Cowok itu kini tengah duduk di kursi yang berada di balkon kamarnya, tatapan matanya terarah pada amplop tipis dalam genggamannya.
Amplop ini menjadi saksi bisu akan tragisnya cinta mereka berdua. Menjadi saksi bahwa Axal telah menyakiti wanita yang kini sangat dicintainya. Pikirannya kembali melayang pada saat adegan dimana ia dan Thalia yang tengah bertengkar dalam malam yang kelam. Dimana hatinya merasa sangat sakit ketika melihat tetesan demi tetesan air mata yang keluar dari mata sendunya.
Axal akhirnya menyadari perasaannya terhadap Thalia begitu besar. Benar kata orang, bahwa benci dan cinta itu beda tipis.
Dulu Axal begitu membenci Thalia, hingga tanpa disadari ia telah menaruh hati pada gadis itu. Diam-diam memperhatikannya, walaupun hanya untuk mencari kesalahan Thalia. Tanpa sadar, hatinya telah memilih Thalia.
Hatinya selalu tergerak untuk mengubah sifat Thalia menjadi lebih baik. Hatinya seakan tidak rela melihat perilaku buruk Thalia. Hingga tanpa sadar pula, saat ia mengikrarkan hubungannya dengan Thalia, hatinya semakin berkeinginan kuat untuk mengubah perilaku Thalia, hingga ia sibuk memikirkan Thalia, tanpa ada kesempatan untuk memikirkan cewek lain.
Sebelumnya Axal memang pernah memacari 2 orang cewek. Hubungan mereka kandas setelah 1 tahun berpacaran. Dari awal memang Axal tidak pernah menyukai kedua gadis itu, tapi entah kenapa hubungannya dengan kedua gadis itu awet dan tidak pernah ada pertengkaran.
Axal memutuskan mereka berdua secara sepihak, ia bahkan tidak pernah ada rasa bersalah setelah memutuskan mereka. Hanya perasaan legalah yang mendominasi hatinya kala memutuskan kedua gadis itu. Bahkan kedua gadis itu sampai memohon tidak ingin diputuskan oleh Axal. Namanya juga Axal, ia tidak suka orang lain menyuruhnya apalagi semua itu bukan atas kehendaknya.
Yang paling Axal tidak mengerti adalah, kenapa ia tidak pernah mempunyai rasa kepada mereka berdua walau sedikitpun? Mereka yang sudah jelas berhubungan dengannya sangat lama, tetap tidak bisa meluluhkan hati esnya.
Tapi Thalia? Ia hanya mengenal thalia selama 3 bulan, sebelumnya ia bahkan tidak mengenal dengan baik gadis itu, hanya kebencianlah yang mendominasikan hatinya pada Thalia.
Thalia benar – benar telah meluluhkan hati beku Axal, bahkan Amelia yang sudah dicintainya sejak sedari kecil mampu dilupakannya.
Tanpa sadar bibir Axal membentuk lengkungan bulan tsabit yang sempurna. Memorinya kini sedang singgah pada masa – masa dimana ia sedang menikmati kebersamaannya dengan Thalia. Moment disaat mereka melupakan segalanya dan merasa dunia milik mereka berdua.
Ahhhh Axal harap, hubungan mereka yang kandas hanyalah sebuah mimpi buruk belaka. Ketika Axal terbangun dari mimpinya, ada suara notif pada ponselnya yang berarti pesan masuk dari Thalia, yang mengucapkan, "selamat pagi Axal dingin. Pagi ini dingin ya, kayak sikap kamu, hehe. Morning kiss dari aku:* kiss air :*", seperti yang selalu Thalia laku kan setiap paginya.
Seakan dihempaskan ke dalam jurang paling dalam, Axal harus menyadari bahwa kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Kenyataannya bahwa hubungan mereka telah kandas, dan kenyataan bahwa kini Thalia mulai membenci Axal.
Jika tahu akan seperti ini, dari awal Axal akan memilih untuk tidak pernah mau masuk ke dalam kehidupan Thalia.
Axal telah terjatuh ke dalam lubang yang ia buat sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away ✔✔✔
Dla nastolatkówMencintaimu adalah hal yang paling menyakitkan. Setiap hari aku selalu membayangkanmu dan menangis, tanpamu aku tidak bisa melakukan apapun. Aku selalu mengawasimu dari kejauhan. Seperti angin dan debu, yang tak bisa ku tangkap walau kau sedekat nad...