BAGIAN 28 : DIA

1.2K 69 1
                                    

"Bagaimana kabarmu?" Ucap seseorang yang memakai kacamata hitam gaya, dengan jas hitam yang melekat pas ditubuh atletisnya. Wajah tampan nan rupawan itu menatap seorang gadis yang baru ditemuinya lagi setelah perpisahan mereka di Bandung.

Gadis yang duduk berhadapan dengan dirinya tersenyum. Senyuman yang penuh dengan luka dan kekecewaan. Begitulah wanita, selalu menyamarkan kesedihan mereka dengan sebuah senyuman. Walaupun itu senyuman yang terkesan memaksakan.

"I am fine, kak. Makasih udah mau nyempetin waktu kakak buat nengok aku."

Cowok yang diperkirakan lebih tua dua tahun dari gadis itu menatap lurus kearahnya. Sifatnya yang playboy, petakilan, jail, dan mesum. Semuanya tersamarkan dengan adanya gadis dihapannya.

Pertama kali mereka bertemu adalah pada saat gadis itu berlari melewati gerbang yang sebentar lagi akan ditutup. Dengan penampilan yang berbeda dari biasanya, membuat dia tertarik kepadanya. Namun, hati gadis itu bagaikan air yang telah membeku. Ia tidak pernah merespon hatinya sedikit. Hingga ia mengetahui fakta yang meretakan hatinya. Kemudian mereka menjadi dekat setelah pertemuan mereka di Bandung.

"Vin, temenin sodari kamu di rumah nenek Kencana."

"Males mih. Tanggung bentar lagi ketemu bola dragon ball yang ke delapannya."

"Calvin!"

Orang yang dipanggil Calvin itu mempause play stationnya dan berdiri menghadap sang mamih.

Seperti biasa, ia selalu berbuat tidak sopan. Namun, ketidaksopanannya selalu mengundak gelak tawa yang melihatnya. Seperti sekarang, Calvin mencubit kedua pipi mamihnya. Mamihnya mengerang sakit dan memukul kepala putranya sadis.

"Awh! Mami sakit!" Calvin memberengut kesal karena maminya yang memukul kepalanya dengan begitu sadis.

"Makanya! Kamu gak kasian apa sama Thalia?"

"Bodo amat. Emang dia siapanya Calvin? Pacar aja bukan. Tha–APA?!" Saat menyadari kata Thalia, Calvin berteriak seenak jidat ditelinga sang mami. Maminya mau tidak mau kembali memukul kepala Calvin.

"Thalia Cyntia Kencana mi?"

"Ya iya. Siapa lagi. Loh? Kamu tau dia?"

"Calvin tau lah. Orang dia yang sering Calvin ceritain sama mami. Orang yang aku kagumi, dan orang yang membuat aku ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik, hanya agar dia melihat kearahku." Calvin tersenyum sendu, menundukan kepala dan kemudian melanjutkan ucapannya.

"Tadinya Calvin gak akan pernah menyerah buat bisa deket sama Thalia. Tapi sekarang, Calvin punya alasan untuk bisa deket sama dia tanpa bisa menjadikannya milik Calvin."

Calvin menjeda ucapannya dan terkekeh. Melihat itu, sang mami hanya menatap putra semata wayangnya dengan prihatin. Baru kali ini dia mencintai seseorang yang bahkan cewek itu sendiri tidak mengenalnya. Ia rela pensiun dari gelarnya sebagai playboy hanya karena ingin Thalia melihat kearahnya.

"Kadang hidup selucu ini ya mi. Pada saat ada kesempatan untuk aku dekat dengan orang yang aku cintai, malah persaudaraan yang mendekatkan kami berdua. Aku tidak akan pernah bisa memilikinya sebagai seorang kekasih. Apa ini memang hukuman karena dulu aku sering mempermainkan cewek? Tapi kenapa hukuman harus sesakit ini mih?!"

Mami Calvin memukul kepala Calvin lumayan keras hingga Calvin sendiri mengerang kesakitan.

"Banyak ngomong pisan kamu teh. Cepet pergi sekarang. Mami pusing dengerin curhatan mellow kamu. Hadeuhh."

Mami Calvin pergi. Calvin menghembuskan nafas kesal.

🍃🍃🍃

"Assalamualaikum Calvin ganteng berkunjung untuk mengunjungi saudari Calvin."

So Far Away ✔✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang