22.. H-2

94 10 0
                                    

"kamu berangkat sama siapa? Mau sama Danen lagi?" tanya Farah saat menemani putri kesayangannya sarapan.

"enggak ma, takut ngerepotin." namun bertolak belakang dengan ekspresi wajah Karen yang senyum-senyum.

"takut ngerepotin apa takut jantungnya gak sehat?" tanya Farah jahil.

"apaan sih ma, papa kemana?"

Farah melihat anaknya dengan seulas senyum. "papa udah ke German buat ngurus semuanya. Mulai dari rumah, dokter, kamar, kemo, semuanya. Ini demi kamu sayang. Nurut ya.."

Karen mau tidak mau harus menuruti semua apa perkataan mamanya. Dirinya sudah berjanji. "iya ma.. Makasih ya.."

Farah yang terkejut melihat respon anaknya.mulai tenang dan senang. Karena Karen bisa sembuh. Pasti!

☀☀☀☀

Dilain tempat Danen hari ini merencanakan satu kejutan untuk Karen sebagai penyemangat untuk dirinya agar dapat melewati penyakitnya.

Selesai mandi Danen bukannya memakai seragam melainkan kaus oblong hitam yang dipadukan dengan kemeja warna putih. Celana pendek sedengkul dan sendal santai.

Danen berjalan menuju dapur untuk sarapan. Disana sudah ada bunda yang sedang menyiapkan makanan.

"bun, Danen gak sekolah dulu ya." ujar Danen sambil duduk di kursi krbesarannya.

"kenapa? Mau balapan lagi. Enggak bunda ijini. Bunda huku-" ucapan bunda terputus.
"Danen mau ngasih kejutan buat Karen, bunda tau kan kalo Karen sakit. Danen mau nyemangatin dia biar cepet sembuh bun."

Bunda yang memang sudah mengetahuinya melalui cerita Danen tersenyum senang. "iya, kalo itu bunda ijinin. Anak bunda suka ya sama Karen?"

"apaan sih bun enggak. Namanya juga temen bun kan harus saling dukung. Ya kan bun?"

Tantie bangga dengan anaknya, walaupun saat diluar dia bisa dingin dan cuek namun saat bersamanya Danen menjadi manusia yang hangat dan menyenangnkan. Tak sia-sia Tantie mendidiknya dengan susah payah seoranh diri. Menjadi bunda sekaligus ayah bagi Tantie memang cukup berat namun Danen memudahkan segalanya. Dia anak yang pengertian.

"iya, udah buruan makan di habisin biar semangat."

~
Danen menjalankan mobilnya ke tempat dimana dirinya pergi pertama kali dengan Karen. Tak butuh waktu lama, kurang dari 1 jam Danen sudah sampai.

Danen mengeluarkan perlengkapan untuk menyanyi, gitar kesayangannya yang berwarna abu-abu pun dibawa, hingga serangkaian alat rekam.

Sambil menyusuri jalan setapak, Danen bersenandung kecil untuk memani perjalanannya.
Hingga samapilah dia di depan air terjun yang waktu itu dapat membuat Karen takjub.

Danen mulai memposisikan kamera dan dirinya dengan background pemandangan air terjun. Jaraknya masih cukup jauh hingga tak akan mengganggu suaranya nanti.

* Hallo Karenia Vatalenia.. Kenalin gue Danni Danendra....
Gue mau kasih hadiah buat lo, ini tanda pertemanan kita..
Gua kasih lo semangat lewat hadiah dari gue. Geu yakin lo anak yang kuat, tapi ini yang mampu gue kasih buat lo..
Dengerin ya..*

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang