Misi 5

153 22 1
                                    

Pagi yang buruk. Karen kali ini telat bangun dan otomatis telat berangkat ke sekolah.
Mobil yang awalnya berjalan dengan lancar lama kelamaan menjadi lambat dan mati. "siall.. Bensin gue habis lagi.. Mama tolongin anakmu..."

Karen dengan kesal keluar dari mobil dan berusaha mencari taxi. Nihil. Taxi banyak yang melaluinya tanpa berhenti.

Rumah Tania dan Ratna beda arah kecuali Elen. "moga aja ketemu Elen.." Karen bermonolog. Badannya sedari tadi tak dapat diam. Jam sudah menunjukkan pukul 07:15 am. Artinya 15 menit lagi gerbang sekolah bakalan di tutup dan tak ada kompensasi bagi murid yang telat. Telat masuk sekolah. Kumpul dilapangan sampai guru piket memberikan izin masuk. Yah kalo gurunya gak kiler paling sejam juga udah boleh masuk walaupun suruh jumputin sampah. Tapi kalo gurunya kiler kayak bu Rosa sang nyonya Fisika dan pak Bambang dengan kumis tebal nan mengkilap. Bisa-bisa masuk kelas nanti setelah istirahat. Atau enggak bersihin dan ngerapiin ruang perpus dulu yang gedenya segaban.

Sudah lima menit Karen berdiri sambil mondar mandir di depan mobilnya. Tak ada satupun manusia yang mengenali dan menemukannyanya di pinggir jalan. Begitupun dengan sepuluh menit yang tersisa. Karen tak ingin tinggal diam.
Karen masuk kembali kemobilnya untuk mengambil barang-barang yang dibutuhkan, kemudian dimasukkannya kedalam tas. "ok udah. Ayo berangkat." puntu mobil ditutup tak lupa dikunci.

Karen berjalan dengan cepat. Bukan, tepatnya berlali dengan tenaga seadanya. Pagi ini dirinya meninggalkan sarapan yang sudah disiapkan oleh sang mama. Hanya sisa-sisa tenaga yang berguna saat ini. Lebay. Biar.

🌪🌪🌪🌪

Gerbang utama sekolah sudah ditutup taklupa di gembok. Penjaga gerbang, Pak Marmin juga tak ada ditempat. "matilah gue. Gue telat lima belas menit. Moga aja guru piketnya baik deh."

Setelah beberapa menit Karen berdiri di depan gerbang sendirian. Lagi SENDIRIAN. Pak Amir datang. "ratu pensi telat?" itu pernyataan apa pertanyaan.

Karen hanya dapat menggaruk tengkuknya ang sama sekali tak gatal dam menunjukkan deretan gigi rapi nanputih di hadapan pak Amir. "maaf pak, tadi mobil saya bensinnya habis. Saya lupa beli bensin pak kemarin." Karen menceritakan kejadian yang menimpanya tadi pagi.

"ya sudah, kali ini kamu bebas. Ke ruang BK dulu, ambil surat keterangan telat. Biar bisa masuk kelas." suruh pak Amir.

"baik pak, makasih." setelah mengucapkan itu Karen langsung bergegas menuju ke ruang BK.

Setelah beberapa menit di dalam Ruang BK, Karen belum dapat bernafas dengan lega. Dirinya harus masuk di jam pelajaran Pak Eko, sang guru Sejara.

Tok..tokkk.tookk..
"permisi pak, saya telat. Izin masuk ya." sang guru sejarah yang diajak bicara oleh Karen hanya diam.
"kenapa kamu bisa telat?" tanya pak Eko yang mungkin sudah sadar. "sekarang kamu ceritakan sejarah hari ini kamu telat dan bulan depan kamu harus memperingatinya. Sekarang."

Hukuman yang aneh memang. Gurunya aja juga aneh. -_-

🌪🌪🌪🌪

Suasana istirahat kedua kali ini sedikit sepi, karena ada latihan anak basket dilapangan. Para murid jadinya menonton untuk memberi semangat para pemain. Khusunya Danen.

Beberapa kertas note warna kuning yang dibawa oleh Karen dan sudah diberisi tulisan dimasukkannya kedalam loker melalui celah udara. "Semoga berhasil."
 

Danen..
Semangat main basket... :)

Danen..
Nanti ikutin kertas warna biru ya..

Danen..
Ikutin aja, jangan ragu.. :)

Itulah sebab dari Karen yang tadi pagi bangun kesiangan. Dia menyusun recana untuk ini.

🌪🌪🌪🌪

Danen yang sudah bercucuran keringat pada badannya, memutuskan untuk menyudahi permainan basket kali ini. Moodnya sedang tidak bagus.
Danen yang sekarang sudah ada di depan lokernya dan kemudian dibukanya loker itu.

Yang pertama dilihatnya adalah kertas note berwarna kuning. "tulisan yang sama dari orang yang sama."
Danen mengambil kertas note itu dan membacanya.
Hingga senyum tipis itu muncul. "caranya unik."

Yang awalnya Danen ingin langsung menuju kamar ganti untuk mengganti kostum basket kembali dengan seragam, ditinggalkannya.
Kaki yang sesuai dengan postur tubuh Danen, berjalan dengan pasti mengikuti arah kertas note itu.

Hingga Danen sampai di persimpangan lorong dirinya sudah tak menemukan kertas note biru itu lagi.
"kak, ini." salah satu adik kelas datang dan memberika kertas note yang sama, beda warna. Kertas pink itu bertuliskan 1, 2 dan panah ke atas.

Kaki Danen kembali berjalan menuju ke lorong dua dari arah Danen berdiri. Lorong dua merupakan lorong yang arahnya ke ruang rapat OSIS yang sekarang tak pernah lagi digunakan.
Danen mendorong pintu dan pandangan yang pertama dilihat dalah proyektor yang mengarah ketembok.

Proyektor itu tersambung dengan laptop hp warna abu-abu sedang memutar film pendek yang isinya semua foto Danen dari masa SMP hungga SMA bahkan acara pensi kemarinpun ada.

Satu demi satu foto itu bergerak beberapa ada quot yang diselipkan, dan gambar screnshot dari ponsel. Semua foto itu merupakan gambar Danen.

Maaf..
Bukan mau
Nge-phpin kamu yg jaun-jauh
Jalan dari loker sampai sini.
Kalo kamu mau tanya aku siapa?
Akulah sikertas note warna-warni itu.
~secret admirer..

"siapa dia sebenarnya?" tanya Danen pada dirinya sendiri.

🌪🌪🌪🌪

Danen yang merasa hidupnya mulai ada yang tak beres. Dengan foto-foto tadi artinya ada pengungtit yang berada di sekitarnya. Danen menceritakan kejadian tadi kepada kedua sahabatnya. Haykal dan Adam.

"seriusan, sampek sebegitunya??" tanya Haykal yang sedikit tak percaya. Danen yang awalnya tak pernah tertarik dengan yang namanya kode perempuan, dan sekarang bisa-bisanya masuk dalam permainan kertas note. Dan entah siapa dalah dari permainan itu.

"kalo gue boleh saranin. Mending lo ikutin aja apa maunya dia. Siapa tau nanti lo jodoh." setelah mengutarakan pendapatnya, Adam langsung mendapat tatapan tajan dari Danen yang sentilan pada dahinya yang dilakukan oleh Haykal. "kalo ngomong suka ngawur. Bener juga sih tapi."
 

Lama kelamaan berada di antara Haykal dan Adam membuatnya jengah.
 

Danen berjalan untuk kembali ke kelasnya 11a5. Karen yang saat itu baru saja keluar dari kelas 11a4 mengarahkan pandangannya ke sosok Danen. "hai Dan." tangamnya melambai ikut mengucapkan kata 'hai'

Danen sempat berhenti untuk membalas sapaan Kare. "oh, hallo." dan kemudian pergi lagi.
Tubuh Danen hilang, memasuki kelasnya.
 
 
 
 

*hahaha.. Akhirnya gue kembali. Gak jadi 15 vote deh. Ada 1 yang nge-vote aja udah hamdallah. Itukan artinya ada yang baca cerita absurd gue. Makasih gue ucapkan buat yang udah baca. Gue gk bisa kasih apa² loh ke kalian yang udah baca. Hehe 😅

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang