12

134 16 0
                                    

Hohohooo.. Update lagii..
Langsung lagi aja yuk jan lama² pakek basa, basi, busuk karena gue gak pakek borak.. -_--

Karen yang sedang duduk-duduk diluar menikmati suasana pagi didepan rumahnya dikejutkan dengan mobil Honda Jazz dan satu mobil sport berada di depan pagar rumahnya. Kemudian pak Zainal membukakan pintu pagar setelah sedikit bercakap-cakap dengan pengendara mobil.

Karen dapat mengenali siapa pemilik mobil sport itu. Danen. Dan mobil itu diikuti dengan mobil miliknya.
Pintu mobil putih milik Karen terbuka dan menampakkan perempuan yang beberapa hari lalu membuat tubuhnya drop.

"hai Karen. Nih kunci mobil lo. Gue anterin mobil lo dengan selamat dan tak ada yang lecet sedikitpupun. Ohya.. Lo keren bisa ngalahin nih es balok berjalan." ucap Cika dengan semangat 45.

Karen mau tak mau harus menjawabnya. "hehehe.. Makasih ya Cika. Duduk yuk." ajaknya kepada Cika dan Danen.

"ayuk aja gue, yuk Dan masuk." jawab Cika sambil menarik tangan Danen.
"sebenarnya lo itu siapa Cika...?"

Danen yang ditarik tangannya oleh Cika hanya pasrah mengikuti arah kaki Cika melangkah.

"oh ya, kalian mau minum apa? Biar dibuatin." tanya Karen kepada Cika dan Danen.

"apa aja yang penting buka campuran sianida ataupun borak." canda Cika, Danen hanya memberi anggukan.

Selagi Karen masuk untuk membuatkan minum untuk Cika dan Danen. Mereka berdua memperhatikan sekeliling rumah Karen.

"ehh... Dan? Lo kemarin beneran tidur dimobil bareng sama Karen ya? Kenapa sekarang jadi diem-diem gini?" tanya Cika yang mulai penasaran.

"lah iya, emang kenapa lo penasaran banget?" tanya Danen tanpa memandang Cika.

"yah abisnya lo aneh banget. Cuek lo dikurangin dikitlah Dan, gak capek apa ngomong dikit doang?"

"engga." lagi-lagi jawab Danen singkat dan tak memandang orang yang mengajaknya berbicara.

"dasar kentut kecoa' ya lo Dan." Cika akhirnya kesal dengan Danen.

"nih diminum, oh ya ini ada biskuit buatan gue, dicoba ya siapa tau suka."
Karen yang datang sambil membawa nampan berisi minuman dan biskuit diletakkannya dimeja.

"oh lo suka bikin biskui ya, kapan-kapan lo mau ajarin gue gak?"

"boleh, mau kapan? Lo disini masih lamakan Cik?" tanya Karen untuk memaatikannya.

"masih ada seminggu sebelum gue balik ke Surabaya."

"yaudah lusa aja sekalian buat malem tahun baru, nanti temen-temen gue pada dateng juga kok kesini. Dateng juga ya Dan, ajakin Adam sama Haykal. Nanti gue minta Vegar sama yang laen buat dateng." pinta Karen. Kali ini karen mulai berani menatap Danen, dan Danen juga membalas tatapan itu.

"iya, nanti gue kabarin kemereka. Eh btw ini biskuit kayak. Pernah liha deh gue, tapi dimana ya?" tanya Danen sambil membolak balikkan biskuit yang ada di tangannya.

"aduh... Lupa gue. Moga aja otak cerdasnya tak berfungsi. lagi... lagi.."
"eh cowok es balok berjalan. Emang lo perna beli biskuit beginian dimana. Gak ada yang jual beginian, ini beneran, sumpah, suer enak. Gaka ada duanya es balok." bantahan Cika membuat hati Karen tenang.

"serah deh." akhirnya Danen mengalah.

Sempat beberapakali Karen terjebak dalam tatapan mata Danen. Matanya yang menyipit saat tersenyum menyimpan tatapan tajam yang sangat disukai Karen.
Caranya Danen tersenyum dapat membuat hati Karen berbunga-bunga.
Suara tawa yang membuat mabuk Karen saat mendengarnya.

°••••••••••°

Setelah kepulangan Danen dan cika siang tadi, malam harinya Karen pergi bersama Ratna, Elen dan Tania untuk membeli semua barang yang dibutuhkan.

Lusa adalah malam pergantian tahun berganti. Apalagi Karen membuat party kecil-kecilan dirumahnya bersama teman-temannya dan Danen dkk.

Sudah banyak barang yang dimasukkan dalam dua troli belanja.
Saat sudah sampai di depan kasir Karen, Elen, Tania dan Ratna baru menyadarinya. "ini beneran belanjaan kita?" ucap Elen.

"iya lah, dari tadi yang langsung comot jajan siapa? Lo sendiri juga nyet." jawab Ratna dengan malas.

Elen hanya dapat mlmenggaruk kepalanya. "hehe.. Pisss.. ✌✌ iya juga yaa.. Kok gue rakus banget." akhirnya Elen sadar diri.

"ha.. Ha.. Nah sekarang lo bayar tuh belanjaan, yang dari tadi belanja kan lo Len." perintah Tania dan diangguki oleh Ratna dan Karen.

"yah, kalo gue yang bayar, tabungan gue habis lahh.. gila ya kalian semua."

Karen mulai menjahili Elen. "dari tadi yang comot jajan kesana kemari siapa? Yang tadi dikasih tau gk bisa siapa? Yang dari tadi bingung milih jajan siapa? Gue? Enggak kan Len?" setelah nengucapkan kalumat itu Karen menyunggingkan senyum kemenangannya.

Elen berjalan dengan malas menuju kasir dengan mendorong satu troli belanja dan satunya lagi didorong oleh Ratna.

" katawa jahat aja terus. awas lo semua."

°•••••°

"yaudah kita pisah disini. Lo sih Ren pakek bawa mobil sendiri. Kan kalo gini gak bisa kumpul lagi." keluh Tania.

"paan lagi ini. Besok juga ketemu lagi bisa. Kaya gue mau pergi jauh aja lo." ucap Karen sambil menepuk-nepuk pundak Tania. "udah lah. Lusa aja kita ketemu. Gue besok ada acara. Gue duluan ya gaes.." Karen berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya.

"kaya ada yang disembunyiin Karen dari kita ya..? Apa perasaan gue aja?" tanya Ratna kepada Elen dan Tania setelah melihat mobil Karen pergi dari parkiran mobil.

"enggak gue juga ada rasa begitu. Nunggu Karen cerita aja lah." saran Elen.

"kalo nunggu Karen cerita kok kaya'nya enggak bakalan ya. Kalian berdua kan tau sendiri, kaya' waktu dulu. Dia suka sama Danen kita taunya setaun setelahnya. Jamuran dah penasaran gue kalo gitu." keluh Ratna dan mendapat anggukan dari Tania dan Elen.

"pulang yuk dah malem juga." ajak Tania.








  *sumpah ini gak jelas.. -_-

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang