SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFA.Budayakan vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca.
...
B A B T U J U H
Kini aku kehilangan sosok bidadari sekalingus cahaya dalam hidupku. Sosok yang menyayangiku tanpa lelah dan tanpa alasan. Aku kehilangannya, disaat yang tidak pernah terduga. Bahagiakanlah dia ketika di sisimu Tuhan.
...
ANDREA menatap wajah sedu adiknya, gadis kecil yang ceria berubah menjadi seorang yang rapuh. Matanya yang sembab, hidungnya yang memerah dan nafasnya yang masih memburu walau matanya sudah terpejam karena kelelahan.
Ia tidak yakin adiknya akan menjadi sedia kala setelah kejadian ini. Jelas, kejadian ini akan sangat membekas di ingatan adiknya. Saat di mana mereka harus kehilangan dua orang yang mereka sayangi.
Hari ini, ketika Andrea dan Syifa baru saja tiba di Jogja, kabar duka harus mereka terima. Bidadari mereka harus pergi bersama teman kecil yang belum sempat melihat dunia.
Kecelakaan beruntun yang terjadi ketika Hendra dan Ratna akan menuju hotel di China. Hendra selamat dari kecelakaan tapi dia harus kehilangan pelengkap hidupnya. Hendra tidak tau apa yang harus dia lakukan setelah kehilangan sosok Ratna, ibu dari anak-anaknya, bidadari tanpa sayapnya.
Andrea mengecup kening Syifa, satu-satunya perempuan yang ada di keluarganya. Ia akan menjaga gadis ini bagaimanapun caranya. Gadis kecil yang dulunya menangis karena ia merebut permen kapasnya, kini menangis karena tuhan mengambil ibunya.
Memang apa yang harus dilakukannya? Marah kepada tuhan? Tidak berguna.
"Abang di sini, akan hibur kamu di saat sedih," bisik Andrea.
Syifa melenguh pelan, "Istirahat, Abang tau kamu perlu itu."
Andrea memeluk Syifa dari samping. Pesawat yang membawa mereka akan sampai sekitar 30 menit lagi. Mobil Andrea sudah ada yang mengambil di Jogja. Adiknya juga baru tenang dari tangisnya setelah masuk pesawat.
Tidak ada yang dapat menggambarkan kesedihan keduanya. Andrea juga ingin menangis tapi ia tidak akan melakukan itu di hadapan Syifa, ia ingin terlihat tangguh dan tegar, agar adiknya juga dapat tegar.
Walaupun tidak selamanya dia akan terus bersama Syifa, karena pastinya Andrea akan berkeluarga setidaknya nanti adiknya akan mendapatkan pendamping hidup yang bisa menggantikan posisinya.
...
Tangisnya lagi-lagi pecah, Andrea yang berada dibelakangnya mencoba menenangkan diri.
Syifa membalikkan tubuhnya dan memeluk kakaknya erat. Rasa sesak di dadanya benar-benar tidak ingin hilang. Ia memang enggan membuat dua orang itu sedih di alam sana, tapi semua kenangan Indah dulu tiba-tiba muncul dan membuat rasa rindu hadir. Andrea membawa adiknya menjauh dari peti dengan posisi yang masih sama. Syifa memeluknya begitu erat dan mendengar suara tangis adiknya membuatnya tidak tega untuk melepaskan pelukan tangan-tangan rapuh ini.
"Hapus air matanya. Allah gak suka hambanya nangis sampe kejer kaya gini," ujar Andrea membuat Syifa merenggangkan pelukannya, dan mendongakkan kepalanya.
"Jadi kalo Syifa nangis kejer, Allah jadi marah sama Syifa? " tanya Syifa seperti anak kecil. Membuat Andrea menahan tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Teen Fiction[Sibling Series #1] "Cicing maneh?!" ancam Syifa sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah kakaknya. Andrea hanya menyeringai kecil, "Ih, kecoa nih," godanya sambil mendekatkan kecoa mainan yang ada ditangan kirinya pada tubuh adiknya. ...