11

126 17 0
                                    

Gak usah pakek basa, basi, busuk, borak. Yuk cus aja langsung baca. Tapi jan lupa buat Vote.. ⭐⭐⭐💨

"kamu dari mana aja sayang, mama cariin kamu, ditelpon gak aktif, mobil kamu kemana lagi?" baru saja Karen bangun dari tidur siangnya langsung mendapat ceramah dari sang mama, Farah.

"eh mama, kapan balik deh ma.. Sini peluk, Karen kangen sama mama. Mama pergi lama amat sih ma.. Karen juga mau liburan sama mama, papa." rengek Karen dalam pelukan Farah.

"mama mau bicara serius sama kamu Ren." pinta Farah dengan serius.

Karen sudah dapat menebaknya. Ini pasti tentang penyakitnya. "Karen sayang, dengerin mama. Karen harus berobat sayang. Mama sama papa sayang sama Karen, mama gak mau Karen tambah parah. Obat memang membantu tapi gak selamanya obat membuat kamu lebih baik, itu hanya sesaat sayang. Ayo... Berobat ya." pinta Farah dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"ma, Karen udah bilang berapa kali sama mama. Nanti ya ma, aku mau ngejar badai dulu. Aku mau usaha buat dapetin badai. Aku mau seneng-seneng dulu sama temen-temen aku ma. Setelah aku mendapatkan semuanya dan saat itu aku bakalan ikut apa kemauan mama sama papa. Aku janji. Aku juga berjuang ma. Mama doain aku selalu ya ma. Percaya sama aku. Anggap aja aku gak sakit ma." Karen memeluk erat sang mama. Rasanya tak ada pelukan paling hangat selain pelukan Farah, sang mama.

"bener ya sayang. Mama pegang omongan kamu. Sekarang kamu makan, minum vitaminnya ya. Jangan sampai lupa. Mama udah masak buat kamu. Turun yuk." ajak Farah sambil menggandeng tangan Karen dengan erat.

~~~~
"gimana masakan mama, enak?" tanya Farah.

"enak kok ma. Besok Karen mau sup jagung lagi ya ma." pinta Karen, sang mama memberikan anggukan dengan wajahnya yang dihiasi oleh senyum.

"ma, aku mau cerita deh sama mama. Mama tau gak kemana mobil aku? Jadi kemarin aku iseng ikut balapan mobil gitu waktu perjalanan pulang terus.." Cerita Karen terputus karena pandangan Farah yang tajam langsung mengarah kearah Kare.

"Karen sayang, itu bahaya. Kamu kok aneh-aneh sih." nada kawatir terucap dengan jelas dari mulut Farah.

"mah dengerin dulu, jadi kan aku menang ternyata yang aku kalahin adalah Badai. Hebat kan aku ma, mangkanya dari semalam aku sama badai ma. Mama jalang salah sangka dulu..."
Karen menceritakan semuanya kepada Farah tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.

Farah termasuk orang tua yang beruntung karena memiliki anak yang selalu menceritakan masalah kesehariannya kepada dirinya. Karen adalah anak yang selalu ceria. Hidupnya serasa tanpa beban.
Tapi Farah juga merasa menjadi orang tua yang gagal menjaga kesehatan Karen, anaknya. Penyakit yang telah hinggap ditubuh Karen setahun ini menjadi hal yang paling menakutkan, takut apabila Karen dipanggil oleh sang pencipta terlebih dahulu.

"jadi gitu ma.. Bundanya Danen baik banget kan ya ma."

"iya sayang, bundanya Danen baik. Kapan-kapan mama mau ketemu sama bundanya Danen, siapa tadi namanya?"

"tante Tantie ma..." Karen kembali mengingatkan nama bunda Danen.

Farah tersenyum manis kepada Karen. "minum vitamin yuk Ren." ajak Farah.

Obat disini namanya disamarkan menjadi vitamin karena Karen yang memintanya.
Agar Karen tak tampak sakit. Dia juga manusia yang masih ingin seperti kebanyakan orang diluaran sana.

Karen yang saat ini sedang berdiri di hadapan ratusan foto Danen dengan berbagai pose yang diambil Karen secara sembunyi-sembunyi.

"Danen, makasih buat hari ini. Gue seneng banget. Apabila hal itu adalah hal sepele bagi lo, tapi bagi gue itu hal yang cukup besar. Makasih."
Karen juga menulisnya diselembar kertas kemudian jepit pada tali. Tujuannya agar suatu saat nanti Danen tau kalau ada manusia lemah yang pura-pura kuat pernah memperjuangkannya.




Sumpah ini mungkin part terpendek yang pernah gue tulis. Karna gue gak mau ngelanjutinnya, ngetik ini badan rasanya merinding. Haha paranoid lo Thor. Biar😛.
Jan lupa vote, sekali lagi Vote ⭐⭐⭐💨

Ig: d_aaulia

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang