*"vote dulu sebelum di baca.."*
"papa.... Kangen..."
"maafin papa ya sayang.. Papa baru bisa dateng kesini.."
Papa dan anaknya sedang sibuk berpelukan didepan seorang mama yang tak dianggap ada.
"ekhem.. Mama gak diajak pelukan?"
"enggak, bosen sama mama terus.."
"mama denger loh.."
Kemudian suara tawa khas peria tua dengan suara matang dan juga tawa seorang remaja terdengar sangat serasi.. "jaga putri kami satu-satunya, tolong mudahkan jalan dia.."
✨✨✨
"lo sih bodo. Ini buat sampah pelastik satu lagi buan non pelastik. Gue colok juga tuh mata biar gak bisa lihat sekalian." geram Adam kepada Hayka yang awalnya menanyakan apa beda sampah organik dan anorganik.
"maksudnya gue tadi mau latihan gombal begok. Kamu bisa bedain sampah organik sama anorganik gak? Lo malah bodo-bodoin gue."
"oh.. Ngomong dong. Emang kalo enggak tau jawabannya gimana?"
"berarti kamu gak bisa bedain mana cowo dengan masa depan cerah sama masa depan suram. Kaya lo, suram." setelah mengucapkan itu Haykal bangkit dari kursi yang ada dikoridor untuk masuk kedalam kelas.
"elah gue ditinggal"
***
"Dan prepare buat besok yok. Tinggal seminggu lagi nih kita otw Bali."Danen yang sedang asik bermain game mobile legends di ponselnya dengan sangat fokus. Bahkan dirinya sudah mengalahkan 18 kali serta membantu 10 kali namun belum sama sekali mati.
Dengan ringan Haykal menjabut ponsel Danen dan. Matilah hero milik Danen. "sialan. Balikin."
"nih... Abisnya gue ajak bicara, lo malah pukul.. Pukul..pukul lagi.. Kekerasan jadi hoby baru lo ternyata."
"hemm.. Bacot."
Kemudian saat pasukan Danen berhasil memecahkan benteng lawan barulah Danen menjawab pertanyaan Haykal. "gue gak ikut ke Bali.""lo gimana sih Dan.. Kan.. Ah gak asik lo mah.."
Sebelum racauan Haykal semakin panjang kali lebar, Danen bangkit dari duduknya. Tak lupa memasukkan ponselnya kedalam saku celana. "gue mau ke Adnen." setelah mengucapkan kalimat tersebut Danen pergi berjalan menuju perpus.
"ke Adnen? German maksudnya? Tunggu gue Dan.."
"lo mau kemana Kal? Ikutan.." teriak Adam yang dengan jalan yang menyerupai lari untuk menyamakan langkahnya dengan Haykal
***
Danen yang bersembunyi di balik tembok tangga menuju lantai bawah. Saat matanya yang telah melihat Haykal dan Adam menuruni tangga, Danen naik menuju lantai selanjutnya. Dimana hanya terdapat ruang eksra seperti studio band, ruang teater drama, tari, dan segala ekstra yang hanya dilakukan didalam ruangan. Kakinya dengan pasti berbelok untuk memasuki salah satu ruanga. Apalagi kalau bukan perpus.Bau buku langsung masuk kedalam indra penciumannya. "kapan terakhir gue kesini?" gumamnya dengan sangat pelan.
Rak demi rak buku terlewatkan, tujuan Danen saat ini hanya satu, yaitu kursi baca paling pojok belakang. Dimana tampat yang langsung terkena hembusan ac, mendapat cahaya paling banyak karena langsung berpapasan dengan dinding yang terbuat dari kaca, tak lupa lubang stop kontak yang tersedia di dinding kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...