"mana.."
"apannya. Dateng-dateng langsung mana."
Fegar yang barusan pulang dari dokter hewan sudah di kejutkan dengan kehadiran Danen di teras rumahnya. Dia tak sendiri. Sudah ada biskuit dan sirup di sebelahnya.
"kado gue."
Fegar yang mengerti langsung mengajak Danen masuk. "masuk deh. Banyak banget soalnya."
Danen hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Fegar.
~~
"ini yang pertama. Kaset yang entah apa isinya gue gak tau. Ini yang kedua. Dan ini yang ketiga. Urus itu kucing. Gue udah pusing dengerin dia meong." ucap Fegar sambil memberikan barang-barang yang dititipkan Karen untuk Danen.Saat tangan Danen meraih botol yang berisi buntalan kertas kerutan di dahinya semakin nampak. "ini apaan coba."
Fegar melirik benda yang dipegang oleh Danen. "gak tau gue. Coba aja lo buka satu demi satu abis itu baca. Kucingnya jadi tanggung jawab lo ya."
Kucing berbulu hitam itu asik di gendongan Danen dengan tenan. Sudah tak terdengar suara menong dari Bobon. "eh Dan, btw itu kucing kenapa gak cerewat lagi ya?"
"mana gue tau. Ini kucing buat gue beneran?" tanya Danen sekali lagi untuk memastikan.
"iya. Namanya Bobon. Doyan makan, tapi pas sama gue di agak susah makannya. Suka main air jadi agak gampang mandiinya. Bawa kesalon kucing aja kalo males mandiin. Jangan di kasih makan ikan."
"oh ok. Makasih. Gue balik. Bye." pamit Danen sambil membawa semua kado yang dititipkan Karen.
"gila ya lo. Datang tak diundang pulang tak diantar. Untuk lo kesayangannya Karen." grutu Fegar saat Danen sudah hilang dari balik pintu utama.
~~
"hai Bobon. Kenalin nama gue Danen.""meong."
"apa lo dah kenal gue?"
"meong."
"gue kayak orang gila tau gak sih ngomong sama lo."
"meong."
Lalu pandangan Danen berpindah pada ponsel hitam yang ada di dasbord
@DanniDan
Makasih kucingnya🐱
Kok warnanya item.
Kata Fegar di cerewet🐱
Lalu tanganmya menekan tombol off. Mobil kembali berjalan membelah kemacetan kota yang sudah hampir gelap.
☀☀☀
"jadi vc sama Karen gak nih?"
"bentaran wifi lagi masalah nih." keluh Ratna yang sedari tadi mencoba menghubungkan jaringan wifi pada laptopnya.
"hahaha.. Hari gini. Masih pakek wifi. Apa guna kuota? Ups.." ejek elen. "nih gue tetring wifi. Paswordnya Elencantek."
"kenapa gak dari tadi begok." ejek Tania yang barusan datang dari dapur sambil membawa makanan. "najis pakek cantek segala."
"eh itu setok cemilan gue buat nanti malem. Idiot sih lo. Udah dibilangin juga. Asss males lah gue." kini giliran Ratna yang jengkel.
Selagi menunggu nada sambung terhubung Tania dan Ratna berusaha membujuk Ratna agar mengembalikan makanan yang disembunyikannya.
Hingga panggilan yang ke-5 sambungan VC itu tak mendapat jawaban.
"Karen enggak angkat. Apa dia masih tidur ya? Disana kan masih pagi buta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...