Sibling Goals 🐇 15

6.1K 458 34
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA
ANDREA DAN SYIFA.

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah membaca.

. . .

B A B L I M A B E L A S

Aku bersyukur Tuhan mengirimkan salah satu bidadarinya untuk menemaniku dan mengisi hatiku.

. . .

Now Playing
Bukan Sekedar Kata - The Overtuners.

Seragam putih abu-abu siap menemani dirinya hari ini. Dengan ransel hitam yang sudah menempel dipunggungnya ia memasuki kelas yang mulai ramai.

Baru saja ia meletakkan tasnya diatas meja, sebuah pengumuman yang mengharuskan seluruh murid kelas dua untuk berkumpul di Aula utama yang kini sudah terdapat kursi-kursi yang berjajar rapi.

Wajahnya yang tadi terlihat kesal ketika sampai di aula yang mulai ramai, kini terbit sebuah senyuman. Dengan semangat ia duduk di salah satu kursi, tepat dibelakang seorang gadis yang sibuk dengan buku catatan yang berisi banyak tulisan yang tidak bisa ia baca.

Cowok itu memajukan kursinya hingga lututnya mengenai kursi didepannya, melipat kedua tangannya lalu diletakan pada punggung kursi dan membuatnya menjadi bantal untuk kepalanya-walau sebenarnya bahu kanan gadis didepannya yang menjadi bantalnya.

"Ih! Ini siapa sih."

Dahinya harus rela terbentur pinggiran kursi karena gadis didepannya tiba-tiba memajukan tubuhnya dan menoleh kebelakang.

"Andrea, ngapain?"

Yang ditanya mendengus kesal, bisa-bisanya gadis ini bertanya dengan tampang watados-nya, setidaknya meminta maaf karena membuat dahinya berdenyut sakit.

Sambil memegangi dahinya yang terasa nyeri. Ia berdesisi pelan, menatap Atha seolah-olah ia marah—padahal mana bisa ia marah dengan gadis ini.

"Sakit, tah?"

"Anjir," desisnya.

"Baik anak-anak, tolong perhatikan depan ya. Kakak-kakak di depan ini akan memulai acara sosialisasi kali ini."

Sura bising berubah senyap setelah intrupsi tadi.

"Sstt," bisik Andrea memanggil Tria.

"Berisik," balas Tria balik berbisik.

"Siapa?" tanya Andrea.

Atha mendengus kesal, lalu memukul kepala Andrea dengan buku catatan yang cukup tebal untuk membuat kekasihnya meringis kesakitan-untuk kedua kalinya.

"Berisik." Andrea mengulang kata yang tadi diucapkan Atha. Membuat gadis itu mengalihkan pandangannya, pura-pura fokus dengan penjelasan pembina sosialisasi yang berdiri didepan mereka.

Seperti tidak kapok, cowok itu kembali meletakkan kepalanya dengan bahu Atha sebagai bantalannya. Andrea dapat merasakan kekasihnya ini menghela nafas dalam-dalam.

Ya, cowok itu tau jika kekasihnya ini sedang menahan kekesalan terhadap dirinya, namun sepertinya membuat Athaa kesal menjadi hobi barunya.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang