Jihan terbangun ketika mendengar kumandang azan zuhur. Dia melihat jam di dinding kamar. Pukul 12.05. Tadi setelah shalat dhuha dia tertidur. Karena semalam dia begadang mengerjakan naskah yang diminta editornya. Jihan bangun dan segera berwudhu. Rasa lelahnya mengerjakan naskah sejak semalam sudah berkurang banyak ketika dia bangun tadi.
Air wudhu membasahi wajah, lengan, kepala, telinga dan kakinya. Sehingga mengembalikan kesegaran pikirannya. Lalu Jihan melaksanakan shalat zuhur dengan khusu'. Shalat membuatnya makin tenang. Saat shalat, dia berusaha menyingkirkan dunia dari pikirannya. Seperti yang dibacanya dalam beberapa buku, shalat dengan benar membuat tubuh dan pikiran sehat. Caranya dengan benar-benar mengerti dengan bacaan shalat yang sedang kita baca dan mengerjakan gerakan shalat sesuai ajaran Rasulullah SAW.
Shalat membuat kita jadi sabar, itu bisa terjadi jika kita melaksanakan shalat dengan tumakninah. Atau tidak terburu-buru. Jika di agama Hindu mereka bermeditasi untuk meningkatkan kesabaran mereka, maka di islam, shalat yang tumakninah akan meninggalkan bekas berupa kesabaran dalam keseharian mukmin.
Selesai shalat, tak lupa Jihan berzikir dan berdoa. Ketika melipat kembali mukenanya, mata Jihan tak sengaja menatap USB yang diberikan Adam padanya beberapa waktu lalu. USB itu terletak di atas meja belajarnya. Selama ini, Jihan hanya melihat folder yang bertulis namanya saja di USB itu.
"Kira-kira isi folder Umi apa, ya?" guman Jihan. Rasa penasaran membuatnya bergegas menyalakan laptop. Adam pernah mengatakan bahwa di folder Khansa ada foto-foto mereka. Jihan jadi ingin melihat foto-foto itu dengan langsung memasang USB ke laptop yang sedang menyala.
Beberapa menit kemudian dia sudah terlihat asyik memperhatikan folder yang bertuliskan nama Khansa. Ada banyak file foto-foto mereka di berbagai acara dan tempat dengan judul masing-masing tempat. Ada juga file berupa PDF dan MS Word.Mata Jihan menyusuri judul di masing-masing file milik Khansa. File itu umumnya tentang pekerjaan Khansa. Sebagai pemegang keuangan di percetakan mereka, Khansa juga merangkap marketing. Ada beberapa file PPT juga di sana. Mungkin berisi materi untuk mengajak beberapa perusahaan penerbit bekerja sama dengan mereka.
Tiba-tiba mata Jihan melihat sebuah file word dengan judul yang menarik perhatiannya.
"Apa Umi juga suka menulis? Apa isi file di MS Word ini?"
Gadis berbulu mata lentik itu mengklik salah satu file MS Word milik Khansa. Judul file itu Hari Ini. Entah kenapa Jihan penasaran dengan membaca judul file tersebut. Sebenarnya ada banyak judul file di folder Khansa. Tapi satu judul itu seolah meminta Jihan untuk dibaca.
Jihan sayang, maafkan Umi. Umi terpaksa merahasiakan penyakit Umi. Menurut dokter, Umi menderita kanker kolon. Sayangnya Umi baru mengetahui hal ini beberapa waktu lalu. Selama ini Umi memang merasa ada yang aneh di perut Umi. Umi sering susah BAB. Perut Umi sering sakit. Kadang malas makan. Umi awalnya tidak mempedulikan hal itu. Umi minum obat yang dijual di apotik untuk mengurangi rasa sakit.
"Ya Allah... Umi... Kenapa Umi nggak ngasih tahu ke Jihan kalo Umi sakit?" Air mata Jihan mulai menggenang di pelupuk matanya. Jihan melanjutkan tulisan yang diketik Uminya.
Tapi setelah rasa sakitnya tak tertahankan, baru Umi memeriksakan diri ke dokter. Ternyata setelah melalui serangkaian pemeriksaan itu, dokter menyatakan Umi menderita kanker kolon stadium 3. Dokter menyarankan Umi untuk operasi dan menjalankan kemoterapi. Tapi Umi nggak ingin menambah rasa sakit ini. Umi pikir, jika Allah berkehendak Umi menghadapNya, pasti Umi akan segera ke sana.
Jadi Umi memutuskan untuk tidak melakukan kemoterapi. Tak ada seorangpun yang mengetahui tentang penyakit Umi. Karena Umi nggak mau kalian khawatir. Maafkan Umi ya, sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELAYNE
Teen FictionElayne, seseorang yang sangat ingin dicari Jihan. Karena Elayne sudah mencuri naskahnya dan menerbitkan naskah itu tanpa minta izin padanya. Jihan berencana menemukan penulis yang bernama Elayne itu di mana pun dia berada. Dimulai dengan menelepon e...