Sibling Goals 🐇 28

3.3K 267 24
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFA.

Budayakan vote sebelum membaca
Dan komentar setelah membaca.

100+ vote
50+ komentar.
...
B A B
D U A P U L U H D E L A P A N

Kebanyakan sweatshirt ilang,
diambil Syifa!
...

Malam semakin larut, para orang tua memilih mengundurkan diri ke kamar masing-masing karena kantuk menyerang. Para remaja masih berkumpul di ruang keluarga, dengan televisi menyala dan film yang terputar.

Meja yang tadinya ada di tengah, sudah mereka pinggirkan. Sehingga semua bisa duduk di atas karpet berbulu lembut.

"Gue ngantuk banget," gumam Syifa di dada Andrea.

Iya. Syifa masih bermanja-manja pada Andrea. Bedanya sudah berubah posisi. Andrea menyandarkan punggungnya di kaki sofa dan kakinya selonjoran karena badan adiknya yang berada di antara kedua kaki, menjadikan dada Andrea sebagai sandaran, dan jangan lupakan tangan Syifa yang melingkari pinggang kakaknya.

Albi meletakkan makanan di atas karpet, toples-toples kaca yang berisi berbagai jenis camilan. Ia duduk disamping Andrea, matanya melirik Syifa yang memejamkan matanya.

Lalu menatap Andrea, "Yakin mau kuliah di Jogja?" tanya Albi.

Kening Andrea berkerut heran, sebelum ini, Albi tidak pernah menanyakan perihal pendidikannya.

"Emang kenapa?" Andrea bertanya balik.

Albi mendengus sebal, "Tuh," ujarnya sambil menggerakkan dagu ke arah Syifa.

Seakan mengerti yang dimaksud Albi, Andrea mengedikkan bahunya, bingung.

"Ngomongin apa sih?" timbrung Andra yang baru saja mendudukkan diri di samping Albi.

"Kepo," gumam Albi.
"Gue denger ya," ketus Andra.
"Yang bilang kalau lo budeg, siapa?" Albi memalingkan wajah, kembali fokus pada film yang malah ia anggurkan.

"Yang haus, yang haus!" seru Arka yang baru saja datang dengan es teh manis buatannya.
"Malam-malam masa buatnya es teh sih, Ka?" Andra menatap kembarannya yang baru saja duduk di sebelahnya lalu disusul Adam di samping Arka.

"Seger kali, Bang," jawab Arka.

Andrea menggeleng pelan, tangan kirinya terangkat mengelus kepala Syifa, sedangkan tangan kanan meraih segelas es teh yang dibuat Arka.

"Buset! Untung lo gak jualan es teh, Ka," ujar Andrea yang kembali meletakkan segelas es teh yang baru ia minum sedikit. Mereka yang melihat mengernyitkan dahi, apalagi Arka yang dijadikan tersangka.

"Pelit banget ngasih gulanya," lanjut Andrea.

"Biar lo gak diabetes," ujar Arka.
"Kagak lucu," ketus Andrea.
"Yang ngelawak siapa?" tanya Arka.
"Yang bilang lo ngelawak siapa?" Andrea balik bertanya.

Syifa menggeliat terusik. Posisinya yang tengkurap membuat rambut berantakan dan sedikit menutupi wajahnya. Albi berapikan rambut Syifa, melihat mata gadis yang ia anggap adiknya sendiri terbuka walau sayu.

Syifa sedikit menegakkan badannya, menguap lalu mengucek matanya. Badannya kembali menghadap Andrea, kedua tangan terulur merangkul leher kakaknya dan menenggelamkan wajah di ceruk leher Andrea.

"Uluh-uluh, manjanya," ejek Andra sambil mencolek lengan Syifa yang langung ditepis Andrea.

Andra mendengus kesal.

Sibling GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang