14

107 15 5
                                    

Gue relakan waktu berharga UKK.. Ini demi imajinasi gue yg keleawat kapasitasnya dari batasnya..

Setelah kamerin lusa Karen, Danen baserta kawan kawan memeriahkan malam tahun baru. Dan kemarin Karen kembali bertemu dengan Ratna, Elen dan Tania untuk menceritakan tentang kejadian kemarin lusa. Ok, garis bawahi di bagian Karen jatuh dan meminum vitaminnya dan diketahui oleh Danen.

Mereka bertiga belum mengetahui masalah itu. Masalah Karen tengah mengidap penyakit kangker darah setadium 1. Maka dari itu Karen hanya meminum obat dan sejenisnya untuk mengurai nyeri, mimisan dan pingsan.

Dan saat ini Karen dengan pakaian perginya. Celana kulot satin warna biru dongker dan atasan baju berwarna dengan motif garis abstrak melekat pas di badannya. "mungkin beberapa bulan lagi gue udah gak bisa pakek baju ini." katanya sambil bercermin di ruang tamu.

Ting..tong..
Ting..tong..

Karen dengan terburu-buru membuka pintu utama dan menunjukkan tubuh tinggi kurus di depan matanya. "Danen..!"

"ehh kenapa? Santai dong.." tanya Danen. "udah siap belum?"

"udah, bentar ambil tas."

°•••••••••••°

"ini katanya nganter Cika ke bandara kok Cikanya gak ada Dan?" tanya Karen setelah sadar kalau di mobil ini hanya ada dirinya dan Danen.

"Cika udah berangkat tadi subuh. ikut gue."

"haa? kemana?"

"adalah."

Dan akhirnya keheningan muncul diantara mereka berdua. Lama kelamaan mata Karen rasanya sangan berat untuk melihat dan Karen sudah menguap berkali-kali. Mata Karen tertutup dan masuk ke alam mimpi.

Saat mobil yang dikendarai Danen berhenti di lampu merah pandangan Danen tertuju ke wajah cantik Karen.
Pipinya yang tembem dengan bibir bawah yang agak tebal dari pada bibir atas dan berwarna pink cerah membuat Danen gemas.

Tangan panjang Danen yang biasanya digunakan untuk menyisir rambut kebelakang saat ini sedang menengger indah dirambut coklat gelap milik Karen. "kenapa felling gue bilang lo yang ngasih gue note sama makan tiap hari ya Ren? Dan entah kenapa gue ngerasa ada yang aneh sama diri gue saat ada di dekat lo. Gue ngerasa bebas buat ngungkapin semua yang ada di otak gue.

Gue sejujurnya khawatir sama lo kemarin lusa, gue suka lihat lo panik sendiri, gue suka senyum lo dan gue suka saat lo lagi diam melamun. Wajah lo lucu Ren.."

Kaki panjang Danen kembali menginjak gas untuk kembali jalan. Hingga hampir menempuh 2 jam untuk perjalanan ke hutan. Ini sisilain yang akan Danen tunjukkan.

Hutan ini masih murni hutan, hawa sejuk sehabis hujan membuat dedaunan dan tanah menjadi basah. Aroma daun ashirih memenuhi penciuman. "Ren bangun.." tangan Danen sedikit mengacak-acak rambut Karen agar tidurnya terganggu.

Berlahan lahan mata Karen terbuka. Entah kenapa Danen menyukainya. "hoo.." Karen sedikit terkejut dengan posisi Danen saat ini. Menurutnya posisi Danen sangat dekat dengannya hingga Karen dapat mencium bau parfum Danen. "khas Danen banget.." batin Karen sambil menghirup aroma itu.

"yuk turun nanti keburu gelap jadinya jelek." Danen melangkahkan kakinya keluar dari mobil sambil diikuti oleh Karen di belakangnya.

"ini dimana sih Dan? Lo jangan culik gue ya."

"lo bisa mikir gitu dari mana. Gue mau nunjukin sungai yang bagus banget tapi sayang ini barusan hujan. Moga aja airnya gak gede." Danen berhenti dan menyadari kalau jarak anatara dirinya dan karen cukup jauh. "sini deh tangan lo. Kalo susah jalannya tuh bilang jangan diem aja. Jangan buat diri lo susah sendiri."

Karen menerima uluran tangan Danen dengan parasaan yang masih sama seperti kemarin, jantungnya memompa darah lebih cepat hingga gemuruh itu semakin terasa.
"makasih Dan."

Danen menyadari apa yang sedang terjadi pada tubuh Karen. Tangan Karen rasanya dingin. Tapi entah kenapa juga Danen merasa nyaman saat menggenggam tangan Karen.

Setelah berjalan selama sepuluh menit akhirnya mereka sampai di sungai yang dimaksud. Mata Karen meneliti setiap air yang mengalir. "gila... Jernih banget.. Gue suka!" mata Karen kembali meneliti hingga mata binar Karen menemukan air terjun namun letaknya cukup jauh.
"lo tau tempat beginian dari siapa Dan?"

"gue nemu gak sengaja waktu pulang dari rumah saudara gue. Gue penasaran sama ini hutan dan pas gue menjelajahinya gue nemu ini."

Karen sudah menikmati aliran air dengan menyelupkan kakinya. "dingin ya airnya."

Danen berjalan mendekata dan ikut duduk disamping Karen. "lo beneran suka ya?"

"iya." jawab Karen sambil menatap mata Danen. Gemuruh pada tubuhnya sudah tak beraturan ritmenya..
"Dan gue boleh tau gak. Apa makna temen buat lo?"

Danen masih diam berfikir. "temen ya? Kalo temen sih orang yang datang dengan kebutuhan atau enggaknya dia, beda sama sahabat. Kalo sahabat menurut gue sih orang yang harus tau keburukan, masalah, susah, senang, musuh, ngeseli. Pokonya semua apa yang kita rasain bisa tersampaikan. Mereka selalu dukung dan bilang enggak demi kebaikan kita."

"kalo semisal gue nutupin sesuatu yang besar sari sahabat gue gimana?" tanya Karen lagi. Kali ini pandangan mereka tak saling bertemu melainkan mengarah pada pandangan yang sama. Air terjun.

"kalo menurut gue, itu artinya emm.. Mungkin lo gak pengen teman lo ngerasain yang sama. Tapi kalo yang lo tutupin berbau kesedihan di diri lo mungkin lo gak pengen sahabat lo ngasihanin lo aja kali."

"terus apa arti gue buat lo Ren..?" tiba-tiba pertanyaan itu mencul dari mulut Danen.

Aliran darah Karen semakin berdesir. "kenapa lo tiba-tiba tanya begituan?" Karen memalingkan mukanya. Jujur saja muka Karen sudah memerah hingga keubun-ubun.

"gak sih. Tanya doing."

Karen diam sejenak. "ehh.. Boleh kok. Kenapa enggk? Tapi lucu ya. Kita dulu SMP sekolah barengan tapi gak pernah saling sapa. Gue mau tanya, apa lo dulu kenal gue Dan?" tanya Karen sambil memberanikan nyalinya menatap manik mata Danen.

"lo, Karenia Vatalenia, perempuan berambut panjang sesiku warna coklat gelap sering pakek jedai. Kelihatan cantik waktu pakek kaca mata, apa lagi kalo lagi dibawah sinar matahari, cantiknya nambah."

Karen tercengan dengan pernyataan yang dilontarkan dari mulut Danen. "dia tau gue.."
"lo.. Lo tau gue yang mana? Wah.. Jangan-jangan lo mata-mata ya. Atau lo stalk gue? Hayoo ngakuu..."

"hahahahaha... kaga. pd amat, gue taunya dari Haykal sana Adam"

Karen sedikit kecewa dengan kalimat yang dilontarkan Danen.
Ada yang membuatnya sakit di dada.
Tapi tawa Karen tatap tercipta di muka cantiknya.

Dilain orang. Danen. Merasakan ada yang berbeda dengam hatinya saat mengutarakan kecantikan Karen saat SMP dulu. Danen berbohong kalau Adam dan Haykal-lah orang yang menggosipkan Karen. Danen pernah memandang Karen saat setelah upacara. Dan Danen mengetahui kalau perempuan itu bernama Karen.

Danen dan Karen tak pernah disatukan kelasnya. Menjadi keajaiban kalau Danen tau mana yang namanya Karen.

  
Ok.. Gw tau kalo telat. Kalo udah baca tanggung jawab sama vote.

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang