Udah tau dong kalau gue up harus ngapain? :))
Harus inget vote dan komentar jangan minta lanjut doang:v
Koreksi typo, ya!
...Satu, dua, tiga, empat, li... gak ada.
Dahinya mengernyit, bibirnya mengerucut. Matanya memandang empat lembar uang di atas meja belajar.
Syifa mendecak kesal, "Kenapa tinggal empat lembar? Mending kalau warnanya pink, ini cokelat semua."
Saat pertama kali kakaknya mengatakan akan menempuh pendidikan tinggi di Jogja, Syifa yakin hal ini akan terjadi.
Dompetnya pergi.
"Gak bisa ya, orangnya di Jogja dompetnya di Jakarta?" gerutunya.
Ia memutar kursi belajar, menatap kamarnya--bosan. Albi sekarang sedang bertemu klien untuk iklan yang akan dikerjakan.
Lagipula mana boleh Albi jadi dompetnya untuk menggantikan Andrea, ayah sudah mewanti-wanti agar Albi tidak mengiyakan apa yang dia minta.
"Hidup gue gini amat," katanya meratapi.
Sepuluh menit berlalu, yang Syifa lakukan hanyalah memutar kursi ke kanan atau ke kiri, sesekali berputar 360 derajat.
Ia baru berhenti ketika ponselnya bergetar, ada panggilan masuk dari Andrea. Syifa menghidupkan mode loudspeaker dan meletakkan di atas meja karena memegang ponsel saja malas rasanya.
Syifa mengernyit, bukannya mendengar suara kakaknya, malah terdengar suara berisik karena beberapa orang yang mengobrol.
Ia diam, jika Andrea tidak kunjung bicara, akan dimatikan.
"Syifa?" Ia mendeham.
"Dimana lo?"
"Di kantin fakultas," jawab Andrea.
"Gue belum makan padahal," ketusnya.
Andrea tertawa, "Gak punya duit ya, lo?"
Syifa terkekeh kecil, Andrea saja tau keuangannya setelah ditinggal dompetnya ke Jogja.
"Iya, dompet gue lagi kuliah di Jogja, soalnya."
"Matre," kata Andrea buat Syifa terbahak.
Ah, Syifa jadi ingat sesuatu.
"Kaya Ayah, kalau liburan semester ini gak bisa pulang ke Jakarta, gue sama Ayah yang ke Jogja."
"Gue semester ini pulang."
Syifa mendesah kecewa, "Gak usah pulang."
"Gimana, Dek?!"
Gadis yang akan berusia 18 tahun minggu depan itu tertawa senang, "Gak usah pulang, biar gue bisa liburan ke Jogja, geser dikit ke Semarang, ngumpul sama tetua."
Andrea mendecak, "Licik."
"Ngapain juga ke Jakarta? Sumpek tau, gue mau healing abis ujian."
"Gaya lo." Syifa mendecak kesal.
"Awas aja kalau pulang, tabungan lo gue habisin," ancamnya.
Tidak terpengaruh, Andrea malah tertawa, "Apa bedanya kalau lo main ke Jogja? Gue juga yang lo porotin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Fiksi Remaja[Sibling Series #1] "Cicing maneh?!" ancam Syifa sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah kakaknya. Andrea hanya menyeringai kecil, "Ih, kecoa nih," godanya sambil mendekatkan kecoa mainan yang ada ditangan kirinya pada tubuh adiknya. ...