34

89 9 0
                                    

I'm comeback!!

👥👥👥👥

Matahari pagi di Bali nampak tak ingin muncul, sama halnya dengan dengan Ratna, Elen dan Tania yang masih asik bersembunyi di balik selimut.

Dan dilain tempat, Adam, Fegar dan Haykal sudah memiliki rencana yang licik.
Dengan sedikit rayuan di meja resepsionis subuh tadi demi meminta kunci cadangan.

Pintu sudah terdengar ting.. tanda pintu terbuka. Senyum Adam semakim merekah, kala melihat Ratna yang masih tertidur dengan lelapnya. Tapat ditengah antara Tania dan Elen.

Sedangkan Fegar dan Haykal menatap ketiga gadis itu dengan jijik. Melihat posisi tidur mereka yang.. tidak dapat dikatan layaknya wanita.

Dengan panci dan sutil di tangan Haykal, dua tutup panci di tangan Adam dan water spray di tangan Fegar. "1... 2.... 3...... Seranggg!!" Ucap ketiganya secara bersamaan..

"Kebakaran.....!!"
"Kobong... Kobong......."
"Tenang, pemadam dateng...!!!"

Ketiga perempuan itu bangkit sambil berteriak dan berlari terbirit-birit. Ratna yang pergi menuju balkon, Elen ke kamar mandi dan Tania keluar. Beberapa siswa yang sudah siap keluar memandangi Elen dengan berbagai tatapan.

"ADAMMMMM,"
"HAYKALL..!!!"
"FEEGAARRRRR!"
"Mau mati looo! Sini gak!!!"

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Tidur Ren, gue balik ke tempat Adnen dulu, lo baik-baik sampek gue dateng lagi ya, besok."
Danen, bukanlah Danen yang dulu-dulu lagi. Lelaki itu sudah dapat mengatur cara bicaranya kepada orang-orang, khusnya Karen saat ini. Danen yang memiliki senyum maut handalannya untuk menggoda Karen, hanya agar semu merah jambu pada pipi Karen muncul.

Karen yang dipesani begitu hanya dapat mengangguk senang. "Hati-hati di jalan."

Setelah kepergian Danen, dengan buru-buru Karen meminta ponselnya pada sang ayah, Rama.
Begitu mendapatkannya Karen menekan icon vidio call pada contact Ratna. Karena dari ketiga sahabat Karen yang paling teliti membawa ponsel dan paling bener hanyalah Ratna.

Menunggu beberapa menit. "Halo.." sapa Karen dengan senyum yang sangat merekah.
"Karennn,, gue dikerjain sama tiga cecunguknya Danen. Danen masi disana ga? Gue mau ngadu.."

Karen hanya tertawa bahagia. Kamera pada ponsel Ratna di putar kamera belakang, dan menampakkan adegan adu pukul dan mulut antara Elen, Tania dan tiga lelaki.

Tawa Karen semakin pecah, kala melihat manusia-manusia itu menengok kearahnya. "KARENN AYAMMM.."

Karen menutup mulutnya, karena tertawa semakin kencang. "Apa kabar kalian semua?"

"Baik dong!!" Ingin rasanya Karen berteriak senang seperti para sahabatnya, namum sepertinya jangan dulu.

"Kok seneng banget gitu muka lo Ren?? Tanya Elen yang sudah benar-benar kepo. Sedangkan yang ditanya hanya senyum-senyum gaje sambil bilang "gue seneng aja ketemu kalian."

"Gimana, udah baikan? Sehat bener tuh kayanya."
"Iyalah sehat, kan ada mas badai yang selalu nemenin. Ya gak Ren" goda Fegar dengan alis naik turun handalannya.

"Apaan coba, gue gorok tau rasa lo." Mereka semua tertawa terbahak-bahak. "Udah dong sehat belas-belas kali lagi kemo terus lihat hasilnya nanti gimana. Hebat kan gue?" Ucap Karen sambil menggebu-gebu senang.

Tania langsung membulatkan matanya dan mengeluarkan suara melengking "WHAT!!"
"Itu masi lama Ren."

"Gilak, telinga gue bisa pecah." Keluh Haykal,
Fegar yang sudah sangat merindukan Karen memberi kode dengan jarinya untuk nanti bercakap-cakap. "Kalian pada di Bali ya? Seru banget kayanya."

Falling In Love With "BADAI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang