Ini gw jujur, udah lama di draft belum ke update karena belum adanya paketan.. #ngakak_aja
Wifi buat rebutan mulu, sekali ada wifi lupa kalo ada kerjaan disini.Langit sudah mulai gelap. Matahari akan pulang ketempat persembunyiannya. Tapi dua manusia ciptaan Allah masih setia duduk manis diatas kap mobil.
Pemandangan langit berwarna oranye dan biru menjadi pusatnya."Dan gue mau minta sesuatu sama lo boleh gak. Ini adalah pesan yang harus lo lakuin buat gue. Kalo nanti suatu saat gue pergi. Gue minta lo jaga semua yang pernah gue ceritakan." Karen, dua minggu lagi akan memulai serangkaian penyembuhan kangker yang dideritanya.
"emang ada apa sih?" Danen tak terlalu menanggapinya dengan sungguh-sungguh.
"gue minta lo, Haykal sama Adam buat jagain temen-temen gue. Ratna, Elen sama Tania. Mereka udah lebih dari sekedar sahabat buat gue. Mereka tau perjalanan hidup gue. Maukan?"
Danen hanya bergumam dan tak berpaling dari pandangannya. Wajah Karen yang sedang menatap langit. Warnanya berubah menjadi gelap dan dipenuhi buntang.
°•••••••••••••••••°
"sayang. Papa sama mama sayang sama kamu. Papa gak terima penolakan. Dua minggu lagi kamu harus ikut papa ke Jernam buat pengobatan kamu. Papa mau kamu sembuh sayang.. Kali ini papa mau kamu nurut sama papa."
Setibanya dirumah Karen benar-benar dikejutkan dengan papanya yang datang dari Singapur. Rama papa Karen sudah menyiapkan segalanya yang dibutuhkan Karen selama di German.
Dokter yang akan menangani Karen marupakan sabat dari Rama semasa SMA samapi kuliah namun berbeda jurusan.
Sesampainya dikamar Karen menjatuhkan tubuhnya kekasur. Hawa dingun langsung terasa pada kulit Karen karena terpaan pendingin ruangan. Dan mata coklat gelap Karen tertutup sempurna.
Belum benar-benar sampai kealam mimpi, ada rasa-rasa yang mengalir dari hidung Karen.
Dengan sigap Karen mangambil tisu yang ada di nakas sebalah kasur."ok. Gua gk bakal ulangin lagi. Jadi gak usah bikin gue susah penyakit. Gue janji bakal ikutin apa kata mama, papa sama dokter." monolog Karen pada tubuhnya sendiri.
Tisu bercap darah berceceran di lantai. Tangannya begerqk untuk mengambil air putih yang ada di nakas dekat kasur sambil bergetar.
"ayo dong tangan. Lo bisa di ajak kerjasama kam kali ini."Mantra yang sering diucapkan Karen selalu berhasil. Walaupun air di dalam gelas sedikit tumpah.
°•••••••••••°
Karen:
Dan, nanti pulang sekolah bisa ketemu gk?Karen saat uni sedang berada di taman sekolah bersama Elen, Tania dan Ratna.
"ciye... Sekarang udah berani chat. Eh gilak itu loock screen udah gitu aja." goda Ratna membuat Elen dan Tania menjadi penasaran.
"emang gambar apa yamg dibuat loock screen sama Karen?" tanya Tania kepada Ratna.
"Gambat kemarin waktu malem tahun baru. Back grown-nya kembang api bagus kok." pernyataan yang dilomtarkan Ratna semakin membuat Tania dan Elen penasaran. Namun Karen sudah menyiapkan jurus seribu langkah untuk berlari.
"haha kejar gue kalo bisa!" teriak Karen dan ketiga sahabafnya baru menyadari kalau Karen sudah tidak ada disebelahnya.
~
"lo bakat ikut altlet lari deh Ren. Nyerah gue. Tapi lo mainnya rahasia mulu sama kita." clodeh Elen sambil mengatur nafasnya.Dalam hati Karen bersyukur masih dapat berlari dari taman belakang hungga ke kelasnya yang ada di lantai dua koridor pertama.
"lo gak berubah sama sekali ya Ren lo emang sahabat gue deh." canda Tania.
"lah kan emang gue sahabat kalaian kalo enggak kenapa gue mainnya sama kalian?" jawab Karen dengan asal.
"tapi gue gak pentes dibilang sahabat kalian, karena gue udah menyembunyikan kenyataan pahit dalam hidup gue. Tapi gue janji. Gak lama lagi kalian semua bakalan tau apa yang gue sembunyiin." dalam hati Karen berkata.
"eh udah duduk. Bentar lagi si tega pak Tegar dateng. Buruan sebelum kena semprot." cecer Elen sambil berjalan menuju bangkunya di ikuti Tania dan Ratna.
°••••••••••••••••°
"oyy Ren..!" suara Danen yang tiba-tiba membuat Karen sedikit terkejut.
"eh gue kira masih lama lo datengnya." ucap Karen sambil memegang erat ponselnya agar detak jantungnya kembali normal dan berusaha menutupi kegugupannya.
"enggak sih. Tadi si Adam sama Haykal gue tinggal. Nanti kalo ikut rusuh mereka." ucap Danen mampu membuat rasa aneh muncul di tubuh Karen.
"oh ya. Gue cuman mau memastikan. Lo bentar lagi ulang tahun ya? Minta kado apa?" tanya Karen sedikut ragu.
"hahaha... Paan sih lo Ren. Gak, gue gak minta kado apa-apa. Doain aja gue panjang umur, sehat selalalu dan lain sebagainya. Btw lo tau dari mana?"
Deg. Mampus lo Ren. "haha.. Gak gue.. Gue.. Oh gak sengaja denger dari gosip anak-anak aja? Bener kan?"
Sebagai jawaban Danen hanya mengangguk setuju.
"yaudah bagaimanapun lo temen gue. Kalo ada yang ulang tahun harus dikasih kado. Jadi nanti terima kado gue ya. Jangan dilihat dari harganya tapi lihat dari perjuangan dan ketulusannya. Ok. Bye. Gue duluan."
Setelah mengucapkan apa yang ingin diucapkan Karen bergegas pergi meninggalkan Danen.Tanpa disadari Danen, senyum simpul terukir di wajah tampan Danen. "entah sudah keberapa kalinya gue nyaman di deket lo."
~
Didalam mobil Karen masih berusaha menormalkan detak jantungnya.
"haduh mampus gue. Gue deg-gegan parah. Aduh.. Minum... Minum...""aduh non kenapa kok wajahnya merah gitu kepanasan? Kayaknya enggak panas deh non kan udah sore."
Tanya pak Ali selaku supir pribadi yang di tunjuk Erwin, papa Karen."pak mama bawain minum gak tadi. Kalo enggak mini market depan berhenti pak. Ayo buruan." perintah Karen, sang supir langsung menjalankan mobil menuju mini market yang dimaksud.
°•••••••••••••••°
Karen sengaja mempersembahkan lagu untuk Danen. Lagu pertama yang dimyanyikan adalah lagu dimana Danen mengiringi Karen bernyanyi saat malam tahun baru.
Vidio tersebut di dapatkannya dari Fegar.Selanjutnya Karen mengutarakan kata-kata yang bentuknya teka teki. Dan di akhiri dengan lagu milik salsa - malaikat baik.
"Hi Danen... Gue mau pamit.. Kalo semisal vidio ini udah lo puter, gue pasti ada di sebelah lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...