Jangan lupa tekan 🌟
Semoga kalian suka..
----------------------------------------------Dimana mata terbuka dan kau tepat berada di depan mata. Kau tau betapa bahagianya aku?
Dan kecewa disaat bersamaan..---------------------{}{}{}---------------------
(•ω•)"huaaa... Akhirnya sampai Bali." teriak Haykal dan Adam bersamaan.
Setelah ber jam-jam berada di dalam bus akhirnya samapi juga di Bali. Semua murid kelas 11 keluar sambil berlari menuju kamar hotel untuk istirahat. Jam masih menunjukkan pukul 9:30 am, tapi hari ini memang tak diisi kegiatan. Para murid dibebaskan sebelum penjelahan Bali dimulai besok dari pagi hingga petang.
"lo kamar mana Rat?" suara Haykal menyadarkan Ratna dari lamunannya.
"gue kamar 335 gedung B.""sama siapa aja?"
"ya sama Elen sama Tania lah."
"nanti kalo kangen gue, ada di kamar 334 gedung B."
Tak ada jawaban dari Ratna, karena ia lebih memilih memikirkan Karen yang sedang berjuang. "APA!? Kamar berapa tadi? Ga salah denger nih telinga gue?""gue ada di kamar 334 gedung B, dan gue sebelahan sama lo. Mau ada yang ditanyakan?"
"kok sebelahan sih. Pergi aja sono.." Ratna memukul lengan Haykal dengan brutal, namun sayang kegiatan itu terhenti kala suara batuk dari Tania dan Elen terdengar.
"ukhuk.. Ukhuk.. Aduh kering nih tengorokan."
"iya yang lain pada mikir barang-barangnya eh ada yang ngadem disini."Ratna memicingkan matanya kearah Elen dan Tania. "apa lo pada? Ditungguin dari tadi lama amat."
"ini si kutu kuda satu, lo kan tau dia bawa baju segaban." cibir Tania kearah Elen yang sangat terlihat berlebihan. Satu koper besar, tas tenteng yang lumayan besar juga, dan slingbag berwarna abu-abu.
"kan gue udah bilang. Gak usah buat gue ngulang lagi deh.." ucap Elen sambil menggerai rambut hitamnya. "betewe lo cuman bawa koper mini doang."
"jujur ya Len, kayanya mata lo harus di oprasi deh. Koper segede gini. Punya lo aja yang kebesaran..."
"mulut lo kali perlu di jahit."
Tania, Haykal dan Adam hanya menatap jengah kearah Ratna dan Elen.
---(。・ω・。)---
Siang mulai menjelang petang, sinar matahari masih berusaha menyinari ruangan Karen.
Farah dengan telaten membacakan surat-surat pendek Al-Qur'an di sebelah kepala Karen. Farah sangat yakin kalau Karen mendengar, walau matanya tertutup dan dengan nafas yang teratur.
Jari-jari Karen yang berada diatas perut bergerak gerak. Farah dengan cepat menekan tombol darurat yang langsung terhubung oleh perawat jaga.
Tak butuh waktu lama dokter beserta beberapa perawat datang.---(。・ω・。)---
"enak." Danen sedang bereksperimen di dapur kering milik Adnen. Entah masakan apa yang ia masak, intinya diatas piring terdapat kentang, kacang polong, kacang merah, brokoli, woretel dan daging cincang. Masih terlihat kuah yang berlahan keluar.
Sudah tertata rapi diatas meja makan termasuk tempe yang dicuri Danen saat masih ada dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...