18

105 14 0
                                    

* syifa hadju ;;; Elen Elianna


¦¦¦

Dilain tempat Ratna, Elen, Tania, Haykal, Adam dan juga Fegar masih berkumpul di rumah Ratna.
Tujuan mereka berkumpul adalah menyusun rencana untuk Danen dan Karen.

Mereka semua mengetahui kalau Karen saat ini tidak dalam keadaan bail-baik saja. Ditambah lagi Karen akan dibawa ke german untuk proses pengobatan. Tentu saja itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

Mereka semua yakin, bahwa sosok Karen yang berlahan mulai badir dalam kehidupan Danen sedikit membawa perubahan pada dirinya.

"iyalah. Gimana gua gak curiga sama Danan. Dari kemarin gue denger Danen beberapa kali pergi bareng Karen. Ditambah lagi nih ya, Danen itu nungguin si Karen mulu kan dari kemarin. Yakan?" tutur Haykal dan dianggui oleh Adam.

"kalian tau cerita si kertas note?" tanya Fegar setelah Haykal.

Adam dan Haykal saling pandang. "iya tau." jawab keduanya bersamaan. "Karen kan yang ngelakuin. Soalnya gue sempet lihat waktu Karen ngasih kotak bekal di parkiran sekolah lewat anak kecil."

Semua yang mendengar haya bisa mlongo mendengar cerita Adam. Pasalnya Ratna, Elen dan Tania yang menjabat sebagai sahabatnya saja tak manetahui hal itu.

"gue ngerasa gak pentes deh jadi sahabat Karen. Masak gue gak tau masalah sebesar ini dalam hidup Karen. Kalo mungkin kemarin Karen gak dibawa ke rumah sakit dan denger penyakit Karen. Bisa jadi gue taunya Karen sakit dan udah parah banget." tutur Ratna yang hapir terisak. Sedangkan Tania dan Elen hanya mengangguk dengan lesu.

"mending gini aja. Kita lanjutin misi kertas note Karen. Kita bagi-bagi tugas. Karen udah nulis semua kata-katanya di kertas note yang bisasanya dibawa sama dia, kayanya sih. Nanti biar gue ambil di rumahnya. Gimana? Setuju?" usulan yang dilontarkan Fegar terdengar tak terlalu buruk ditelinga Adam, Haykal, Ratna, Elen dan juga Tania.

°••••••••••••°

Hari Senin yang cerah, matahari dengan semangat menyinari langkah Karen yang masih berkutat di kamar rahasianya. Kaki ramping Karen sibuk mondar-mandir, kesana kesini. Mirip seperti setrika cuman bedanya ini abstrak.

Meja belajarnya yang awalnya rapi kembali berantakan dengan berbagai kertas yang berserakan di atasnya. Karen mencari benda yang menururnya sangat penting. Takut benda itu jatuh ketangan orang yang salah.

"dimana sih.. Note gue.. Yah, ini si mama naruhnya dimana. Ditas gak ada, di meja gak ada, di laci juga gak ada. Mau telat ini." sekali lagi Karen kembali mencari dimana dirinya meletakkan note yang sudah terancang semua kata-kata untuk Danen.

Setelah marik satu laci yang sedikit mencurigakan, Karen menariknya untuk membuka. Diambilnya kertas warna warni yang sedikit tebal.
"ye.. Ketemu.." pekiknya senang, namun tak lama tangannya membuka lembar-demi lembar tak ada satupun tulisan tangan Karen. "yaaah.. Zonk deh. Berangkat deh. Telat nanti kena semprot pak Ali lagi." akhirnya karen menyerah mencari keberadaan kertas notenya.

ΠΠΠΠΠΠ
Dilain tempat, tepatnya di parkiran sekolah yang masih agak sepi Adam dan Haykal menunggu kehadiran Danen. Tania berada di depan loker Danen menunggu kabar dari Adam tentang kehadiran Danen karena Tania mendapat tugas untuk menempelkan kertas note itu di pintu loker Danen.

Tak lama Haykal melihat mobil mate black HR-V datang. Memasuki parkiran mobil dengan sangat mulus.

"eh Dam. Noh si Danen udah dateng, buruan si Tania kasih kode." Haykal memberi perintah kepada Adam.

Adam langsung menelfon Tania. "ok. Bentar masih belum keangkat."

"giman? Udah?" tanya Tania yang terdrngar dari speker ponsel.

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang