Bersyukur tiket kereta Argo Parahyangan eksekutif masih ada ketika Jihan sampai di stasiun Bandung. Jarum jam di tangan kiri Jihan menunjukkan ke angka 19.20 ketika dia berhasil memperoleh tiket kereta. Sepuluh menit lagi kereta akan segera berangkat menuju Jakarta. Jihan bergegas masuk ke dalam kereta dan mencari tempat duduk sesuai dengan angka yang tertera di tiketnya.
Sepertinya penumpang menuju Jakarta malam ini tidak begitu banyak. Karena Jihan masih melihat beberapa bangku kosong tanpa penumpang. Setelah berhasil menemukan kursinya, Jihan meletakkan ranselnya di bagasi kereta. Lalu dia duduk di kursinya. Belum ada penumpang di sebelahnya. Jihan berharap tidak ada penumpang di sana, agar dia bisa tidur sembari selonjor kaki. Hanya perlu waspada jangan sampai ketahuan petugas KA.
Jihan mengenakan headsetnya. Headset itu tersambung ke HP. Gadis itu memilih mendengarkan musik untuk mengisi waktunya. Rasanya membaca novel atau membaca modul kuliah tidak cocok dengan penerangan dalam kereta yang cukup minimalis menurut matanya. Jihan memutar Kun Anta dari HP-nya. Suara Humood Alkhudher dengan musiknya yang sedikit cepat membuat Jihan sedikit bersemangat.
Jihan sangat menyukai lagu itu. Lalu yang mengajak seseorang untuk menjadi dirinya sendiri. Tidak perlu ikut-ikutan untuk mengubah penampilan seperti orang lain. Jangan dengarkan kata-kata orang lain tentang kita. Jangan juga ingin menjadi seperti orang lain. Cukup jadi diri sendiri. Lagu ini seolah mengingatkan Jihan agar selalu berjalan di jalan Allah. Apalagi ketika Jihan melihat klip lagu ini di Youtube, klip yang lucu dan sangat mengena jika kita melihatnya dengan pikiran jernih.
Tepat pukul 19.40, kereta Argo Parahyangan pun melaju menuju Jakarta. Seperti yang diduga Jihan, kereta itu tidak penuh. Jihan bisa duduk nyaman sendiri di kursinya. Dia menikmati musiknya sambil memejamkan mata dan bersenandung pelan. Dia ingin melupakan sejenak pemikirannya tentang Adam. Bukan dia tidak khawatir dengan Adam yang terbaring sakit. Tapi setelah mendengar perkataan Nadia tentang dirinya yang sedang jatuh cinta pada Adam, membuat Jihan sedikit bingung dengan perasaannya. Makanya dia memilih mendengarkan lagu Kun Anta yang temponya cukup cepat sehingga membuat pendengarnya jadi bersemangat.
"Jihan!" seseorang tiba-tiba menepuk pundak Jihan. Jihan membuka matanya. Di depannya terlihat seorang cowok sedang tersenyum lebar padanya. Kalau dipikir-pikir senyum cowok di depannya ini mirip Humood Alkhuder, penyanyi Kun Anta yang sedang didengarnya. Bukan senyumnya saja yang mirip, wajah dan perawakannya juga terlihat mirip. Apalagi kulitnya yang juga berwarna gelap. Ah, pemikiran yang aneh. Jihan segera menepis pemikirannya.
"Bang Davi!" Jihan menatap Davi takpercaya. Demi apa coba, dia bertemu Davi di gerbong kereta menuju Jakarta. Apa Davi mengikutinya? Kenapa sering sekali dia bertemu Davi secara tak sengaja? Darimana Davi tahu kalau dia sedang berada di kereta Parahyangan ini?
"Jihan mau ke Jakarta juga?" tanya Davi sambil duduk di samping Jihan. Jihan agak sedikit risih, lalu dia menggeser duduknya ke dekat jendela.
"Iya. Bang Davi tadi duduk di mana? Kenapa tahu Jihan ada di sini?"
"Saya nggak tahu Jihan ada di sini kok. Tadi saya hanya iseng ke gerbong ini. Karena gerbong saya cukup penuh. Saya ingin tiduran karena ngantuk banget. Di gerbong saya, lumayan berisik."
"Oh." Jihan berharap laki-laki itu tidak duduk di sampingnnya. Dia hanya tidak mood untuk ngobrol saat ini.
"Saya boleh duduk di sini kan?"
Tuh, kan? Dia malah minta duduk di sampingnya. Bagaimana ini? Maaf ya Bang Davi, Jihan lagi ingin sendiri.
"Bukannya Bang Davi pengin tidur. Mending di sana aja tuh. Bisa selonjoran," Jihan berusaha menolak dengan halus permintaan Davi. Dia sudah enjoy menikmati duduk sendiri di bangku ini tadi. Rasanya kalau ada Davi, dia mungkin nggak bisa menikmati kesendiriannya. Saat ini, dia benar-benar tidak mau diganggu oleh siapa pun.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELAYNE
Teen FictionElayne, seseorang yang sangat ingin dicari Jihan. Karena Elayne sudah mencuri naskahnya dan menerbitkan naskah itu tanpa minta izin padanya. Jihan berencana menemukan penulis yang bernama Elayne itu di mana pun dia berada. Dimulai dengan menelepon e...