Sibling Goals🐇12

7.1K 560 14
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFA.

budayakan vote sebelum membaca dan comment sesudah membaca.

...

B A B D U A B E L A S

Ketika hatiku menemukan tempatnya untuk pulang, maka aku tidak bisa meragukan segala tentang takdir yang entah memutus ataupun menyatukan kita.

...

BISING suara anak-anak itu hingga ke dalam Caffe. Anak-anak berseragam sekolah menengah akhir saling bersautan dijalanan, berlarian dengan tangan membawa senjata tajam, lempar dengan batu, atau saling pukul dengan tangan hampa.

Dari dalam Kafe, gadis itu kian merapatkan tubuhnya dengan tembok dibelakangnya. Syifa ketakutan, walau Kafe ini sudah ditutup dan lokasi tawuran 200 meter dari Kafe tapi ia benar-benar takut. Suara semrawut itu rasanya semakin mendekat membuat ia langsung menyusul Adam di kasir.

"Adam pulang yuk," ajaknya sambil menarik-narik ujung kaos lengan panjang Adam. Tingkahnya yang seperti anak kecil minta dibelikan permen membuat Adam mengernyitkan dahinya dalam.

Adam tau Syifa takut dengan anak-anak tawuran itu tapi caranya memperlihatkan ketakutannya membuat perutnya tergelitik.

Cowok itu menggulung kaos lengan panjangnya hingga siku, "Aduh Fa, mereka gak akan sampe sini kok. Tenang aja."

Syifa tetap kekeuh dengan permintaannya, "Buruan Adam. Ayo pulang," pintanya yang lebih mirip dengan rengekan.

"Enggak Syifa. Tenang aja, mereka sebentar lagi pasti dibubarin kok sama polisi," tutur Adam mencoba menenangkan kecemasan gadis ini.

Syifa berdecak kesal, "Yaudah deh, aku pulang duluan aja. Kesel lama-lama liat kamu."

Tuh, seperti yang Adam katakan. Syifa itu kalau ngambek mirip anak kecil. Gaya bahasanya saja jadi berubah seperti itu.

"Hey, jangan nekat Fa. Bisa lebih bahaya kalau kamu sendiri."

Ah, Adam jadi mengikuti gaya bahasa Syifa sekarang.

"Abisnya diminta nemenin gak mau," cibir Syifa sambil meninju bahu Adam kencang.

Demi kerang ajaib milik Spongebob dan Patrick, Adam tidak tau jika Syifa memiliki tenaga sebesar ini jika sedang kesal.

"Iya, kita sekarang pulang." Lama kelamaan darahnya mendidih mengurusi gadis ini.

Sambil mendorong kedua bahu Syifa pelan, Adam memenuhi keinginan gadis di depannya.

"Lewat pintu belakang aja ya, Dam."

Hanya deheman Adam sebagai jawaban dari permintaan Syifa.

Dasar keras kepala.

. . .

Gadis itu menepuk-nepuk pundak cowok didepannya. Hampir saja ia oleng jika tidak segera menghentikan laju kendaraannya di tepi jalan.

"Bahaya tau gak! Untung aja tadi gak jatuh. Kalo jatuh gimana? Gak cuma bahayain kita, tapi juga orang lain," sentak cowok itu kesal.

Kelakuan gadis tadi benar-benar keterlaluan, membahayakan dirinya sendiri juga orang lain. Adam saja jadi kesal, tidak bisa menahan diri ketika memarahi gadis yang sekarang sudah turun dari atas motor dan berdiri di depannya sambil menunduk menyesal.

"Iya. Maaf, gue tadi emang salah kok. Janji deh gak akan diulangin lagi."

"Besok gue traktir deh di sekolahan," bujuk Syifa meminta maaf.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang