SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFA.Budayakan vote sebelum baca dan comment sesudah membaca.
...
B A B S A T U
Dia itu emang nyebelin, tapi gimanapun tingkahnya dia udah ditakdirin jadi kakak gue.
...
SYIFA menatap jengah kearah kakaknya yang sedang live di akun Instagram.Sok ganteng deh!
"Kapan-kapan bikin VLOG lagi kok, tenang aja." Samar-samar yang Syifa dengar dari ruang makan rumah orang tuanya.
Kakaknya pernah dianggap gila oleh Papa karena keseringan ngomong sendiri di depan handphone, dan sekarang Syifa menyetujui ucapan Papa.
Syifa mengambil sebuah apel dari kulkas dan membawanya keruang tamu, tempat dimana Andrea berada.
Syifa mendaratkan pantatnya pada sofa panjang yang juga diduduki Andrea, membuat Sang Empu meliriknya sekilas sebelum meletakkan handphone di atas meja, lalu berbalik menghadap ke arah Syifa yang sibuk memakan Apel tanpa mau berbagi.
"Gua gak dikasih nih?" tanya Andrea yang sekaligus menggoda adiknya hanya dibalas lirikan mata malas oleh Syifa.
Andrea mengerucutkan bibir sebal, tapi dalam sekejab berubah menjadi seringaian kecil yang tidak diketahui oleh Syifa.
Tangan kanan Andrea dengan cepat mengambil Apel yang baru saja akan digigit Syifa dan dengan cepat pula ia menghabiskannya.
Tanpa suara Syifa beranjak pergi keluar dari rumah, Andrea juga dapat mendengar suara sandal milik Adiknya yang beradu dengan lantai teras dan perlahan suara tersebut menjauh.
"Yaelah, dasar cewek baperan banget dah," gumamnya.
...
Andrea dengan santai berjalan kearah dapur melewati Mama yang sedang membaca koran diruang keluarga.
"Adik kamu kemana Dre?" tanya Mama.
Andrea menghentikan langkah dan menoleh ke arah Mama.
"Gak tau," jawabnya singkat dan kembali melanjutkan langkahnya seperti tujuan awal-dapur.
Mama Andrea mengernyit heran, bagaimana bisa kakak beradik yang sulit terpisahkan bisa tidak mengetahui kemana adiknya pergi.
"Kok gak tau?" tanya Mama menyusul langkah putranya menuju dapur.
Andrea hanya mengedikkan bahu acuh, lalu menenggak segelas air putih dan meletakkan gelas kotor ke dalam wastafel.
"Emang kenapa Ma?" tanya Andrea dengan mata yang tak lepas memandang Mama yang terlihat cemas.
Mama malah mendesah cemas dan memilih mendudukan diri di kursi yang ada diruang makan.
"Tadi bilang mau pergi kemana gitu gak?" tanya Mama Andrea sambil mengetuk-ngetukan jarinya pada meja.
Andrea hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Assalamualaikum."
Mama dengan ketidak hati-hatiannya beranjak dari kursi dan tanpa peduli dengan kursi yang jatuh, ia memilih berlalu ke ruang tamu.
"ALLAHUAKBAR SAYANG!" teriak Mama yang membuat Andrea langsung menyusul.
Andrea mengernyitkan alisnya bingung, disana tidak ada perampokan atau pembunuh ataupun rentenir. Eh, Mama-nya mempunyai hutang?
Yang Andrea lihat disana hanya ada seonggok manusia yang seperti adiknya tapi dengan luka memar pada dahinya dan luka kecil pada lututnya.
Andrea membulatkan matanya, kenapa adiknya pulang dengan keadaan seperti itu?
"Andre malah bengong aja, sana ambilin kotak P3K di dapur." Andrea hanya mengangguk patuh dan segera pergi ke dapur.
Ratna -Mama Syifa dan Andrea- membantu putrinya untuk duduk di sofa ruang tamu dan ikut duduk disampingnya.
"Aduh kamu tuh kenapa sih dek?" Syifa baru saja membuka mulutnya tapi menutupnya kembali.
"Jangan-jangan kamu kena tabrak ibu-ibu kan? Terus yang nabrak gak tanggung jawabkan? Aduh dasar emak-emak bisanya nge-gas doang. Eh atau kamu malah kena jambret? Tapi masa sih kamu kan gak pernah bawa tas kalo gak pergi sekolah."
Ratna terus berbicara tanpa memperdulikan putrinya yang terus membuka lalu menutup mulutnya lagi, karena tidak diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tak ada akhirnya itu.
"Mama," panggil Andrea yang sudah datang dengan kotak P3K dalam genggamannya.
Andrea menginterupsi Ratna agar diam, "Mama ke dapur aja, biar adek aku yang ngobatin." Baru saja Ratna ingin protes Andrea sudah meletakkan jari telunjuknya didepan mulut Ratna.
"Papa bentar lagi pulang lho," ucap Andrea yang memuat Ratna dengan grasak-grusuk berlalu ke dapur.
"Kenapa bisa sampai begini sih, Dek?" tanyanya setelah duduk disamping adiknya yang masih meringis kesakitan.
"Itu.." ucap Syifa terpotong karena tiba-tiba Kakaknya menekan kapas yang telah ia beri antiseptik.
"Rese lo bang," ketus Syifa dengan mata yang memincing tajam. Andrea hanya terkekeh pelan lalu meniup pelan memar pada dahi Adiknya.
"Siniin kaki lo," suruhnya sambil meraih kedua kaki Syifa lalu meletakkannya pada kedua pahanya.
"Kenapa bisa kaya gini?" Andrea mengulang pertanyaan.
Syifa meringis pelan, "Tadi gak sengaja ditabrak tiang listrik," cetusnya asal.
Andrea memandang adiknya dengan wajah seperti mengatakan adek-gue-kenapa?
"Elah lo kali yang nabrak," ejek Andrea lalu menurunkan kaki adiknya yang sudah ia balut dengan plester luka.
"Makasih Bang," lirihnya disusul ringisan kecil.
"Terus, tuh dengkul lo apain?" tanyanya lagi.
Syifa berdecak kesal, "Ini tuh gara-gara trotoarnya nyandungin gue."
Andrea menjitak kepala adiknya dengan kesal setengah gemas.
"Uh, kalo bukan manusia udah gua gigit lu," gerutunya pelan.
❤❤❤
eunoiaelpis
[21.04.17]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Teen Fiction[Sibling Series #1] "Cicing maneh?!" ancam Syifa sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah kakaknya. Andrea hanya menyeringai kecil, "Ih, kecoa nih," godanya sambil mendekatkan kecoa mainan yang ada ditangan kirinya pada tubuh adiknya. ...