SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFABudayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca.
Butuh koreksi jika ada typo
...
B A B D U A P U L U H D U ALo harus senyum.
Kebahagiaan gue dari sana.
...Gerimis datang, menjatuhkan diri ke bumi. Syifa menatap dengan mata berbinar, sedang Andrea mendesah pelan. Syifa yang menyayangi hujan dan Andrea yang tidak menyukainya.
"Hujan," desis Andrea membuat Syifa menoleh dengan bibir yang melekung seperti bulan sabit.
"Keren, kan?"
"Nyebelin."Syifa hanya menggeleng pelan, cukup tau jika Andrea keras kepala. Coba saja pukul kepalanya! Pasti dia berteriak sakit.
"Hujan kan rahmat."
"Rahmat mah, temen gue."Syifa mendengus kesal. Andrea memang sangat berbakat membuatnya kesal. Itu memang bakat yang sudah mendarah daging, Syifa sudah menjadi korbannya dari dulu.
"I don't want to lie, can we be honest? Right now while you're sitting on my chest. I don't know what I'd do without your comfort. If you really go first, if you really left."
Senandung lirih sampai di telinga Andrea. Harus diakui, Syifa mempunyai bakat bernyanyi yang tidak disalurkan dengan benar. Tidak sebagus suara Raisa memang, tapi setidaknya jauh dari sumbang.
"I don't know if I would be alive today,
With or without you like night and day,
Read and repeat every conversation. Being with you, everyday's a Saturday, But every Sunday you've got me praying."Andrea pernah mendengar lagu ini, tapi hanya sekedar mendengarkan tanpa mengetahui judulnya.
"Don't you ever leave me, don't you ever go. I've seen it on TV, I know how it goes. Even when you're angry, even when I'm cold. Don't you ever leave me, don't leave me alone,"
Syifa memandang lurus kedepan, memperhatikan pengendara lain yang mendahului ataupun didahului. Hingga kakaknya membelokkan kemudi menepi, memasuki parkiran sebuah.....
"ALFAMART!!!" pekik Syifa bahagia.
Sederhana membahagiakan Syifa.
"Heboh banget. Gak pernah liat begituan ya lo?!" ejek Andrea saat keduanya keluar dari mobil dan masuk ke dalam ruangan yang sejuk membuat Syifa berdeham senang.
"Ambil keranjangnya Bang!" Syifa berlalu meninggalkan Andrea yang kini memandang dengan tatapan Lo-Gak-Tau-Terimakasih.
Membawa keranjang berwarna kuning, Andrea menyusul adiknya yang sudah mendekap berbagai snacks yang langsung dimasukan ke dalam keranjang yang ia bawa.
Membuat Syifa bahagia memang sederhana, tetapi membuat adiknya tenang itu hal yang menyusahkan. Entah barang yang tersenggol dan ambruk, atau menyenggol orang lain yang berbelanja.
Andrea menggeram kesal, tangan kirinya yang bebas memeluk pinggang Syifa, membuat gadis itu menengok, menatapnya sekilas lalu kembali sibuk memilih makanan dengan cara yang lebih manusiawi.
"Pecicilan banget sih lo," bisiknya di dekat telinga Syifa.
"Gue kalem kok!" seru Syifa tidak terima walau tanggannya masih sibuk memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Teen Fiction[Sibling Series #1] "Cicing maneh?!" ancam Syifa sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah kakaknya. Andrea hanya menyeringai kecil, "Ih, kecoa nih," godanya sambil mendekatkan kecoa mainan yang ada ditangan kirinya pada tubuh adiknya. ...