"Buya, tolong ambilin popok itu," Jihan menunjuk popok bayi yang ada di ujung tempat tidur. Dia sedang membersihkan BAB bayinya. Jihan baru melahirkan seorang bayi laki-laki seminggu yang lalu. Bayi tampan mirip Adam. Adam memberikan popok bayi yang diminta Jihan.
Jihan memasang popok itu lalu membedong bayinya. Adam hanya menatap Jihan dan puteranya dengan tatapan penuh cinta.Setahun sudah mereka menikah. Alhamdulillah Salwa dan kakek Jihan bisa menerima keputusan mereka. Ketika Salwa dan kakek sudah memberikan restu mereka, Jihan meminta Adam untuk menunggu dia menyelesaikan S2 nya dulu. Karena dia butuh waktu untuk menerima Adam sebagai calon suaminya, bukan lagi sebagai ayahnya.
Bersyukur Adam mengerti dengan keinginan Jihan. Beberapa bulan menjelang wisuda, Jihan memutuskan sudah siap untuk menjadi istri Adam. Mereka menikah dengan pesta yang sederhana. Mereka hanya mengundang kerabat dan teman dekat saja.Walau di awal pernikahan mereka, rasa canggung itu masih ada, tapi Allah memudahkan semuanya. Hingga mereka memiliki seorang bayi lucu.
Adam duduk di samping Jihan yang sedang menyusui bayinya. Pagi ini dia sudah rapi untuk berangkat ke kantor.
"Terima kasih ya sayang. Terima kasih untuk semuanya. Untuk semua cinta yang kamu berikan. Untuk anak yang shalih ini. Semoga kita bisa merawat anak kita sesuai dengan perintah Allah." Adam mencium kepala Jihan. Jihan hanya tersenyum.
"Terima kasih juga Buya. Jihan sangat menyayangi Buya. Dan Ahmad juga, ya..." Jihan mengelus lembut kepala bayinya yang masih lahap meneguk ASI.
"Lihat deh, alis Ahmad mirip sekali dengan alis Buya. Hidung dan matanya juga." Jihan tersenyum haru. Rasa bahagia menyelimuti hatinya. Setetes air mata bahagia menitik di pipinya.
Si kecil Ahmad terlihat lahap menyesap ASI Ibunya.
Jihan menatap malaikat kecilnya sambil tak henti bersyukur. Pandangannya beralih kepada Adam yang juga sedang menatap makaikat kecil mereka. Allah telah memberikan keajaiban yang luar biasa padanya. Dia mendapatkan suami yang juga ayah angkatnya sebagaimana Hujaimah bintu Huyai menikahi Abu Darda, salah satu sahabat Rasulullah SAW. Tak pernah terpikir olehnya takdir Allah akan seperti ini.Tapi begitulah Allah memberikan sesuatu dengan cara yang mungkin tak pernah kita sadari. Allah hanya meminta kita beribadah, berdoa dan berusaha. Selebihnya ketika kita memohon dengan kesungguhan, Allah akan mengabulkan doa kita. Takdir Allah kadang di luar nalar kita. Tapi akhir bahagia akan Allah berikan kepada hambanya yang selalu bermunajat padanya.
Jika engkau berdoa dan Allah belum mengabulkan doamu, maka bersabarlah. Karena bisa saja Allah menahan doamu untuk dikabulkanNya di suatu hari nanti. Allah hanya ingin melihat kesungguhanmu bermunajat padaNya.
"Buya berangkat kerja dulu, ya, sayang." Adam mencium pipi Bayinya yang masih dalam pangkuan Jihan. Lalu dia mencium kening Jihan.
"Hati-hati ya, Buya." Jihan mencium tangan Adam. Dia mengantar Adam hingga ke pintu rumah. Dia melihat Adam masuk ke dalam mobil dan memperhatikan Adam mengendarai mobil hingga menjauh dari rumah mereka.
Bi Imah tersenyum bahagia melihat majikannya. Dia menghampiri Jihan yang sedang mengantar suaminya berangkat bekerja.
"Bi Imah senang sekali, Mbak Jihan dan Pak Adam bisa tetap bersama," gumamnya. Jihan memeluk Bi Imah dengan tangan kirinya. Tangan kanannya masih menggendong bayi Ahmad yang mulai terlelap.
"Terima kasih, ya Bi Imah. Bi Imah sudah membantu Jihan membuat keputusan yang tepat. Doakan Jihan, Ahmad dan Buya selalu dalam kebaikan, ya."
"Insyaallah... aamiin..." Bi Imah membalas pelukan Jihan. Mereka kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan aktivitas mereka.
***
The End
***
Terima kasih sudah membaca Elayne...
Novel Elayne tamat sampai di sini ya. Doakan saya agar bisa menulis judul yang berbeda dengan karakter yang berbeda juga. ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
ELAYNE
Teen FictionElayne, seseorang yang sangat ingin dicari Jihan. Karena Elayne sudah mencuri naskahnya dan menerbitkan naskah itu tanpa minta izin padanya. Jihan berencana menemukan penulis yang bernama Elayne itu di mana pun dia berada. Dimulai dengan menelepon e...