(Bab 1) Naskahku?

2.3K 95 98
                                    



Naskahku?

Jihan terlihat asyik memperhatikan rak novel terbaru. Siang itu toko buku Gramedia di Metropolitan Mall tidak begitu ramai. Mungkin karena hari kerja. Jihan sangat menyukai hal ini. Berlama-lama di toko buku sambil membaca synopsis novel-novel baru dalam suasana hening. Hanya ditemani oleh alunan musik lembut yang berasal dari pengeras suara toko.

Gadis berusia 24 tahun ini memang sangat suka membaca buku khususnya novel. Sebagai lulusan Sastra Indonesia UNJ, dia hampir tiap hari membaca buku. Apalagi pekerjaannya sekarang, mengharuskannya untuk sering-sering mencari referensi. Dia bekerja sebagai editor merangkap marketing di perusahaan percetakan milik keluarganya.

Percetakan mereka sesekali menerbitkan majalah atau bulletin masjid dan yayasan. Kadang-kadang para komsumen itu meminta perusahaannya untuk mengedit dan melakukan layout naskah yang sudah mereka berikan. Tentunya ada tambahan biaya selain biaya cetak.

Membaca buku berguna untuk menambah wawasannya tentang dunia editing dan pengetahuan terkini. Itulah kenapa dia sangat suka berlama-lama di toko buku.

Jihan mengamati cover dan judul novel yang terletak di rak buku laris. Rasanya sudah beberapa minggu lalu dia terakhir membeli sebuah novel. Hari ini, dia ingin membaca novel terbitan terbaru. Tentunya novel yang seru yang membuatnya tak berhenti membaca novel itu hingga bab akhir.

Mata Jihan menatap satu persatu novel sambil memperhatikan judulnya. Sesekali tangannya memegang novel dengan judul yang memikat. Lalu membaca blurb novel itu. Jihan bisa memperkirakan bagus tidaknya novel itu dari synopsis yang ditulis di cover belakang.

Ini mungkin bersifat relatif bagi semua orang. Sesuai dengan selera mereka masing-masing. Ketika asyik mengamati judul novel remaja di rak buku laris, tiba-tiba tangan Jihan berhenti pada sebuah judul. Judul itu menarik perhatiannya. It's Me, demikian judulnya. Jihan mengambil novel itu lalu membaca synopsis di kaver belakangnya.

Kening Jihan mengerut setelah selesai membaca synopsis novel yang menarik perhatiannya itu.

"Kayaknya aku pernah menulis synopsis seperti ini," batinnya. Dia lalu mencari novel It's Me yang sudah terbuka bungkusnya. Beruntung dia menemukan novel itu tak jauh dari tumpukan novel yang baru dibacanya.

Jihan buru-buru membaca bab satu novel itu. Betapa terkejutnya dia bab satu yang sedang dibacanya sama persis dengan novel yang pernah ditulisnya dulu. Wajah jihan memanas. Dia ingin marah. Kenapa naskah novelnya bisa diterbitkan dan dijual di sini? Tapi dia harus memastikan dulu bahwa novel yang sedang dipegangnya itu adalah novel yang sama dengan yang dia tulis.

Jihan memutuskan membeli novel itu. Dia mengambil novel yang masih berbungkus plastik. Dan segera membayarnya ke kasir. Hilang sudah keinginannya untuk membaca synopsis novel dan buku baru lainnya siang ini. Dia penasaran dan harus menyelesaikan membaca novel yang sedang dibayarnya.

Selesai membayar, Jihan bergegas keluar toko buku. Dia lalu berjalan ke arah toilet wanita yang berada persis di samping toko buku. Di koridor itu, Jihan duduk bersila dan membaca novel yang baru dibelinya. Tak dihiraukannya dingin lantai mal yang terasa di kaki dan bokongnya. Untunglah hari ini dia mengenakan rok denim dengan dalaman legging. Sehingga rasa dingin lantai tidak langsung menyentuh kulitnya.

"Ya ampun! Novel ini adalah naskahku!" gumam Jihan gusar. Apa yang harus dilakukannya? Dia lalu memperhatikan nama penulis yang tercantum di kaver novel. Elaine. Sebuah nama pena, pasti. Jihan membaca kaver belakang novel. Dia mencari penerbit novel tersebut. Sebuah penerbit mayor yang sering menerbitkan novel-novel terkenal dan best seller.

ELAYNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang