Sibling Goals 🐇 17

5.4K 369 7
                                    

SELAMAT MEMBACA
KISAH ANDREA DAN SYIFA.

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca.

. . .

B A B  T U J U H B E L A S

Bahagiaku sederhana, bagaimana bahagiamu? Sesederhana kamu mencintai dia kah?

. . .

90 Hari sebelum
Jakarta - Jogjakarta.


"Warna hitam atau abu-abu?"

"Abu-abu."

"Bagus yang hitam, loh."

Kedua alis gadis yang rambutnya terurai itu mengerut bingung, "Loh, tadi kan lo tanya, yaudah gue jawab abu-abu. Terus kata lo bagusan yang hitam, ngapain tanya kalau gitu?"

"Ya kan gue bingung."

"Jadi hitam atau abu-abu?" ulangnya lagi, seakan tidak puas dengan jawaban sebelumnya.

"UDAH PAKEK YANG WARNANYA PINK AJA! KALO GAK MAU GAK USAH PAKEK BAJU SEKALIAN. BIASANYA PAKEK KAOS OBLONG AJA SOK-SOKAN PAKEK KEMEJA."

Andrea menelan ludah. Teriakan itu begitu memekakan telinganya hingga berdengung. Nyatanya perempuan yang sedang haid lebih menyeramkan dari singa yang sedang kelaparan.

"Udah lah pilih aja sendiri. Gue mau pergi," ketus Syifa pergi dengan bibir yang mencebik kesal.

Hari pertama itu sakitnya tiada tara tandingannya. Rasanya itu ingin membunuh siapa saja yang mengganggunya. Singkatnya, Syifa dalam mode 'senggol bacok'.

"Hai," sapa Adam yang baru saja keluar dari dapur dengan segelas teh di tangan kanannya.

Syifa hanya menganggap sapaan tadi angin lalu. Gadis dengan sandal rumahan itu berlalu meninggalkan Adam yang menatapnya dengan tanda tanya memenuhi keningnya.

Dengan celana training hitam, Adam menyusul Syifa yang berjalan gontai menuju pintu utama rumah ini. Bodo amat dengan segelas teh yang ada di tangannya, Adam menyusul Syifa yang sudah siap dengan sandal jepit putih yang kini menghiasi kakinya.

"Mau kemana?" tanya Adam ikut mengunakan sandal jepit hitam. Ia tidak tau gadis dengan jaket jeans biru itu akan pergi kemana, yang penting ia ikut saja.

"Ngapelin mas-mas Alfa. Biar ada yang ngucapin selamat pagi."

Adam terkekeh geli, Syifa masih saja lucu walau dengan wajah yang tertekuk kesal dan mulut yang terus saja menggerutu sebal.

"Kode biar gue ucapin selamat pagi nih?" ledek Adam yang sekarang memasang senyum jahilnya.

"Males amat. Cakepan mas-mas Alfa."

Ya, anggap saja mata Syifa sekarang sedang kelilipan.

"Hari ini mau kemana?"

"Dibilang mau ke alfamart."

"Kenapa gak ke indomaret?"

"Mas-masnya gak ganteng, kalo mas-mas alfamart kan manis-manis kayak kedondong gitu," tutur Syifa sambil mendorong pintu masuk.

Hawa sejuk langsung menerpa kulitnya. Jika boleh jujur, sebenarnya dia sudah kedinginan sepanjang jalan menuju ke tempat ini.

"Mau beli apaan sih Fa?" tanya Adam sambil menyeruput teh yang ia bawa dari rumah tadi.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang