*vote sebelum baca kisah Dane, Karen, dkk.""Ratna, ada Galih disini..."
Sontak Ratna yang merasa namanya di panggil berhenti dari kegiatan makannya. Sedangkan Elen dan Tania memutar bola matanya, jengah. "jangan mimpi deh Kal.."
"oh iya Rat, lo tau bedanya sampah organik sama sampah anorganik gak?"
Adam yang datang lanhsung duduk di sebelah Haykal sudah mengetahui arah pembicaraan Haykal. "Dasar gombalan receh. Hanya orang bodoh yang tanya begituan. Tanya mbak google aja sono Kal.."
Haykal merasa rencana untuk menggombali Ratna gagal karena Adam yang datang dan merecokinya. "lo diem apa mau gue masukin tong sampah."
Adam hanya menunjukan deretan gigi rapinya dan mata yang menyipit dilapis dengan kacamata."Galih ulang ya Ratna.. Ratna tau bedanya sampah organik sama anorganik gak?" tanya Hayka.
"enggak, bentar ya gue tanya mbak google dulu." jawab Ratna sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.
"gak usah repot-repot tanya mbak google, kasihan mbak googlenya udah jawab banyak pertanyaan dari orang-orang. Kalo kamu buang sampah sesuai sama namanya berarti kamu bisa bedain mana masa depan yang cerah dan masa depan yang buruk." saat mengatakan buruk, Haykal melirik kearah Adam.
"napa lihat gue. Gue tau gue ganteng." ucap Adam tak acuh karena asik dengan semangkuk bakso panas yang sudah ada di depannya. Tania dan Elen hampir menyemburkan kuah bakso yang barusan saja diseruput.
Ratna hanya mengerutkan dahinya. "kok gue gak mudeng sama gombalan lo ya Kal." sontak Adam dan Haykal teratawa terbahak-bahak.
"lo cari tempat lain deh mendingan." usir Elen yang sudah tidak tahan melihat tingkah laku Haykal dan Adam.
"oh iya gue punya kabar baik buat kalian semua. Tapi kita harus nunggu Fegar dulu." kalimat yang di lontarkan Haykal mampu membuat Adam yang masih tak acuh, Elen dan Ratna sedikit tertarik dengan kabar itu. "apaan? Kenapa nunggu Fegar dulu." tanya Elen dan Ratna bersautan.
"udah makan aja dulu santai kaya di pantai, tunggu Fegar baru gue kasih tau kabar baik apa yang bakal gue kasih ke kalian."
"sorry telat. Gue ada kabar buruk buat kalian semua." suara nafas yang tak teratur dan kemudian satu gelas es teh yang tandas membuat semua mata yang ada di meja melihat kearah sipelaku. "Fegar itu minum guee..." teriak Alen.
"nanti gue beliin, ini gawat. Lo pada mau ikut apa enggak?" lagi-lagi Fegar mengucapkannya dengan nafas yangvtak teratus khas orang telah berlari.
"ikut apaan? ST? Ya ikut lah.." kali ini Adam yang menjawab di angguki oleh Ratna, Elen, dan Tania.
"Karen kembali Keritis." tiga kata satu tarikan nafas mampu membuat Haykal, Adam, Elen, Tania dan Ratna terhenti dari kegiatannya.
"enggak mungkin." suara kahas seorang lelaki terdengar dari belakang Fegar. "lo bohongkan Gar, Ratna tadi malem masih vidio call sama gue."
Tubuh Danen ditarik untuk Duduk danendengarkan semuanya. "dengerin cerita gue. Jangan ada yang nyela. "keadaan Karen kamarin lusa memang membaik, bahkan dia bisa pergi bareng om Fajri. Tapi begitu paginya saat Karen kemo buat yang kedua keadaanya masih ok. Setelah kemo, badannya mulai gak kuat, nafa dan detak jantungnya melemah. Dan tadi malem saar lo vidio call sama dia, itu keadaan Karen sebelum kemo."
"sekarang giliran lo Kal, kabar baik apa yang mau lo kasih ke kita?" Ratna bersuara.
"bukan gue lagi yang bakal kasuh kabar itu tapi Danen. Buruan Dan. Kabar apa yang mau lo samapikan ke kita." suruh Haykal kepada Danen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...