Hadir......
*Manu Rios :: Haykal Mahendra
** Akhirnya gw nemuin 1 karakter buat ini cerita.. Gw gak bakal bikin karakter buat Karen sama Danen... 😂😂
¦¦¦
"Ren lo gak papa.. Sumpah kita panik banget tadi." tanya Elen.Dengan keadaan yang masih belum sadar Karen berusaha untuk menangkap apa yang dimaksud oleh temannya ini.
"Ren.. Karen... Lo gak papa kan? Jangan buat gue kawatir dong..."
Pandangan Karen berlahan mulai sempurna. "gak mungkin gue pingsan.."
Dilihatnya satu persatu manusia yang ada dihadapannya. "kalian?... Gue.. Gue kenapa?""lo tadi jungkir balik dan terbang..." canda Tania. "ya enggak lah jelas-jelas lo pingsan Karenia.. Lo gak papakan? Lo sehat kan? Gak ada yang sakit kan?" tanya Tania bertubi-tubi.
Karen hanya menggelengkan kepalanya. Hingga matanya tertuju dengan laki-laki berambut badai. Terlihat samar ada kekawatiran yang tergambar di wajah tirusnya dan menambah ketampanannya di mata Karen.
Seolah mata mereka saling memberi jawaban. Danen mengetahui kalau saat ini Karen tak benar-benar baik.
~
Fegar yang ada diluar ruangan uks mengeluarkan keringat dingin. Takut kalau kedua orang tua Karen mengetahui dan yang menjadi bahan amukan adalah dirinya.
Kedua orang tua Karen meminta bantuan Fegar untuk menjaga dan mengintai kegiatan Karen selama disekolah. Dan semuanya dikabarkan Fegar kepada kedua orang tua Karen.Getaran pada ponsel Fegar tak ada henti-hentinya. "Karen.. Lo bikin gue mati untuk kedua kalinya." monolog Fegar sambil mondar mandir kek setrikaan.
Tanpa basa basi lagi, Fegar masuk kedalam dan menemui Karen.
Karen yang mengetahui tatapan mata Fegar langsung menyodorkan tangannya untuk memunta ponsel Fegar.
"iya... Enggak papa... Iya sabar aja.. Udah.. Enggak papa.. Iya..""nih sorry ya Gar.." kata Karen sambil menyerahkan ponsel milik Fegar.
"mangkanya kalo suruh makan tuh makan. Jangan bandel. Gue juga yang kena semprot sama mama papa lo kan?" semua yang ada diryangan terkejut melihat Fegar mengomel."gila Gar. Lo kalo ngomel kayak emak-emak nagih utang." ejek Haykal.
"paan lo..? Udah kalo kalian padam mau balik, balik aja biar gue yang nunggu nih bocah. Kalo enggak nanti emaknya bakal nyincang gue idup-idup bahayakan? Nanti populasi cogan punah."
"woo.. Ngaco.." teriah Tania dan Ratna, Elen hanya mengerutkan dahinya. Sedangkan Danen, Haykal dam Adam hanya geleng-geleng kepala.
"yaudah gue balik kelas aja. Soalnya ini pelajarannya Pak Bagus. Yang ada nanti kalo kita disini malah dikira bolos jamaah dan kita bakalan dapet ceramah ekonomi. Enggak, mual gue nanti." crocos Elen dan disetujui oleh Tania dan Ratna.
"gue juga Dan, Kal. Ini pelajarannya bu Nita. Ibu lo mengerikan kalo lagi ngajar. Udah lah gue mau balik kelas. Lo pada mau ikut gak. Kalo enggak gue mau balik sama Ratna, Elen sama itu si Tania. Yok!"
Tanpa disadari dari mereka semua Fegar memukul jidatnya dengan keras. "aduh.. Bego banget... Gue ada rapat SOSIS ehh OSIS.. aduh gila ini ketua gak sabaran banget sih. Gue berangkat ya. Ren lo kan udah gede, sendirian aja kali ya.. Gue siap dicincang sama Tante Farah. Bye semua...." Tubuh Fegar sudah menghilang dari balik pintu UKS.
"yah lo sendirian aja dong Ren. Yakin lo?" Ratna meyakinkan Tania sebelum benar-benar pergi.
"iya gak papa kok. Udah sana masuk. Nanti ijinin sama Pak Bagus ok.."
°•••••••••••••••°
"gue mau tanya boleh gk?" Karen mengucapkannya dengan hati-hati. Karena manusia yang ada di sampingnya saat ini sedang fokus dengan novel yang ada di kudua tangannya.
"apa?" pandangan Danen tak lepas dari novelnya.
Iya. Danen lah yang menjaga Karen di Uks saat ini. Entah dorongan dari mana saat Danen,Haykal dan Adam sudah berada dalam kelas. Danen langsung pergi meninggalkan Adam dan Haykal dengan beribu tanyan dikepala Haykal dan Adam.
"tadi yang bawa gue ke UKS siapa ya? Ya masak gue terbangkan enggak mungkin." Karen menyelipkan candaan dalam pertanyaannya.
"gue." jawab Danen singkat.
""kyaaaa.... Beneran elo Dan. Gue rela penyakit gue kambuh. Biar bisa digendong lo lagi..."
"eh gue gak beratkan ya Dan? Makasih deh tapi..."Danen menutup bukunya dengan penuh tenaga. "lo mau cerita sesuatu gak Ren. Gue gak yakin lo baik-baik aja."
"mampus lo Karenia."
"apa gue kalo cerita ke lo, lo bakal tetep jadi temen gue? Lo gak bakal pergikan dari gue? Gue gak suka di tinggalin.""eh tenang aja.. Gue setia kawan kok. Sini cerita sama gue."
"hehehe... Belum saatnya Dan. Nanti ya. Gue bakalan cerita kalo masih ada kesempatan. Eh Dan gue laper."
Ucap Karen sambil memukul-mukul perutnya pelan. Pengalihan pembiacaraan Karen berhasil.Untung Danen peka. "iyalah orang pingsan lama juga. Bentar gue beli."
Selagi Danen pergi Karen mengambil ponselnya yang ada di nakas. Membuka camera.
"hi kalian semua.. Kususnya elo Dan. Makasih udah mau jagain gue siang ini. Gue mau cerita nih kenapa gue pingsan. Gue kena penyakit leukimia setadim 1.. Emmm enggak deh kayaknya udah masuk 2. Tapi gue gak yakin karna gue belum cek lagi ke rumah sakit. Gue hanya mengandalkan obat yang disaranin sama dokter.
Gue mau berobat ke German seminggu lagi. Gue udah minta Danen buat jagain kalian Rat, Len, Tan. Enggak Danen doang kok ada Haykal, Adam, Fegar , Tama, Alan.
Kalian semua baik-baik tanpa gue ya. Jan lupa bahagia. Anggep aja gue masih sama kalian.
Doain gue biar gue sembuh dan kebali lagi sama kalian.
Biar gue bisa ngejar cinta gue. Kasih tau gue tentang Badai. Jangan sampek Badai jatuh cinta sama orang lain. Cukup gue.
Jangan biarin orang lain ngejar cintanya Badai, cukup gue.
Jangan bilanh apa-apa sama badai. Biar namti ge sendiri yang cerita ke Badai.
Eh gilak lama banget ya gue pamitnya. Iyalah irang pasan gue banyak banget. Udah deh. Bye..."Dalam vidio itu Karen berusaha dengan susah payah agar air matanya tak keluar. Sesekali tawa Karen hadir namun tak lama.
Dilain tempat ada yang mendengar samar-samar tentang pembicaraan Karen dengan ponselnya.
"leukimia, stadium dua. Jadi?"
Danen belum benar-benar pergi ,karena lupa tak menanyakan mau makan yang berkuah apa mau bubur ayam? Dan minumnya mau air putih apa teh anget.
Dan belum sampai diambang pintu Danen mendengar semuanya hingga pembicaraan Karen berhanti. Niat awal berubah. Seketika Danen berbalik dan berlari menuju kantin untuk membeli bubur ayam dan teh anget. Garis bawahi di bagian LARI.
Hatinya kalut. Serasa ada yang menyerangnya dan juga ada yang aneh. Ya Aneh.
°••••••••••••••°
Setelah mendapatkan bubur ayam dan teh anget. Danen kembali berlari namun tak secepat tadi. Takut makanan dan minuman yang ada di nampan jatuh. Dan akhirnya Karen gak makan.
"Karen.." panggil Danen begitu sampai di ambang pintu.
Dengan nafas yang masih belum teratur. Tangannya dengan erat memegangi gagang nampan.Ada apa dengan Karen..?
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With "BADAI"
Teen FictionBadai: "menjadikan mu sebuah bagian dalam hidupku, walaupun sesaat bukanlah sebuah kesalahan dan menjadikannya penyesalan. Kamu adalah sosok manusia yang tak dapat aku diskripsikan. Semoga kamu bahagia disana." Karen: "aku memang berhasil memilikimu...