Sibling Goals 🐇 16

6K 437 39
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFA.

budayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca.

. . .

B A B E N A M B E L A S

Tak sepenuhnya luka harus kamu rasa, karena ada luka yang mengundang cinta datang untuk menyembuhkan lukanya.

. . .

Disaat semua orang sibuk dengan dunianya, hanya gadis itu yang masih setia mengamati sekitarnya. Orang-orang berlalu lalang sibuk menghiasi setiap sudut rumahnya.

Ah, ia hampir saja lupa jika hari ini adalah ulang tahun Hendra, sosok itu kian menua, tetap bekerja keras di usianya yang beranjak senja. Tidak pernah mengeluh walau sekarang tidak lagi didampingi Mama.

Setiap sudut rumahnya dihiasi pita dan balon-balon berwarna hitam berpadu putih.

"Andai rasa ini tak pernah ada, tak pernah datang menghampiri sang hati yang kini mulai mencari siapakah sang pujaan hati."

Rasanya Syifa ingin muntah setelah mendengar bait-bait puisi yang kakaknya bacakan.

Sumpah alay. Cibirnya.

"Nih." Suara yang hadir bersamaan dengan sekotak es krim cokelat kesukaannya.

Adam duduk disamping kanan Syifa yang mengisyaratkan terimakasih dari sorot matanya. Mungkin Adam terlalu menyukai mata gadis di depannya ini, mata cokelat bening yang selalu memancarkan kejujuran.

"Cie yang kangen gue," olok Adam dengan senyum jailnya yang membuat kedua pipi Syifa memanas-malu.

"Gue capek banget," gumam Adam sembari menyandarkan kepalanya pada bahu Syifa.

"Oh ya, bukannya ada terapi ya buat kebisuan lo?"

Syifa mengangguk ragu, ia ragu jika ia tidak akan bisa mengeluarkan suaranya lagi.

"Jangan sedih gitu dong, sini gue peluk." Adam memeluk Syifa dari samping dengan kepala yang masih bersandar pada bahu gadis berbaju biru langit itu.

Dalam hati Syifa benar-benar berharap jika Adam tidak mendengar degup jantungnya yang terasa berdetak lebih cepat.

"Hahh.. Gue masa kangen sama lo," gumam Adam yang terdengar jelas di telinganya.

Syifa mengusap kepala Adam menggunakan tangan kirinya, "Kenapa sih Papa lo pilih homeschooling?"

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya tidak tau. Mungkin Hendra khawatir, takut kejadian yang tidak diingininya terjadi.

"Oh ya, Om Hendra bilang kamu sekarang udah bisa jalan lagi?" tanya Adam yang membuat senyum Syifa kian merekah.

"Berarti kita bisa jalan-jalan dong?"

Kita? Wah, nih bocah tadi abis sisiran pakek sisir tuyul apa gimana sih?

Syifa tidak menjawab karena terlalu fokus melihat kakaknya yang sedang mengobrol dengan Atha. Syifa merasa kini memiliki batas dengan kakaknya, tidak bisa seleluasa dulu.

Syifa merasa ada tembok besar menghalanginya, "Kenapa diliatin mulu? Kangen sama Andrea?" tanya Adam.

Dirinya hanya mampu menggelengkan kepala, melepaskan pelukan Adam dan berlalu pergi melepaskan kesesakan yang ada. Ia hanya rindu kakaknya.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang