Maaf apabila cerita ini mulai ngelantur kemana-mana. Ayo baca!!!
__________
Cahaya matahari menembus masuk kedalam matanya. Karen lama kelamaan mulai sadar, dia ada dimana. Karen menoleh kekanan dan kiri, dan dia mengenal tempat ini. Tanpa sadar Karen melihat laki-laki disebelahnya. "Danen? Jadi?"
Betapa bahagianya Karen yang saat ini berada disebelah Danen yang sedang tidur. Wajah tenang Danen menjadi pemandangan paling indah yang tuhan ciptakan. Garis muka Danen yang terukir sangatlah sempurna. Sitambah dengan paparan sinar matahari pagi.
Ingin rasanya Karen mengabadikan momen ini. Namun sayangnya ponselnya tertinggal semalam di dalam mobilnya.
Hampir tiga puluh menit Karen menatap Danen yang masih tidur menikmati alam mimpi. Wajahnya tenang dengan nafas teratur.
"udah puas belom lihatinnya?" suara Danen yang tiba-tiba membuat jantung Karen bereaksi menimbulkan getaran pada sekujur tubuhnya.
"eh.. Udah bangun?" tanya Karen, dan itu nampak bodoh di hadapan Danen.
"enggak masih tidur." jawab Danen sambil membenarkan posisi duduknya.
Karen benar-benar merasakan gugup. "loh kalo masih tidur kenapa bicara. Mimpi ya lo?"
Danen tertawa. Sekali lagi DANEN TERTAWA akibat kata-kata konyol yang keluar dari mulut Karen. "ya ampun ketawanya aja bikin adem di hati. Ma.. Anak mu benar-benar bahagia. dan ini masih pagi. dikasih ketawanya Danen aja udah senengnya minta ampun. gimana kalo tiap hari."
"oh ya Ren, lo mau turun dulu apa langsung mau pulang?" pertanyaan Danen menyadarkan Karen.
"emm.. Turun dulu juga gak papa kalo lo masih ada kepentingan di luar mending gue pulang aja. Gue bisa naik kendaraan umum." Karen merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan akibat bangun tidur.
"hahaha.. Apaan sih lo. Yadah ayo masuk, ada bunda kok didalem." ajak Danen.
"ini beneran kan Badai-kan? Dia bemeran ngajak gue masuk kerumah, terus ketemu sama bunda-nya. Gak mimpi kan gue?""kenapa bengong. Ayo!"
Setelah Danen mengucapkan itu, Karen membuntuti Danen dari belakang."oh ya Dan, yang masalah kemarin di mall gue beneran gak sengaja nabrak lo kok. Dan gue juga mau minta maaf karna udah buat lo emosi.."
"iya gue maafin." Danen memaafkan Karen. Itu membuat hati Karen bahagia. Teramat sangat bahagia. Hingga senyumnya terukir sangat manis di wajahnya.
"emm.. Makasih."
°•••••••••°
"wahh.. nama yang bagus Karen. Kamu temen sekolahnya Danen ya?" tanya bunda Danen sambil berjalan bersama menuju ruang tamu.
"bun, bunda. Aku mau mandi deh. Itu jangain temen aku." setelah mengucapkan kepada bundanya dengan candaan, Danen pergi menuju kamarnya yang ada dilantai dua.
"iya bunda jagain." ucap bundanya dengan senyum yang tak dapat dibaca oleh Karen.
"kamu mau mandi atau ganti baju gak Ren, tante ada baju kok kalo kamu mau."
"emm gak usah deh tan." tolak Karen dengan halus.
"yaudah, kamu tunggu Danen disini dulu ya, tante mau masak dulu." bunda Danen hendak bangkit. "tante, aku boleh bantuin gak?"
"kamu beneran mau bantuin tante masak? Ayok deh." ajak bunda Danen, tante Tantie.
Karen membuntuntuti tante Tantie menuju kearah dapur. "mau masak apa tan?" tanya Karen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...