42 "Gray in One Color"

71 6 0
                                    

Terasa cukup lenggang jalanan di kota asal Danen. Semua teman-teman Karen ikut bersama Danen untuk melanjutkan hidup. Bersekolah, mengikuti ekstrakulikuler, pelajaran tambahan, dan organisasi yang sebentar lagi akan lengser dari jabatan anak-anak kelas 11.

Kaca jendela diturunkan dan angin terasa sejuk mengenai kulit manusia-manusia yang berada di dalam mobil. "Karen.." suara yang tersamarkan dengan suara beberapa kendaraan yang melintas. "Dia udah ga ngerasa sakit lagi bro.." sambil menepuk pundak Danen.

Sedangkan tiga gadis yang duduk di belakang masih diam mematung sambil berpelukan. "Karen gue Ta... Na.."

Tetania mengusap lengan Elen yang masih saja menangis. Sedangkan Danen tak se-tetes-pun keluar. Dia hanya Diam sambil menatap kosong arah depan. Sambil berkata 'Karen...'

Iya, Karen meninggalkan semua keluarga dan teman-temannya. Karen meninggal dikarenakan terjadinya penyumbatan pada saluran darah menuju otak sehingga terjadi pendarahan yang terjadi melalui hidung

"Danen, ini kunci kamar Karen. Tante ga tau ada apa aja disana. Yang pasti ini bakal menjawab semua pertanyaan kamu. nanti kalo kamu udah sampai Indonesia sempatin mampir ya. Tante sama om memutuskan untuk tinggal disini. Tante mau nemenin Karen disini."

Danen menerima kunci itu dan mengangguk

"Tante pamit dulu. Hati-hati ya perjalanan ke Indonesia. Ikhlas Dan. Tante sama om udah ikhlas. Kamu juga.. kasian Karen kalo kamu kaya gini. Karen udah bahagia."

Danen mengangguk dan memeluk Farah dan bergantian memeluk Rama.

Sedangkan sang bunda masih ingin tinggal di Jerman dikarenakan mengurus Adnen yang ketahuan melakukan banyak bolos kelas serta mengalami penurunan nilai.

Cika datang menuju Jerman ternyata bukan untuk bertemu dengan Danen dengan tujuan buruk, melainkan mengirim undangan pernikahan Cika yang akan dilaksanakan pada bulan April mendatang. Cika mendapat kabar dari Art yang bekerja di rumah Danen kalau sang penghuni rumah sedang tak di rumah dan belum tau kapan akan pulang.
Alhasil Cika menyusul karena waktunya tak lama lagi. Dia harus mempersiapkan segalanya bukan?

Sedangkan Fegar masih ingin menemani Farah untuk melawati hari-hari tanpa Karen.

"Yaudah, gue sama yang lain balik. Atau kita nginep aja di rumah lo kayak biasanya?" Ujar Adam yang masih di dalam mobil.

"Enak aja kalo ngomong. Ini yang cewek gimana?" Protes Fegar.

Danen lebih memilih balik badan dan membuka gerbang untuk masuk tak menghiraukan perdebatan yang terjadi. Dia hanya membutuhkan waktu untuk sendiri, dan menerima kenyataan bahwa orang yang baru saja menjadi tujuan hidupnya sudah pergi.

‰‰‰

Menjatuhkan tubuh di atas kasur dan memandang langit-langit kamar.

Tokk.. tokk..

"Den, ini bibik. Bibik anter makan malem ibuk pesen sama bibik, katanya Aden belum makan malem."

Danen bangkit dan membuka pintu, mengambil makanan yang ada di nampan. "Bibik bikinin minuman kesukaan Aden hot matcha, bibik turut berduka ya Den. Walaupun bibih teh ga tau neng Karen mah kaya gimana, tapi bibik yakin kalo neng Karen pasti cantik dan baik. Bibih teh juga yakin kalo neng Karen sekarang sedih lihat Aden kaya sekarang. Percaya atuh Den, kemaren-kemaren waktu neng Karen masih di rumah sakit ngerasain sakit di semua badan tapi neng Karen tetep bisa senyum sambil nahan. Nah, sekarang neng Karen udah ga ngerasa sakit lagi, bisa senyum tapi ta kalo lihat Aden kaya sekarang neng Karen jadi sedih atuh. Bibik balik ke belakang ya Den, nanti kalo butuh sesuatu Aden panggil bibik wae yak."

Blamm..

Nampan yang berisi nasi, lauk pauk dan hot matcha di letakkan di atas meja belajar. Kaki Danen melangkah menuju balkon kamar, membuka pintu selebar lebarnya, dan mendorong kasurnya menuju luar.
Merebahkan badannya sambil melihat bintang. Beruntunglah, dunia sedang berbaik hati kepada Danen. Mungkin dunia juga tau kalau Danen sedang sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang