17

105 14 0
                                    

* Brandon Salim :: Adam Azkantara

Entah lah.. Ini hanya mengerjakan apa yang harus dikerjakan.

¦¦¦
"Karen...." nafas Danen tak beraturan. Namun dengan sigap Danen langsung menuju kasur Uks.
Tangannya menaruh nampan di nakas dan beralih untuk memeluk Karen.

Karen terbaring di kasur dengan mengeluarkan darah dari hidung. Tanpa ba bi bu lagi Danen langsung menggendong tubuh Karen untuk di bawa kerumah sakit.

Danen yang berlari disepanjang koridor menjadi pusat perhatian beberapa siswa yang sedang olah raga dan ada yang mengintip dari dalam kelas.

Fegar yang saat itu tak sengaja melihat Danen berlari sambil membopong tubuh perempuan. Fegar langsung bisa mengenalinya dan beusaha untuk menyamai lari Danen.

"Karen....!" teriak Fegar langsung berlari mengikuti Danen. Persetan dengan rapat OSIS kali ini. Baginya Karen segalanya. Melebihi apaun untuk saat ini.

"Fegar.. Lo masuk bawa mobil gue. Kontaknya ada di saku celana. Ambil buruan!" perintah Danen saat sudah berada di depan mobilnya.

~
Mobil melaju dengan sangat cepat. "kok bisa sih ini bocah pingsan, mimisan lagi.. Aduhh.." grutu Fegar.
Pikirannya saat ini audah kacau.

"gue gak tau, tadi dia bilang laper yaudah gue beliin bubur sama teh anget di kantin. Pas gue balik dia udah tiduran dan mimisan. Buruan dong." jelas Danen. Baju OSIS Danen sudah berlumuran darah. Danen sedari tadi sudah menyumbat hidung Karen dengan tisu namun sama saja. Darah itu terus mengalir.

"lo kenapa sih Ren. Jangan siksa gue dengan cara kayak gini. Lo gak baik-baik aja Karen. Lo sakit."

"dia sakit Dan. Dia sakit parah." Fegar meracau-racau sambil menyetir. Danen sudah mengetahuinya.

Begitu sampai di rumah sakit Danen dengan sigap membawa Karen ke ruang UGD dan langsung mendapat pertolongan dari dokter.

~
Danen dan Fegar sedang berada diruang tunggu depan UGD.
"dia sakit Dan. Sakit parah. Dia gak mau orang lain tau. Dia sepupu gue satu-satunya. Dia deket banget sama gue dari kecil. Dia udah kayak saudara kembar gue." Fegar mengucapkannya sambil menangis. Mukanya memerah.

"gue tau. Leukimia stadium dua-kan? Gue sempet beberapa kali lihat dia pingsan, mimisan. Keluar dari kamar mandi dengan muka pucat." jelas Danen. Fegar yang ada di sebelahnya hanya bisa mengangguk setuju.

Dokter keluar dari ruang UGD dan menghampiri Fegar.
"wali pasien Karenia?"

"iya dok saya saudaranya." tanpa basa basi Fegar langsung bangkit dan menghadap sang dokter.

"bisa ikut saya ke ruangan. Saya perlu bicara. Kalau perlu dengan kedua orang tua pasien."

"orang tuanya lagi diluar negeri dok buat ngurus perobatan dia di German." jelas Fegar.

Danen tekejut ketika mendengar pernyataan yang dilontarkan Fegar. Kembali datang rasa aneh itu muncul di dadanya. Sakit.

~
"baiklah. Pasien sudah masuk pada stadium dua. Pihak keluarga harus segara mengambil tindakan kemo agar sel kankernya tidak berkembang biak semakin banyak lagi. Sel kanker itu sudah hampir keseluruh tubuh. Menyebabkan pasien sering mimisan dan pingsan." jelas dokter dengan jelas. Tak ada yang ingin ditanyakan lagi oleh Fegar dan Danen.

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang