Sibling Goals 🐇 24

3.6K 298 48
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH

ANDREA DAN SYIFA

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca.

Sangat membutuhkan koreksi
...

B A B  D U A P U L U H E M P A T

Ada satu hal yang kadang membuat seseorang memilih menyerah dan pasrah; kerinduan yang tidak bisa disampaikan.

...

Hutan Mangrove Tapak, tempat yang mereka tuju sudah terpampang di depan mata. Hamparan laut dan hijaunya mangrove, ditambah jalan-jalan kayu yang dibangun di atas air dan diantara tumbuhan berakar tangguh.

"Itu ada kursi." Syifa menunjuk kursi kayu dengan tangan kanan, tangan kirinya yang melingkar di leher Andrea yang menggendongnya.

Andrea menarik napas dalam-dalam, Syifa tidak bisa dikatakan ringan. Andrea harus kuat-kuat menopang tubuh adiknya jika tidak ingin keduanya tersungkur dan jadi pusat perhatian.

"Lo jalan sendiri ya?"

"Ih, lo sendiri yang bilang sanggup gendong gue. Katanya cowok kuat, masa dari parkiran sampai sini udah capek," ucap Syifa yang membuat Andrea mendengus kesal. Syifa paling tau apa yang membuat ego Andrea tersinggung.

Andrea melempar tubuh Syifa dan mengeratkan tangannya pada kaki Syifa.

"Berat!"
"Gue kurus!"
"Yang bilang lo gendut siapa?"

Syifa membuka mulutnya, bersiap menjawab walau kembali menutup karena bingung harus menyangkal bagaimana.

"Diem, kan lo?"

Syifa cemberut, Andrea terkekeh pelan.

"Yaudah, turunin gue!" seru Syifa.

Andrea langsung menurunkan Syifa, lalu menggerakkan badannya ke kiri ataupun ke kanan, untung tidak encok.

"Gitu aja capek!" Andrea menjitak kepala Syifa.

"Gue gendong dari parkiran sampai hutan Mangrove. Jauh woy! Lo berat lagi!"

Bibirnya mengerucut, "Lo gak ikhlas ya?" tanya Syifa.

Andrea menghela napas.

Here its goes..

"Kalau gak ikhlas, bilang dari tadi."

Syifa berlalu, menjauhi Andrea, mendahului kakaknya.

"Awas ilang!" teriak Andrea.

Langkahnya berakhir di kaki kiri. Syifa berhenti, memutar tubunya, berjalan ke arah Andrea sambil menghentakkan kaki.

Ketika sampai di hadapan Andrea—lagi. Syifa mengambil tangan kanan Andrea, menariknya hingga Andrea mengikuti langkah dari kaki pendek Syifa.

"Pendek," gumam Andrea.
"Lo ngajak berantem ya?" Syifa menoleh kebelakang, alisnya menukik tajam yang dibalas tawa kecil dari kakaknya.

Syifa kembali menatap ke depan, tarikan pada tangan Andrea tidak sekuat tadi, langkahnya tak lagi di hentakkan.

Andrea menatap jari-jari lentik yang mengenggam tangannya. Waktu itu, ketika gadis di depannya baru bisa melihat dunia, Andrea begitu suka memainkan jari mungil yang akan menganggam kuat jarinya.

Gadis di depan itu, yang menggenggam tangannya, yang menuntunnya untuk mengikuti setiap langkah yang dibuatnya, gadis itu adiknya.

Bayi mungil yang pernah membuatnya kagum dengan tangisnya.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang