SELAMAT MEMBACA KISAH
ANDREA DAN SYIFABudayakan vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca.
100+ vote
50+ komentar
...B A B
D U A P U L U H S E M B I L A NStay with me, pumpkin!
. . .
Matahari naik semakin tinggi, langit biru cerah berawan, matanya tak henti menelisik setiap sudut kedai sederhana tempat mereka singgah.Tangannya menyangga dagu, bosan. Setengah jam sudah dia menunggu lima laki-laki menyelesaikan makan.
"Lelet," gumam Syifa yang langsung mendapatkan pelototan dari lima pasang mata.
Syifa menyenderkan kepalanya di bahu kanan Andrea, matanya terasa berat, "Buruan, Bang," bisik Syifa.
"Aku ngantuk," lanjutnya.
Andrea terkekeh pelan, mengangkat tangan kanan, meletakkannya di belakang tubuh Syifa, merangkul pinggangnya, menarik tubuh itu semakin merapat, memberikan tempat nyaman, membuat Syifa semakin ingin memejamkan mata.
"Yuk," ajak Albi ketika semua sudah selesai dengan makanannya.
Andrea melempar kunci mobil yang ditangkap oleh Albi, "Lo yang bawa," ujarnya.
Mereka beranjak, Syifa yang dalam rangkulan Andrea. Semua sudah memasuki mobil, dengan posisi yang sama, hanya Albi yang bertukar posisi dengan Andrea.
"Sini," ujar Andrea sambil merentangkan kedua tangannya. Membawa Syifa ke dalam pelukannya.
"Mau juga dong dipeluk!" seru Andra yang memunculkan kepalanya dibelakang Andrea dan Syifa.
"Sini gue peluk!" seru Adam sambil merentangkan tangan.
"Ogah!" seru Andra sambil mendorong tubuh Adam menjauh.
Sungguh, bulu kuduknya berdiri—merinding.
Syifa tertawa bahagia melihat wajah Andra yang memerah jijik. Arka menoleh ke belakang, menatap kembarannya yang tersiksa duduk dibelakang dengan Adam.
Albi sesekali melirik dari kaca spion yang ada di tengah, "Jijik gue liatnya," ucap Albi yang kembali fokus dengan jalanan di depannya.
"Aku tuh gak bisa diginiin!"
Syifa semakin terbahak mendengar seruan Andra yang sekarang menjauhkan Adam dengan kakinya yang panjang.
"Adam, diem gak lo? Atau gue tendang keluar dari mobil?" acam Andra yang mulai kesal karena ditertawakan.
Adam mengusap perutnya yang sakit karena tertawa terlalu lama, "Nendangnya beneran, Njir!" seru Adam ketika Andra benar-benar menendangnya.
Andrea memutar mata—jengah. Ia menutup kedua mata Syifa dengan telapak tangan kirinya. "Tidur," ujarnya.
Syifa menarik lengan kakaknya, "Gak jadi ngantuk," ucap Syifa menyandarkan tubuh sepenuhnya pada Andrea.
"Emang bisa gitu? " Andrea mengernyit heran.
"Bisa dong!" seru Andra.
"Gue gak tanya lo!"
"Gue jawab lo!"
"Tapi pertanyaannya bukan buat lo, Andra."
"Tapi gue juga pengen ditanya," rengek Andra yang membuat Syifa kembali tertawa terbahak-bahak."Humor gue receh banget," gumam Syifa disela tawa. Andrea menggeleng dengan tawa kecil.
Kadang heran kenapa punya sepupu laki-laki semua, dengan otak yang sama anehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Goals
Dla nastolatków[Sibling Series #1] "Cicing maneh?!" ancam Syifa sambil mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah kakaknya. Andrea hanya menyeringai kecil, "Ih, kecoa nih," godanya sambil mendekatkan kecoa mainan yang ada ditangan kirinya pada tubuh adiknya. ...