*hoooo.. 😭😭
Gue kehilangan inspirasi tau gak. Sumpah. Awalnya semua sudah terancang di kepala. Karena ada masalah yang menyangkut si doi (tokoh dalam cerita). Yah pokonya adalah masalah. Lihat di part ini ya kalo gak dapet rasa dalam cerita coba deh nangis, habis itu jilat air matanya. Asin kan?
Hehe... Canda doang. Jangan timpuk gua yaa.. ✌✌¦¦¦¦
Ternyata yang namanya memasak tak semudah yang ada di kepala kalian (para pembaca.) Karen sedari tadi belum keluar dari dapur masih berkutat dengan bahan pembuatan kue brownis.
Keadaan dapurnya saat ini sudah seperti kapal pecah. Banyak tepung yang bertebaran, mertega yang meleleh disekeliling kompor dan coklat serut yang bececeran.
"gini amat buat brownis. Yang kali ini gak boleh gagal." Karen yang sudah gagal dua kali membuat brownis meyakinkan dirinya pada brownis ke tiganya.
Karen mengulangi membuat Brownis sebanyak tiga kali juga bukan tanpa sebab. Bulan ini sudah libur akhir tahun. Otomatis dirinya akan jarang bertemu dengan Danen. Salah satu cara untuk memberikan teka-teki berikutnya adalah dengan mengirimkan benerapa barang ke rumah Danen melalui tukang ojek online. Salah satu barang yang dimaksud adalah makanan.
Danen yang suka ngemil menjadikan alasan makanan menjadi pilihannya.
Ting..
Dengan sesegera Karen mengeluarkan brownis dari dalam oven. Dilihatnya dengan sangat teliti, brownisnya tidak gosong dan sedikit mengembang. "akhirnya jadi.. Hamba Mu senang ya Allah."
Dikeluarkan brownis dari cetakan dengan hati-hati dan di tata didalam kardus roti.Karen penasran dengan rasanya, dicuilnya sedikit pada bagian bawah untuk dirasakan. "pas!" ucapnya dengan senang. Pasalnya dari brownis yang pertama dan kedua gagal, karena brownis yang pertama kurang manis dan tak mengembang sadangkan yang kedua rasanya pahit karena gosong.
🌪🌪🌪🌪
Sudah hampir lima belas menit Karen menunggu ojek yang dipesannya melalui aplikasi. Namun tukang ojeknya tak muncul-muncul juga.
"ini dengan neng Karen?" tanya tukan ojek yang barusan saja dibahas dateng.panjang umur kau. Amin.
"iya. Ayo mas jalan. Sekarang." dengan segera Karen langsung naik bagian belakang tukang ojek.
"sabar dong neng. Ini dipakek dulu helemnya." sang tukang ojek memberikan helm kepada Karen.
"iya makasih. Ayo buruan jalan mas."
Motor tukang ojekpun berjalan menuju rumah Danen.
~
"mas stop... Stop sini aja saya turun." minta Karen secara mendadak."loh neng. Kan masih depan sana."
"udah sini aja." pinta Karen sambil memberikan helem kepada tukang ojek. "mas, mau bantuin saya gak?"
"bantu naon?" tanya tukang ojek penasaran.
"anterin ini sampek kerumah abu-abu, pager hitam sama coklat kayu. Rumahnya gaya jaman dulu gitu. Mau ya.." pinta Karen sambil menaik turunkan alisnya.
"anterin apaa?"
"mas gak usah banyak nanyak deh. Udah mau anterin apa enggak gitu aja. Kalo gak mau saya cari tukang ojek yang mau anterin nih." ancam Karen sambil mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana.
"iya deh, siniin barangnya." pinta tukang ojek. Padahal Karen hanya bercanda.
"nih." Karen menyerahkan paper bag berisi kotak brownis buatannya. "jangam lecet, jangan jatuh, harus sampek keorangnya. Namanya Danni Danendra. Kalo gak sampek ke orangnya saya bakal bikin keluhan atas ojek online yang saya pesan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...