Aku tidak bisa berpikir jernih sekarang, apalagi ketika melihat mata kelabu yang sedikit demi sedikit berkabut itu. Ini tidak mungkin, apakah ia pasanganku? Aku belum siap bertemu dengannya. Liz telah meloncat-loncat dengan girang di pikiranku, dan aku masih belum bisa mencerna ini semua. Pelukannya di pinggang ku terasa hangat, dan jiwa ku terasa penuh. Seperti banyak kupu-kupu berterbangan diperutku, dan aku merasa sangat lengkap.
Tapi ini tidak boleh, aku belum siap bertemu dengannya. Satu-satunya cara adalah bertanya terlebih dahulu siapa pria ini? Apakah ia Alpha Darren?
"A-alpha Darren?" aku bertanya ragu, dan di balas dengan geraman lembutnya.
Itu bukan jawaban. Dan lebih baik aku melepaskan diri terlebih dahulu. Aku memegang lengannya yang berada di pinggangku, keras, berotot, dan sangat liat, itu sanggup membuat ku merinding.
Aku beralih mendorong dadanya yang sama berototnya, membuatnya menggeram dan semakin mempererat pelukannya. Kepalanya yang berada dicerukan leherku memberikan beberapa kecupan di sepanjang garis leherku. Aku menahan desahan yang ingin keluar dan kembali mendorongnya.
"A-aku rasa, sebaiknya kita berbicara terlebih dahulu" ucap ku gelagapan
Ia menggeram dan menatapku tajam
"Membicarakan apa? Kau sudah jelas milikku" suara husky nya berucap tegas, membuatku bergetar."T-tunggu sebentar, aku tidak mengenalmu. Kumohon lepaskan pelukan ini sebentar saja"
"Kau akan lari dariku seperti kejadian semalam"
Aku membeku. Apa maksudnya kejadian semalam? Serigala hitam semalam?
Aku menggeleng pelan, dan ia melonggarkan pelukannya. Aku menggunakan kesempatan itu dengan mendorongnya menjauh, dan berlari menuju halaman belakang. Semua orang yang kini sedang menyantap makanannya menatap ku heran. Aku berlari ke arah mom yang sedang berdiri dan memeluknya, bersembunyi di belakangnya.
"Alice, apa yang terjadi sayang?"
Aku menggeleng pelan, lalu semakin beringsut di belakang tubuh mom ketika melihat pria itu keluar dari pintu belakang dan berjalan mendekat. Matanya menatapku tajam, dan rahangnya mengeras.
"Alpha Darren"
Mom membungkuk hormat, diikuti dad, dan Tetua Pack yang langsung menaruh sendoknya dan membungkuk hormat. Jadi dia benar-benar Alpha Darren? Pria berumur dua puluh tujuh tahun itu?
Ia berjalan mendekat ke arah mom, lebih tepatnya ke arahku, dan aku langsung berlari menuju dad lalu memeluknya dan bersembunyi dibelakangnya.
"Sweetheart, apa yang terjadi sayang? Beri hormat pada Alpha Darren"
Aku menggeleng dan menyembunyikan wajahku di punggung dad, menghiraukan ekspresi bertanya-tanya miliknya.
"Dia milik ku" suara husky milik pria itu, lebih tepatnya Alpha Darren, kembali berucap.
Dapat kulihat seluruh yang ada disini, terkejut dan menatap ke arahku dengan pandangan tidak percaya. Mom dan dad pun membuat ekspresi yang sama.
"Kau pasangan Alpha Darren sayang?"
Aku tidak ada pilihan selain mengangguk kaku, menatap dengan tajam Alpha Darren kalau-kalau ia berlari kesini dan berusaha menangkapku.
"Lalu kenapa kau bersembunyi?" dad bertanya heran dan berbalik untuk melihatku.
Aku menggeleng tidak tahu dan kembali memeluknya erat, menyembunyikan wajah ku di dada dad, tanpa mau membalas tatapan menuntut Alpha Darren. Dad mengelus rambut ku pelan, membuat ku perlahan-lahan tenang.
Suara deheman berhasil menarik atensiku. Aku mendongak dan melihat Alpha Edward sedang menatapku sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By The Alpha
Werewolf(UNDER REVISION - Ditulis sebelum mengetahui banyak tentang tata bahasa dan cara menulis yang benar) **** "We can't fight the destiny." - Alicia Thompson **** Alice tidak suka di kekang, ia adalah gadis yang memiliki jiwa bebas. Sebab itulah ia ti...